SEMESTANYA|• 19

50 13 77
                                    

"jika aku tidak bisa lagi menggenggam tangan mu, maka ijin kan aku untuk menjadi tempat mu untuk pulang"

-Raffa dan semestanya


Setelah selesai menelpon, Raffa langsung melihat mama nya yang sedang nangis di luar sendirian sementara Adit sudah pergi dari tadi untuk bertemu liona

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Setelah selesai menelpon, Raffa langsung melihat mama nya yang sedang nangis di luar sendirian sementara Adit sudah pergi dari tadi untuk bertemu liona.

Dian yang sedang terduduk lemas sambil melihat sebuah kertas, yang berisi hasil lab perkembangan penyakit jantung yang Raffa alami.

"Kenapa harus kamu nak yang alami ini, kenapa bukan mama aja"

"Maafin mama Raffa, selama ini mama kurang memperhatikan kamu nak"sesal Dian

"Mama rasa nya gagal menjadi seorang ibu untuk kamu"sambil menangis tertunduk

Melihat semua sesalan yang ia dengar dari mamanya ia menjadi semakin yakin sebenarnya apa yang berisi di kertas itu.

Ga lama Dian mulai masuk keruangan Raffa, sebelum masuk kamar Rafa ia mengelap terlebih dahulu air matanya. Sambil tersenyum ia mengatakan pada Raffa.

"Kamu sendirian nak?"

"Iya mah"

Dian masih terdiam..

"Mah..kata dokter Hendri apa?"

Dian tak langsung menjawab rasanya lidah nya kelu untuk bicara.

"Ba-baik.. dokter Hendri bilang Raffa cuman gaboleh cape aja, jadi kamu harus banyak istirahat dan minum obat ya nak"

"Sama kamu gaboleh skip jadwal check up lagi"

"Beneran gitu aja mah?"

"Iya sayang..."

Raffa tersenyum berat, meskipun di hati nya masih ada keraguan ia tetap diam tidak bertanya lagi pada Dian.

"Mah.."

"Iya nak?"

"Raffa mau kue coklat yang ada di depan rumah sakit"

"Tapi Raffa janji ya harus di habisin kue nya?"

"Iya mah"sambil tersenyum

"Yaudah..mama beliin dulu ya, Raffa disini aja jangan kemana mana"

"Iya, Mama"

Setelah Dian pergi Raffa langsung beranjak dari kasur nya dan meraih tas Dian yang ada di meja.

Ia mulai mencari kertas yang tadi Dian dapat dari dokter Hendri, karena ia merasa mama nya menyimpan kebohongan soal kondisi nya.

Ga lama ia melihat ada kertas yang di balut dengan amplop putih, dengan jelas Raffa melihat sebuah kertas dengan logo rumah sakit dan tanda tangan dari dokter Hendri Pratama. Yaitu dokter yang sudah lama menangani penyakit Raffa.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Nov 30, 2022 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

RAFFA DAN SEMESTANYA [ON GOING]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin