"Kembali kepada pertanyaanmu yang mempertanyakan keegoisan pemimpin. Tidak usah berkata jauh, kau seharusnya mengingat kalau aku jugalah korban dari keegoisan pemimpin" Naruto kembali teringat dengan cerita Athena yang menceritakan bagaimana dirinya terpisah dengan sang putri yang merupakan seorang manusia.

"Namun sepertinya kau tidak tahu kalau ada yang jauh lebih malang nasibnya daripada diriku, dia adalah sang dewi perburuan, kesuburan dan bulan The Goddest of Moon, Artemis" Naruto memiringkan kepalanya.

"Maksudmu dewi yang tadi kau ucapkan perpisahan sesaat sebelum kedatanganku?" Tadi ia sempat mendengar percakapan mereka sekilas dan tidak ingin menganggu pembicaraan mereka. Itu sangat tidak sopan.

"Kau ben-tunggu! Berarti kau sudah datang sedari tadi sebelum mengagetkanku?" Athena menatap Naruto dengan pandangan menyelidik.

"Sebenarnya aku tidak terlalu mendengar apa yang kalian bicarakan. Tapi sangat tidak sopan jika aku langsung menyapamu disaat kalian sedang berbicara" Athena menerima alasan Naruto. Uuuh dia tidak tahu seberapa besar kekuatan Naruto, tapi ia bisa menjamin kalau dia adalah orang yang kuat karena kehadirannya tidak bisa dirasakan kalau saja Naruto tadi tidak menyapanya.

"Dewi Artemis yang tadi kau lihat, jauh memiliki nasib yang malang daripada diriku" Naruto mengerutkan dahinya mendengar ucapan sang dewi.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Athena tersenyum sedih mengingat tangisan dewi bulan dipelukannya beberapa puluh abad yang lalu. Itu masih sangat terasa seakan-akan kejadian tersebut baru terjadi kemarin.

"Mungkin kau mengetahui kalau putriku masih hidup diluar sana, meskipun aku tidak tahu keberadaannya dan dirinya masih membenciku. Tapi Emi tidak seperti itu, kekasihnya dibunuh didepan matanya sendiri oleh adik kembarnya sendiri, Apollo beserta Zeus karena tidak sudi dewa bersanding dengan Manusia" Seketika Naruto membeku mendengar itu. Dibunuh didepan matanya sendiri?

"Sebenarnya aku juga memiliki pertanyaan yang sama denganmu Naruto atas apa yang menimpaku dan saudariku Artemis. Tapi aku sudah menemukan jawabannya meskipun membutuhkan waktu yang sangat lama" Naruto mendengarkan dengan seksama.

"Para pemimpin terpengaruh oleh 3 hal. Harta, tahta dan wanita. Ketika mereka sudah mendapatkan hal itu maka mereka yang tamak akan melakukan segala cara untuk melindunginya meskipun ia tahu perbuatannya sangatlah salah"

"Lihatlah dirimu yang dijadikan sebagai korban untuk melindungi kekuasaan para tetua didesamu. Poseidon yang sangat menginginkan putriku untuk memuaskan nafsu bejatnya dan Artemis yang kehilangan kekasihnya karena Zeus tidak ingin dipandang buruk karena memiliki menantu seorang manusia. Itu sudah menjadi bukti yang cukup kalau orang-orang yang memiliki ketiga hal tersebut akan melakukan segala cara agar hal tersebut tidak hilang" Naruto terdiam mendengar pendapat dari sang dewi kebijaksanaan. Sang dewi benar. Ungkapan dari Athena adalah jawaban yang ia cari dari dunia shinobi hingga tiba didunia ini.

Suara angin sepoi-sepoi terdengar dikeheningan antara mereka. Mereka berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Pembicaraan ini nyatanya sangat menyakitkan untuk dibicarakan karena mereka berdua adalah korban dari keegoisan seseorang yang terlalu paranoid.

.
.
.
.
.

Medusa menatap kaca yang memantulkan perawakan dirinya. Tidak ada yang berubah. Yang terlihat hanya seorang monster ular dengan total panjang tubuh 3 meter dengan kuku panjang yang terlihat tajam. Rambut ularnya mendesis pelan seolah-olah mengekspresikan suasana hatinya. Satu hal unik yang ia ketahui selama menjadi siluman ular adalah rambut ularnya mengekspresikan keadaan hatinya. Hal tersebut juga membuktikan mengapa setiap kali ia marah maka para ular di rambutnya akan ikut mendesis ganas untuk memberikan intimidasi kepada lawannya.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now