1/1

200 21 5
                                    

HAI HAIIIIII KALIAN SEMUA, APA KABAR? AKU HARAP DALAM KEADAAN BAIK² AJA YA. SEMOGA MASIH ADA YANG MANTENGIN LAPAK AING YA.

BOLEH KOK NYINYIR, KOK MALAH UPDATE CERITA BARU BUKANYA UPDATE CERITA YANG ON GOING???, YA SUKA² AING LAHHHH TAPI TENANG AJA KOK CERITA YANG ON GOING MASIH BAKALAN TETAP LANJUT KOK, TUNGGU AJA BAGI YG SUKA BACA.

BTW SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA AING YANG BARU, IKUTIN AJA ALURNYA, TUNGGU AJA KAPAN AING MAU UPDATE NTAR ADA KOK NOTIFNTA WKWKWK

PELUK SAYANG DARI AING, SEE U 😗😙😚😘

Author Pov.

Kalau Natalie Payne bisa memilih ia pasti akan memilih terlahir di keluarga kaya raya dan harmonis, oh ya tentu semua orang pasti menginginkan pilihan seperti itu tapi apa boleh buat untuk Natalie saat ini yang harus berjuang hidup untuk dirinya sendiri dan kedua adik laki-laki kembarnya Rue Payne dan Romeo Payne yang masih bersekolah menengah atas sementara mereka hidup pas-pasan dari gaji Natalie sebagai staff akuntan. Natalie dan kedua adik kembarnya sudah tidak memiliki ayah sementara ibunya pergi entah kemana setelah melahirkan Rue dan Romeo, saat itu Natalie masih kecil tapi ia sudah mengerti ketika ibunya pergi begitu saja meninggalkan mereka bersama kakek dan neneknya, kemudian saat Natalie berusia 16 tahun kakek dan neneknya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas meninggalkan kesedihan luar biasa bagi Natalie dan membuatnya harus berjuang mati-matian untuk ia dan kedua adiknya, beruntung saat itu kakek dan neneknya meninggalkan tabungan yang memang di sediakan untuk Natalie dan bisa Natalie gunakan sampai ia menyelesaikan pendidikanya dan mendapatkan pekerjaan sebagai staff akuntan. Memang tidak cukup dari tabungan kakek dan neneknya dan gajinya tapi Natalie bertekad bertahan dan memperjuangkan hidupnya dan kedua adiknya, ia memiliki mimpi yang tinggi untuk kedua adiknya dan berharap mereka bisa melalui kesulitan ini bersama-sama.

"Setelah kami lulus kami akan bekerja  persetan dengan perkuliahan, kami tidak bisa membiarkan mu terus menerus mencari uang sendirian." Ungkap Rue menatap Natalie penuh tekad. Natalie tersenyum mendengar ungkapan Rue yang seakan tahu mencari pekerjaan itu semudah ia mengucapkan kalimatnya tadi.

"Sayangnya aku sudah berjanji pada diri ku sendiri bahwa aku akan mengusahakan yang terbaik untuk kalian, jadi belajarlah yang baik agar kalian di terima di universitas terbaik."

Rue dan Romeo mendengus kesal, tatapan mereka mengatakan kalau mereka sudah terlalu lelah dan kasihan kepada Natalie.

"Hanya kau yang selama ini berkerja keras sementara kami kau biarkan nyaman di atas penderitaanmu. Kami tidak ingin selamanya menyulitkan mu, kami harus mencari uang juga untuk mu." Kali ini Romeo yang bersuara.

Kegiatan Natalie yang sedang memotong wortel terhenti, ia memandang dan tetap tersenyum untuk kedua adik tampannya yang sedang mencoba menjadi dewasa.

"Rue, Romeo dengarkan aku, uang bisa di cari tapi waktu tidak. Karena aku dulu kuliah maka kalian juga harus kuliah, tidak perlu takut tentang biaya aku sudah memikirkan tentang itu, kalian lihatkan kita selama ini tetap bisa makan dan lainnya jadi hentikan omong kosong kalian dan lakukan saran ku untuk terus belajar yang baik."

Kesempatan bisa kuliah yang ia dapatkan harus juga di rasakan oleh Rue dan Romeo, itu tekad Natalie.

Rue dan Romeo terlihat kehilangan kata-kata, hingga helaan napas lirih terdengar dari keduanya.

"Kami hanya ingin membahagiakan mu, hanya kau yang ada untuk kami selama ini dan rasanya tidak adil jika hanya kau yang terus menerus berjuang." Ucap Romeo.

Kegiatan Natalie yang sedang menyiapkan bahan masakan benar-benar ia hentikan, sekarang seluruh perhatianya terpusat pada kedua adiknya. Natalie menghampiri Rue dan Romeo yang bersandar di konter dapur, ia mengulurkan tangan-tanganya dan mengusap bahu kedua adiknya dengan sayang.

"Mau ku beritahu cara membahagiakan ku?"

Rue dan Romeo mengangguk antusias. Natalie tersenyum lembut dan meyakinkan.

"Dengarkan aku dan belajarlah yang baik itu caranya."

"Oh Tuhan!" Dengus Rue dan Romeo membuat Natalie tertawa, ia menepuk bahu kedua adiknya dan kembali ke kegiatanya.

"Aku menyayangi kalian, yang terbaik pasti akan aku berikan." Ucap Natalie.

"Begitu pun kami! Baiklah kami akan belajar yang baik untuk masa depan yang bisa lebih dari membahagiakan mu." Ucap Rue. Natalie tersenyum bangga.

Ia tidak ingin ada banyak pilihan lain untuk kedua adiknya, yang ia inginkan kedua adiknya bisa hidup nyaman meski dari banyaknya kekurangan yang tersimpan tapi Natalie yakin ia bisa mengatasinya.

***************************

Pria itu, Noah Maximillian terlihat tengah mengawasi rumah sederhana milik Natalie Payne, ada alasan yang membuatnya betah berlama-lama seperti pengintai beruntung ia di dalam mobil hingga tidak begitu mengundang perhatian. Dan yang Noah rasakan saat ini adalah perasaan itu lagi, perasaan bersalah pada penghuni rumah itu. Sampai saat ini Noah masih menyimpan rahasia bahwa dirinyalah yang telah membuat Natalie dan kedua adiknya kehilangan kakek dan neneknya. Noah bertanggung jawab atas kematian itu, ia tidak sengaja menabrak mobil kakek dan nenek Natalie karena pada saat itu ia sangat marah dan kecewa pada perceraian ayah dan ibunya hingga memilih pergi dari rumah dan mengendarai mobil tanpa mengenal batas kecepatan dan terjadilah kecelakaan yang membuatnya harus di larikan ke rumah sakit bersama korban dari kelalaianya. Waktu itu saat ia terluka parah dan kehilangan kesadaran Noah sempat melihat dan mengingat dengan jelas orang-orang menolong kakek dan nenek Natalie keluar dari mobil rusak parah karena terguling di jalanan, Noah pikir pasangan itu akan baik-baik saja tapi begitu ia sadar dan meminta informanya mencari tahu tentang korban kecelakaan itu, Noah tidak menyangka ia telah membuat dua nyawa sekaligus melayang karena ulahnya yang tidak bisa menahan emosi dan membuatnya hilang kendali saat menyetir dan yang membuatnya lebih dari tidak menyangka bahwa ia telah membuat Natalie yang saat itu adalah seorang gadis kecil kehilangan satu-satunya orang yang bisa mendukung hidupnya belum lagi di tambah dengan kenyataan Natalie memiliki adik yang masih kecil dan itu semakin memupuk rasa bersalah Noah. Pada saat itu Noah ingin menebus kesalahanya dengan menemui Natalie tapi saat itu Natalie masih terlalu muda untuk di buat mengerti dan Noah yakin tidak mudah bagi Natalie menerimanya hingga yang bisa Noah lakukan hanya mengawasi kehidupan Natalie dan sedikit membantu gadis itu setelah lulus kuliah dengan mudah masuk bekerja di perusahaanya. Untuk saat ini hanya itu yang bisa Noah lakukan, bukanya ia ingin terus menerus merahasiakanya hanya saja ia menunggu waktu yang tepat untuk berbicara pada Natalie.

Noah menghela napas, menyugar rambutnya sambil tidak berhenti menatap rumah Natalie. Ketika ia akan pergi, Natalie dan adik-adiknya justru keluar membawa beberapa kantong plastik yang Noah yakini berisi sampah  kemudian kakak beradik itu membakar plastik-plastik itu dan terlihat tertawa bersama. Dari kejauhan Noah terpana melihat senyum Natalie yang hidup di tengah beban yang gadis itu pikul, dia adalah Kakak yang luar biasa untuk adik-adiknya.

"Maafkan aku Natalie." Gumam Noah, kemudian memutar stir mobilnya, pergi dengan perasaan yang selalu sama.

******************************

PELUK SAYANG DARI AING, SEE U 😗😙😚😘

DEAR MINEWhere stories live. Discover now