2/2

32 9 0
                                    

Author Pov.

Seketika semua orang yang bekerja di Maximilian Crop di kejutkan dengan kebersamaan Natalie dan Noah, kedua orang yang dalam pusat perhatian itu sedang melangkah bersama memasuki sebuah lift. Noah tentu saja tidak peduli tapi Natalie justru sebaliknya. Tadi saat Natalie akan keluar dari mobil Noah meminta Natalie terus bersama denganya, sebagai pegawai dan asisten pribadi ia mematuhinya dan tahu resiko apa yang akan ia hadapi tapi nasi sudah menjadi bubur, ia yakin saat ini dirinya menjadi perbincangan satu perusahaan.

Noah melirik Natalie yang diam tapi ia tahu pikiran gadis itu gelisah, ia tersenyum samar kemudian pandangan lurus ke depan. Terdengar helaan napas Natalie.

"Aku sudah memperingatkanmu, kau lihat tadi? Orang-orang menatap kita, bola mata mereka nyaris keluar!" Keluh Natalie. Noah menyeringai.

"Biarkan saja."

Natalie mengerjap, Noah terlalu santai sedangkan dirinya merasa tercekik.

"Tapi tatapan mereka mengatakan apa yang mereka pikirkan." Ucap Natalie, ia nyaris frustasi.

Noah menyamping untuk menatap Natalie.

"Apa yang kau takutkan? Mereka mengusikmu?"

Natalie menghela napas, menggigit bibir dalam bagian bawahnya sambil mengangguk. Selama ini citranya di perusahaan baik-baik saja dan bukan tidak mungkin saat ini ia di pikir buruk oleh banyak orang karena bersama dengan Noah. Yang Natalie inginkan adalah berkerja dalam damai bukan berkerja dalam masalah.

"Tenang, Natalie. Mereka tahu siapa yang akan mereka hadapi jika mereka mengusikmu." Ucap Noah berusaha menenangkan Natalie.

"Tidak di ragukan tapi tetap saja ini bencana!."

Noah tertawa tanpa suara, Natalie mulai menunjukan sifatnya, gadis itu terlalu peduli tentang keadaan mereka saat ini padahal mereka hanya perlu diam saja seperti tidak terjadi sesuatu.

"Lalu kau mau aku bagaimana? Memperingatkan mereka untuk tidak mengusikmu?"

Bola mata Natalie membulat sempurna itu hanya akan semakin memperkeruh suasana. Natalie menarik napas kemudian menghembuskanya pelan.

"Sudahlah, aku rasa aku terlalu panik."

Noah tersenyum, ia membungkuk sedikit lalu menyentuh helai rambut Natalie yang keluar dari ikatan, menyelipkanya ke belakang telinga.

"Tenanglah, aku menjagamu." Ucap Noah. Natalie dan Noah saling tatap, terpana, hingga denting lift terbuka menyadarkan keduanya. Noah menarik diri sambil terus tersenyum sementara Natalie mengedarkan pandanganya ke segala arah.

"Kau tidak keluar?, ini lantai ruanganmu." Tanya Noah, Natalie mengerjap ia melihat ke pintu lift yang terbuka kemudian menatap Noah malu.

"Aku..aku permisi."

Bergegas Natalie melenggang keluar sementara Noah bersedekap lengan sambil tersenyum menatap kepergian Natalie dan Noah merasa terhibur.

****************************

Baru tiba di ruanganya Natalie mendapat beragam tatapan dari para pegawai staff akuntan, sepanjang perjalanan tadi pun juga tapi Natalie sudah memutuskan untuk tidak peduli, toh tatapan dan spekulasi mereka tidak akan membuat gaji Natalie bertambah sepeser pun!. Tiba-tiba tangan Natalie di tarik seseorang ke belakang dan memaksanya mengikuti seseorang itu. Mengetahui siapa pelakunya, Natalie mendengus.

"Apa yang kau lakukan, Estella?"

Estella membawa Natalie ke toilet wanita.

"Apa yang ku lakukan?! Itu pertanyaanku, Natalie!" Estella melotot tidak terkira, sementara Natalie bersikap santai, ia bersandar ke dinding dan bersedekap.

DEAR MINEWhere stories live. Discover now