S.M~12

126 20 7
                                    

Ardan benar-benar tidak yakin bagaimana harus menghadapi Taavi di hadapan teman-temannya setelah pernyataan cintanya dua hari yang lalu. Sebisa mungkin dia terus mencari-cari alasan untuk menghindari obrolan berdua saja dengan Taavi.

Bahkan Ardan rela berangkat lebih awal ke sekolah dengan berjalan kaki hanya agar mereka tidak bisa berangkat bareng. Yang tentu saja hal itu sukses di hari pertama kemarin. Tapi tidak pada hari kedua ini.

Karena tepat jam setengah enam pagi, motor Taavi sudah terstandar dengan aman di depan rumahnya. Jadi Ardan yang saat itu masih sibuk bersiap-siap di kamarnya, terpaksa harus menjatuhkan sisir di tangannya saat mengintip sosok Taavi yang sudah merokok santai di atas motornya dari balik tirai jendela kamarnya.

Akhirnya dengan terpaksa Ardan menerima tumpangan dari Taavi karena tidak ingin ayahnya curiga pada hubungan mereka kalau dia terus menolak ajakan Taavi dan Taavi terus memaksa menunggunya.

Meskipun ayahnya tidak tahu kalau Taavi adalah pacarnya Jazmi, tapi beliau sudah tahu kalau Ardan berpacaran dengan Jefrey.

Sejujurnya semua itu karena ayahnya terus menggoda Ardan dengan mengatakan kalau dia dan Taavi sangat cocok dan akan mendukung hubungan mereka sepenuhnya.

Jadi Ardan terpaksa mengakui pada ayahnya kalau dia sebenarnya sudah berpacaran dengan Jefrey.

Di luar dugaannya, ayahnya terlihat sangat terkejut saat mendengarnya. Apalagi yang beliau tahu hubungan Ardan dengan Taavi begitu harmonis, jadi sepertinya tanpa sadar beliau sudah menerima Taavi sebagai pasangan putranya.

Tapi Ardan terus menyangkal dan bersikeras kalau diantara dia dengan Taavi tidak ada apa-apa. Mereka hanyalah berteman. Itupun baru beberapa hari belakangan ini.

Dan Ardan juga yakin seratus persen kalau memang itulah kenyataannya. Namun lagi-lagi itu sebelum Taavi menyatakan cinta padanya.

Karena setelah malam itu, mau tidak mau Ardan mulai menyadari tentang perasaan menggelitik, aneh, dan terkadang sakit yang terasa begitu baru di dalam hatinya untuk Taavi.

Sebelumnya Ardan memang belum pernah jatuh cinta, tapi setelah malam itu, dia mulai meyakini kalau dirinya menyukai Taavi.

Dilihat dari betapa kerasnya debaran jantung yang dia rasakan tiap kali berdekatan dengan Taavi, Ardan tahu kalau kini dirinya lebih menyukai Taavi daripada Jefrey. Karena dia jarang merasakan yang seperti itu lagi saat bersama Jefrey.

.

.

.

.

.

"Bagaimana? Apa elu udah dapet jawabannya?"

Di tengah perjalanan mereka ke arah SMA negeri 07, Taavi sengaja memperlambat laju motornya. Selain karena sekarang masih jam enam pagi, dia juga ingin menghabiskan waktu yang lebih lama untuk berdekatan tubuh dengan Ardan seperti ini.

Taavi juga sengaja membuka obrolan dengannya supaya Ardan yang sedari tadi hanya diam dengan ekspresi wajah tertekuk di boncengannya menjadi cerewet seperti biasa.

Taavi tahu kalau Ardan seperti itu pasti karena dia merasa kesal padanya yang secara tidak langsung telah memaksa Ardan supaya mau berangkat sekolah bareng dengannya.

Namun Taavi tidak perduli. Karena Taavi yakin dirinya masih memiliki peluang untuk bisa mendapatkan Ardan.

Dari yang dia tahu selama ini, Ardan pasti akan menolak mentah-mentah siapapun orang yang menyatakan cinta padanya jika memang Ardan tidak menyukainya.

Tapi berbeda dengan orang-orang itu. Meski jelas-jelas status mereka berdua saat ini sama-sama memiliki kekasih, bukannya menolak langsung pernyataan cinta darinya, Ardan justru meminta tenggat waktu selama tiga hari padanya.

Sweet Mischief (End)Where stories live. Discover now