Terlihat Aza menghembuskan napasnya perlahan. Jantungnya berdegup tak karuan. Rasanya campur aduk saat El bilang mau mengajaknya untuk bertemu Mommy dari cowok itu. Saat sampai di hadapan Anggi dan El, Ia menatap sang Bunda dengan tatapan khawatir. Anggi yang paham akan kekhawatiran putrinya mencoba untuk memberi semangat.

Bukan khawatir akan hal apa, tapi Ia hanya belum siap untuk bertemu dengan Mommy El. Lagi dan lagi, cowok itu membuat jantungnya hampir mlorot ke lambung.

"Gapapa, Mommy-nya El ngga akan gigit kamu!" canda Anggi yang semakin membuat Aza mengerucutkan bibirnya sebal. El yang melihat raut menggemaskan Aza, terkekeh pelan.

"Bener kata Bunda kamu, Mommy ku ngga akan gigit, palingan cuma nyakar doang!" Aza melotot mendengar pernyataan El.

"Canda doang, Ayang!" cengirnya tak berdosa. Lagi-lagi Anggi di buat geleng-geleng kepala oleh kelakuan dua sejoli itu. Setelahnya, El dan Aza berpamitan kemudian mencium punggung tangan Anggi.

"Ya sudah, kalian berangkat, gih! Titip salam sama Mommy kamu, ya, El!?" El mengangkat kedua jempolnya.


Di dalam mobil hanya di isi keheningan oleh keduanya. Tak ada satupun dari mereka yang berniat memulai pembicaraan. El yang memang tak pandai dalam memulai percakapan, disandingkan dengan Aza yang saat ini dalam keadaan gelisah. Tangannya berkeringat dingin. Sedikit alay, sih.

"Kamu masih ragu buat ketemu Mommy aku?" tanya El ragu.

Aza menoleh, "apa yang membuat kamu yakin, untuk bawa aku ketemu sama Mommy kamu? Apa karena perkataan ku kemarin?"

El terdiam cukup lama membuat Aza mengalihkan pandangan ke arah jendela yang menampilkan pinggiran kota Jakarta. Ia kembali menoleh saat El bersuara.

"Kamu masih ngga yakin sama aku?" alih-alih menjawab, El justru balik bertanya pada Aza.

Gadis itu menghela napas pelan, "kalau iya kenapa? Aku hanya memastikan saja!" tanya gadis itu lagi membuat El terdiam untuk kesekian kalinya.

"Maaf kalau aku menyinggung kamu." kata Aza lagi sembari menunduk. El hanya tersenyum menanggapi.

El juga merasa bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa Ia ingin sekali mempertemukan Aza dengan sang Mommy. Kemarin, tak sengaja Ia meninggalkan ponselnya di ruang keluarga. Sheera yang notabenenya memiliki jiwa kekepoan yang luar biasa, membuka ponsel El yang baru saja memunculkan sebuah notice. Mata Sheera melotot, bibirnya tertarik membentuk senyuman.

Semenjak saat itu, Ia sering kali menggoda sang kakak. Bahkan tak segan menghidangkan di depan sang Mommy. Alhasil, Kaila mengutusnya untuk mengajak Aza main ke rumah. Dan entah kenapa, El mau akan hal konyol yang dilakukan Mommy serta adiknya.

"El, boleh kita mampir sebentar ke toko kue?" El menoleh kemudian mengangguk.

Setelah sampai di toko kue, Aza bergegas turun tanpa menunggu El. Seolah lupa bahwa Ia kesini tak sendirian. El yang melihat sang gadis berjalan memasuki toko itu hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala. Ia menyusul setelah sadar dari lamunannya.


--



Kini keduanya sudah berada di sebuah rumah klasik bernuansa putih yang tampak elegan, dengan halaman luas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kini keduanya sudah berada di sebuah rumah klasik bernuansa putih yang tampak elegan, dengan halaman luas. Berbagai jenis bunga tertata rapi di dekat air mancur yang terdapat di taman. Aza memandang takjub sekelilingnya. Meskipun Ia tau, perbandingan antara rumahnya dan rumah El sangatlah sedikit. Namun, mata berbinar Aza tak mampu menyembunyikan keindahan rumah El.

El yang melihat Aza masih di tempat, dengan cepat memanggilnya. "Za, ayo masuk!" ajaknya seraya menggandeng mesra tangan mungil Aza.

Dengan kondisi jantung yang tak henti-hentinya berdetak. Eh? Meninggoy dong? Bercanda.

Dengan kondisi jantung yang berdetak lebih cepat dari sebelum-sebelumnya, Aza memberanikan diri untuk mengikuti langkah El. Aza memejamkan mata kala suara lembut seseorang menyapa indra pendengarannya.

"Kamu menepati janji, El!" ujar Kaila terkekeh menatap sang putra.

El mendengus, "mana pernah aku ingkar janji?" sontak hal itu membuat Aza membuka mata dan menatap sosok perempuan anggun di depannya. Ia balas tersenyum kala wanita muda itu tengah tersenyum hangat ke arahnya.

Cantik. Satu kata yang dapat Aza ucapkan saat melihat ke arah Kaila. Ia berjalan mendekati Mommy El dan segera mencium punggung tangannya. Hal itu membuat Kaila semakin mengembangkan senyumnya.

"Selamat pagi, Tante. Maaf pagi-pagi begini mengganggu." sapa Aza kikuk.


-+

<<TO BE CONTINUE>>

sedikit molor dari jadwal update, tapi gapapa. ini adalah stok draf yang terakhir, tapi In Sya Allah aku akan tetap konsisten update.

sekian, terimakasih:)

Next or lanjut?

See u.

©pict by Google^^

ElanoWhere stories live. Discover now