Chapter XCI (Mark's Hidden Memory No. 1)

Mulai dari awal
                                        

"..."

"Bawa Jeno dan Sungchan ke Kediaman Jung."

"..."

"Hentikan memperalat Jisung untuk memanfaatkan Keluarga Zhong."

"..."

"Berhenti menggunakan Renjun untuk menekan Keluarga Huang."

"..."

"Aku muak."

"..."

"Dua puluh satu tahun hidup dalam obsesi gilamu, aku muak."

"..."

"Appa tidak pantas memenuhi segala kegilaanmu ini, Dad. Memaksa orang tua untuk melupakan anak kandungnya sendiri adalah perbuatan biadab."

"..."

"Sedalam apapun kau memaksakan Jeno untuk hidup bahagia di Keluarga Lee, darah Keluarga Jung tetap mengalir di tubuhnya."

"..."

"Kau tidak tahu betapa tersiksanya Jeno menjadi alat barter demi keegoisan Keluarga Lee."

"..."

"Kau tidak tahu sebersalah apa perasaan Jeno saat mengetahui kalau Keluarga Lee, keluarga angkat yang kau pikir bisa memberikan kebahagiaan pada anak keduamu, Jeno, adalah dalang yang menyebabkan seluruh penderitaan Jaemin akan kehilangan kedua orang tuanya."

"..."

"Tidak ada satupun dari kami yang bahagia."

"..."

"Aku menderita karena harus bertaruh nyawa, mempertaruhkan perasaan dan kewarasanku yang hampir hilang, karena harus menanggung tanggung jawab sebagai pewaris Keluarga Jung, maupun segala kepura-puraanku untuk membohongi orang yang paling aku cintai selama belasan tahun."

"..."

"Bahkan Sungchan yang kau pikir hidup bahagia dengan Bibi Soyeon pun, menderita. Karena mengetahui dia adalah anak yang dibuang oleh keluarga kandungnya sendiri."

"..."

"Dad."

"..."

"Sebenarnya apa yang kau takutkan?"

"..."

"Traumamu akan persaingan keji yang telah terjadi untuk menjadi pemimpin Keluarga Jung di masa lalu?"

"..."

"Ketakutanmu akan ketiga putramu yang mungkin saling membunuh satu sama lain untuk merebutkan semua itu?"

"..."

"Cara pikir yang bodoh semacam itu."

"..."

"Benar-benar membuatku muak."

Mark lantas membalikan tubuhnya cepat; sama sekali tidak mempedulikan bagaimana kesedihan begitu terbias sangat jelas pada sosok Jaehyun yang masih lumpuh tanpa mampu berbuat apapun.

"Dad, ini peringatan pertama dan terakhirku."

"..."

"Kau bisa menggunakan sisa hari ini untuk berpikir jernih."

"..."

"Untuk mengakhiri semua kegilaan ini."

"..."

"Untuk meminta maaf pada Appa dan calon besanmu."

"..."

"Untuk membawa Jeno dan Sungchan kembali ke Keluarga Jung."

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang