Chapter XCI (Mark's Hidden Memory No. 1)

Start from the beginning
                                        

"Sial."

"..."

"Aku tidak menyangka rencanaku akan menjadi sekacau ini."

"..."

"Kau tahu?"

"..."

"Kau membuatku sangat marah, Seo Haechan."

"..."

"Apa maksudmu kau akan menikahi Sungchan, huh?"

"..."

"Kau pikir setelah kau berhasil membuatku jatuh begitu dalam padamu, kau bisa lepas begitu saja dari genggamanku?"

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Sialan."

Mark sengaja melepas seluruh pegangannya pada Haechan seketika, di saat Ia merasa bila kewarasannya tidak mampu menampung kemurkaan yang masih saja menggerogoti benaknya, dengan sengaja menendang sebuah tong sampah di ujung bangku begitu kuat, sebelum berjongkok dan mencengkram surainya sendiri sangat frustasi.

"Sialan!"

Di sela-sela umpatannya tiada henti itu, Mark lagi-lagi terkekeh.

"Kau benar-benar berhasil membuatku sangat gila, Crimson."

"..."

"Sial."

"..."

"Sial."

"..."

"Andai sejak awal aku tidak membiarkanmu berbuat sesuka hatimu sendi—ah, sial."

"..."

"Sial."

"..."

"Haechan."

"..."

"Haechan."

"..."

"Sial."

"..."

"Sialan."

"..."

"Sepertinya tidak sekarang."

Pada akhirnya, Mark mampu berhenti dari segala racauannya, hanya untuk kembali menghampiri Haechan yang masih saja menangis dalam rasa syoknya yang begitu hebat, sebelum melayangkan sebuah kecupan di kening sang matahari dengan durasi yang lumayan lama, di tengah kedua tangannya yang kembali meraih tubuh bergetar sang tunangan dalam gendongannya secara bridal.

"Tidak sekarang, Hyuckie."

Setelahnya, Mark sengaja melangkahkan kakinya lebar; berharap dengan itu niatnya untuk membawa Haechan pergi dari Kediaman Jung dapat terlaksana lebih cepat.

"Atau amarahku ini..."

Dengan aliran air mata yang kini turut menghiasi wajahnya, Mark tersenyum lembut pada Haechan yang masih memandanginya dalam kebisuan.

"...hanya akan membuatmu semakin membenciku nantinya."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Hyung!"

Bersamaan dengan suara Chenle yang terdengar dari arah mobil yang Ia tuju itu pun, Mark sama sekali tidak merasa ragu ataupun malu, ketika menemukan ekspresi Hendery maupun Xiaojun yang kini tengah memandang kepadanya dengan sirat sendu tersebut, adalah bukti dari bagaimana kentaranya jejak tangis penuh emosi yang tidak bisa menghilang begitu saja dari wajah Mark dalam waktu singkat.

Sesendu ekspresi Jisung, yang hanya bisa membukakan pintu mobil di sampingnya, di sela-sela tubuhnya yang berusaha menahan pergerakan dari Chenle akan reaksi paniknya terhadap kondisi Haechan saat ini.

"Hyung!"

Lagi.

Panggilan dari Chenle yang mengiringi pergerakan Mark untuk mendudukan Haechan di kursi belakang mobil itu pun, tidaklah menahan niat Mark selanjutnya untuk melayangkan sebuah kecupan singkat di pucuk kepala sang matahari.

"Lele, jangan khawatir."

Mark lantas berdiri menghadap pada Chenle yang masih membiaskan ekspresi cemas di wajahnya.

"Bahkan maut sekalipun tidak mungkin bisa membuatku bercerai dari Ibumu."

Mark terkekeh kecil seraya menepuk-nepuk kepala Chenle pelan.

"Kami hanya butuh waktu."

"..."

"Butuh waktu yang banyak sekali."

"..."

"Untuk berpikir."

"..."

"Selama itu, bisakah kau menjaga ibumu untukku?"

"Hyung..."

Pada akhirnya Chenle hanya bisa menatap sendu pada Mark, yang kini telah mengalihkan kembali seluruh fokusnya kepada Haechan yang masih belum bisa mengendalikan rasa syoknya.

Sebuah sikap, yang memang sengaja Mark lakukan, untuk menyentuh sisi wajah Haechan dengan begitu lembut, di tengah ibu jarinya yang sengaja Ia tempelkan di bibir sang matahari, demi memberikan sebuah ciuman manis setelahnya.

Sebuah ciuman penuh arti akan segala kenangan dan perasaan mereka...

"Farewell, My Dear."

...yang kembali membuat Haechan hancur akan tangisnya, bertepatan dengan sosok Mark yang melangkah pergi meninggalkannya.

-

-

-

To be continued...
(October 23, 2022)
Mind to vote and comment? <3

###

Author's Note:
Halo. ^^' #digebuk
O-Oke. =="
Baiklah. ;w;
Lagi-lagi plot yang membagongkan, pardon me. orz
__
Tapi serius,
Siapapun yang entah gimana caranya, entah itu sebatas firasat atau intuisi kalau jati diri Azure adalah Mark,
Dan juga yang udah nebak dari awal kalau dalang utama dari kisah membagongkan ini adalah orang dalam.
Sumpah.
Suhu, aku padamu. :')
O ya,
Siapapun yang dari awal udah nebak kalau Jeno adalah adik Mark, selamat, kalian juga benar. Yeay! :3
__
Setelah ini, kita akan diperlihatkan sudut pandang Mark maupun segala memori rahasia yang dia miliki sepanjang cerita. ^^
Terima kasih sudah bersedia menemani Saya untuk menulis cerita sampai sejauh ini. :')
Mari kita pantau akhir seperti apa yang akan dimiliki oleh Mark dan Haechan, maupun member Dreamies lainnya. <3
Karena Saya pun greget pengen publish cerita baru. :3
Mohon kesabarannya ya. ^^v

ReverseWhere stories live. Discover now