Bagian Pertama

28 3 0
                                    

Di sepanjang malam, ada seorang lelaki duduk di balkon rumahnya yang menelepon seseorang berkali-kali, tapi tidak dapat dihubungi.  Lelaki itu bernama Juna. Kelihatanya lelaki itu sedang memikirkan seseorang yang terukir di lubuk hatinya. "Liana, kamu dimana? Mengapa teleponku tidak diangkat olehmu? Apakah kamu baik-baik saja? Karena aku sangat khawatir dan sangat rindu olehmu.” ucap lelaki itu.

Kemudian Juna memandang langit luas ditemani penuhnya bintang dan berucap, “Liana, sekarang aku sendiri di sini. Andai kamu tau, aku lagi menatap langit ditemani ribuan bintang. Andai kamu juga di sana melihat ribuan bintang, akan kutitip rinduku lewat satu bintang yang terang. Agar kamu tau, bahwa aku sedang merindukanmu.”

Ternyata benar lelaki itu sedang merindukan kekasihnya yang telah berpisah. Setelah ia menitip rindunya pada bintang yang terang, ia masuk ke dalam rumah untuk tidur. Tapi saat ia mau beranjak masuk ke dalam rumah, ada ibunya yang sedari tadi memperhatikan anaknya dari pintu.

“Apakah belum ada kabar dari Liana, Nak?” pertanyaan yang terlontar dari sang ibu yang tau kisah cinta mereka.

“Seperti biasa bu, belum ada kabar.” jawabnya dengan suara yang lesu.

Setelah itu Juna berjalan menuju kamarnya untuk tidur.

Penyebab Liana berpisah denganya karena pada saat itu 2 bulan setelah pelepasan sekolah, Liana memutuskan untuk kuliah di luar kota. Sehingga membuat lelaki itu harus memulai rindu. Kemudian Liana langsung berangkat ke luar kota. Juna bisa apa? Yang pasti Liana berjanji padanya akan menemuinya lagi.

Saat itu, usia Juna masih 18 tahun. Selama tiga tahun lamanya ia kenal akan sosok Liana yang mempesona baginya di SMA. Kemudian dekat, semakin dekat, hingga status mereka berubah. Juna merencanakan hari jadiannya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-17. Kemudian Liana menerimanya dan hari itu adalah hari bersejarah bagi Juna yang paling manis dalam hidupnya.

Kini sudah 6 bulan berlalu. Terhitung sudah setengah tahun lamanya ia menunggu. Karena semenjak tiga bulan yang lalu setelah Liana memutuskan kuliah di luar kota, ia benar-benar putus kontak dengan Liana dan membuat rindu semakin menyiksanya. Oleh karena itu Juna menelepon Liana berkali-kali hanya karena khawatir.

Malam ini, Juna seperti biasa ke balkon rumahnya untuk menghubungi Liana kembali sembari menatap langit. Tapi sayang teleponnya tidak dapat dihubungi kembali. Kemudian ia memasukan ponselnya ke saku celananya. Setelah itu, Juna kembali menatap langit sembari angannya melayang kepada sebuah kenangan saat bersama Liana. Saat Juna mengingat kembali kenanganya bersama Liana, tiba-tiba ada nomor yang tidak dikenal yang masuk di ponselnya. Lalu Juna mengangkatnya.

"Halo Juna, ini aku...

Bersambung...

Rindu Berujung TemuWhere stories live. Discover now