👑 - Sosok Anan

26 3 24
                                    

HALLO!!
WELCOME TO PART 6🤩

HAPPY READING

•••🌻•••

Karena percakapan tadi siang bersama Laura dan Cindy, membuat Rara merenung. Sedari tadi, ia hanya berdiam diri di atas kasur sambil memandang langit-langit kamarnya yang dihiasi banyak lampu berbentuk bintang.

Dinamakan apa hubungan ia dan Anan? Entahlah, disaat ada yang bertanya seperti itu, bahkan Rara pun tak tahu harus menjawab apa.

Sahabat? Tapi Rara merasa hubungan ini lebih dari sahabat. Dan... salahkah jika ia menaruh rasa kepada Anan? Perlakuan Anan selama ini kepadanya, seperti menunjukkan bahwa ia pun memiliki rasa sayang yang lebih kepada Rara.

Tapi, selama ini, Anan tak pernah menyinggung soal hubungannya ini. Bahkan, ia juga tak pernah mengungkapkan apakah ia memiliki perasaan lebih kepadanya.

Rara hanya takut kalau ternyata ia sendiri yang terbawa arus terlalu jauh. Merasa Anan mencintainya, padahal belum tentu. Merasa Anan menyayanginya, padahal hanya sekadar menjaga sahabatnya.

Memikirkan itu semua membuat kepala Rara terasa pusing. Jam di atas nakas menunjukkan pukul satu dini hari. Pantas saja, sudah memasuki waktu rawannya overthinking.

Ting!

Rara menoleh, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Melihat siapa yang mengirim pesan di tengah malam begini.

Anan☠
Tidur!

Rara mengangkat sebelah alisnya, darimana Anan tahu jika dirinya belum tidur?

Rara memandang ke atas, benar saja, lampu utama diantara bintang-bintang masih menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara memandang ke atas, benar saja, lampu utama diantara bintang-bintang masih menyala. Ia menoleh ke arah balkon yang tertutupi gorden, pasti Anan melihat kamarnya yang masih terang lewat balkon.

Anan, hal sekecil inipun, lo merhatiin. Batin Rara sambil memandangi layar ponselnya yang menampilkan room chat mereka.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

"Ra, pulang sekolah ada kegiatan OSIS, nggak?"

Setelah motornya terparkir dengan benar, Anan dan Rara melanjutkan perjalanannya disepanjang koridor sekolah menuju kelas mereka.

"Nggak ada, kenapa emang?"

"Berarti nanti gue pesenin taksi online aja, ya? Gue ada pramuka soalnya."

"Minta jemput Kak Dev aja, dia lagi free."

Kamu, rumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang