05

122 12 2
                                    

setelah selesai memakan habis makanan nya, bian tampak melihat ke 3 orang di depan nya yang tengah memperhatikan dia.
"sudah kenyang? ingin yang lain? makanan penutup? atau ...."
"apa aku boleh minta es krim?" jawab bian antusias
"apa kau yakin?" tanya ayub
alex kemudian berdiri,dan menuju ke kasir, dan membayar sekalian memesan es krim
setelah itu alex kembali ke meja, dan menaruh segelas es krim strowbery di depan bian.
"auu, bagaimana kakak tau aku menyukai es krim strowbery?"
alex yang mendengar itu hanya menghendikkan bahu.

setelah mereka selesai memberi bayi besar itu makan, mereka pergi untuk menggantar bian pulang.
"apa kalian bisa menurunkan ku di taman komplek?" tanya bian
"apa kau tidak ingin pulang?"
Bukan nya menjawab pertanyaan ayub,bian malah kembali bertanya.
"apa kalian mau ikut bersama ku ke taman,aku akan memberi tahu tempat favorit ku"

"turun" suara alex
"lahh ini kan taman di komplek per.. auuu bagaimana kakak tau? aku bahkan ngga ngasih tau alamat atau apapun"
bian bertanya tanya.
alex dan ke2 teman nya turun tanpa menunggu perintah untuk ke 2 kali nya

bian yang sudah turun langsung berlari menuju ayunan, yapp tempat favorit nya.
"kakk ke sini...kali ini aku akan biar kan kalian menginjak kan kaki ke tempat favorit ku"
"lahh bukan nya ini" belum selesai ayub bilang ayub mendapat tatapan tajam dari alex. seakan tau yang di maksud ayub diam dan mengentikan ucapan nya.

"ahhhh aku pasti bakal kangen ke tempat ini"
"kak alex,kak ayub,kak septian,...tolong jaga tempat ini ya"
"lahhh lu kira gue penunggu tempat ini apa" jawab ayub
"emang nya lu mau ke mana?" kali ini septian yang berbicara, sementara alex hanya melihat dan memperhatikan interaksi mereka.
tanpa menjawab pertanyaan mereka, bian berdiri dan meninggal kan taman.
"selamat tinggal kak alex"
mereka ber 3 seakan bertanya, ada apa?

setelah keluar dari taman komplek dan merasa sudah jauh, bian menangis ,namun tangis itu di tahan, punggung nya bergetar hebat.
"ga papa bian, kalo jodoh ntar pasti ketemu lagi,bian harus bisa lupain"

Di saat saat seperti ini dan di saat saat bian sudah berhasil berbicara dan bertatap mata bahkan memeluk alex, ia malah harus pergi.

"bian pasti kuat" bian berusaha menenangkan dirinya sendiri yang masih sesenggu an
"masa cowo nangis"
"lakhikk hek hek"  suaranya tersendat, karna tangisan nya.

setelah sampa di rumah,bian melihat ayah nya tengah membaca koran di ruang tamu.
"ayah,bian boleh ngga minta sesuatu?" tanya bian
ayah bian menoleh,menaruh koran yang dia pegang, raut wajah nya seakan bertanya,'ada apa?'
"apa besok ayah bisa mengosongkan waktu, bian ingin bersama ayah, untuk 24 jam" raut sedih dan kecewa bercampur, ia harus pergi dari rumah nya, ia harus meninggal kan ayah nya, dan harus jauh dari orang yang ia sayangi, ia harus bersama ibu nya, karna ia tau ibu nya tidak bisa hidup tanpa diri nya.
ayah bian tampak berdiri dan mendekati bian, mengusak rambut bian.
"emm baik lah"
"besok bian ga mau sekolah,kita harus pergi dari pagi"
"ahhh baik lahh" ucap ayah bian dengan senyuman dan siratan akan kesedihan.
"bian mau ke atas dulu ya yah, bian harus me list tempat mana saja yang harus kita kunjungi besok"

langkah kaki bian tampak bersemangat,bibir nya tersenyum, namun mata nya tak dapat berbohong, tujuan nya ke kamar hanya alasan, karna ia malu jika harus menangis di depan ayah nya.

my idol is boyfriend (hiatus)Where stories live. Discover now