Chapter XCV (Mark's Hidden Memory No. 5)

Start from the beginning
                                        

Iya.

Seluruh orang yang berhubungan dengan Project X yang diterapkan pada Haechan... ditemukan tewas.

Tanpa sisa.

Dan tanpa jejak maupun bukti dari sang pelaku penghilangan nyawa tersebut.

Sebuah masalah yang membuat Jaehyun jatuh dalam rasa depresinya yang semakin menjadi, hingga tidak menyadari sosok Taeyong telah masuk ke ruang kerjanya yang sangat berantakan tersebut.

"Yeobo...?"

Baru ketika suara lembut dari Taeyong menyapa telinganya, Jaehyun segera menghapus segala pergejolakan emosi yang begitu kentara menghiasi wajahnya, demi memaksa sebuah senyum tipis agar terlukis di bibirnya; berharap dengan semua itu, Ia tidak membuat Taeyong lebih khawatir akan kondisinya.

Yang sayangnya langsung gagal, ketika Taeyong sama sekali tidak ada niat untuk menunda pergerakannya, dengan langsung menghambur pada Jaehyun dan memeluknya begitu erat.

"Hei..." panggil Taeyong seraya mengelus surai Jaehyun pelan, "Jangan menyalahkan dirimu sendiri, oke?"

Tidak...

Taeyong...

Kau tidak mengerti...

"Aku akan selalu berada di sampingmu," ucap Taeyong lagi sambil memposisikan wajah Jaehyun agar beristirahat di pundaknya, "Karena itu, kita harus kuat untuk melaluinya bersama-sama," lanjutnya sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Jaehyun, "Demi Mark kita, oke?"

Dan elusan Taeyong pada punggung lebarnya itu pun, semakin membuat Jaehyun tidak sanggup lagi untuk keluar dari jurang rasa bersalah maupun penyelasan yang begitu mengakar di hatinya, hingga tangis memilukan adalah satu-satunya hal yang mampu Jaehyun lakukan saat ini, di tengah pelukannya pada Taeyong yang semakin mengerat, sebagai pelampiasan dari permintaan maaf yang tak kunjung putus untuk terucap di bibirnya.

***

Ten menyaksikan segalanya.

Bagaimana setelah Mark menemukan bila Haechan tidak memiliki kemampuan untuk mengingat dirinya berkat kegagalan Project X yang menimpanya, disertai efek samping mengerikan berupa reaksi ekstrim saat ingatannya tentang mereka terpicu, langsung mengubah sosok Mark yang begitu rapuh saat berperan sebagai Minhyung, menjadi sosok pembunuh berdarah dingin dalam identitasnya sebagai Azure.

Malam yang kelam itu, seakan mengingatkan Ten akan perilakunya di masa lalu. Ketika dengan kedua bola matanya sendiri, Ia benar-benar menyaksikan bagaimana sunyinya tindakan Mark untuk menyelinap masuk ke sebuah ruangan rahasia yang begitu tersembunyi di sudut Markas SSIA, hanya demi melancarkan segala aksinya untuk membunuh siapapun itu yang berkaitan dengan Project X yang menelan Haechan sebagai korban.

Tanpa ampun.

Tanpa belas kasihan.

Tanpa sisa sama sekali.

Benar-benar pembantaian yang begitu tenang, hingga Ten pun ragu SSIA mampu menemukan jati diri dari pelaku penghilangan nyawa tanpa basa-basi tersebut, terlebih alter ego Mark sebagai Minhyung tentunya tidak akan membiarkan semua itu terjadi.

Dan... ya, Ten bahkan tidak ada niatan untuk menghalangi semua itu.

Sebab Ten pun juga tidak mau bersikap munafik, dengan menolak rasa murkanya akan perilaku biadab dari Jaehyun terhadap buah cintanya bersama Johnny.

Maka dari itu, ketika Mark mampu menyelinap secara sempurna di balkon ruang kerja Jaehyun di Kediaman Jung, dalam pantauan secara diam-diamnya Ten hanya menyaksikan, bagaimana dinginnya ekspresi Mark saat mengacungkan tangannya yang terhiasi pistol tersebut, dengan bidikan yang mengarah pada Jaehyun tanpa keraguan sama sekali.

ReverseWhere stories live. Discover now