10. Ephemeral

204 51 6
                                        

–Sequoia–

–Sequoia–

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

📍📍📍📍


Saat ini Jaehyun berada di cafe Taeil. Duduk di depan seorang laki-laki yang penampilannya seperti berandalan. Kaus lusuh dibalut jaket kulit, celana jeans yang dari bagian paha sampai lutut robek seperti digigit tikus. Sangat kontras dengan dirinya yang saat ini masih mengenakan seragam SMA. Ya walaupun tidak bisa dikatakan rapi juga, karena jumpernya malah di lilitkan ke tali ranselnya.

"Aku tidak suka basa-basi. Cepat katakan apa yang kau inginkan." desis Jaehyun dengan sorot mata tajam.

Laki-laki di depannya itu tidak langsung menjawab, tapi ia lebih dulu menyalakan rokoknya dan dengan santai mengisap batang tembakau itu. Jaehyun menghela napas kasar, laki-laki ini membuang waktunya.

"Aku tidak punya banyak waktu–

"Kau mau mati?"

Jaehyun menggeram pelan, apa-apaan pertanyaanya itu? Namun, Jaehyun hanya mengusap dahinya dan memutuskan untuk lebih sabar sampai laki-laki itu buka suara sendiri. Kepalanya akan semakin pusing jika tidak bisa menahan diri.

"Gadis itu...." tatapan Jaehyun semakin menajam saat laki-laki itu mulai berkata. "Kurasa... Aku menginginkannya."

"Sialan! Kau gila?!"

"Tenanglah Jung Jaehyun." tiba-tiba seorang laki-laki yang perawakannya jauh lebih tinggi dari mereka berdua muncul sambil membawa espresso ditangannya. "Kau terlalu cepat marah."

"Diamlah. Kau tidak tau apa-apa."

Wajah datar Jaehyun semakin ketara saat laki-laki yang lebih jangkung tadi malah tertawa seolah-olah ucapannya barusan adalah hal yang lucu.

Laki-laki yang duduk dihadapan Jaehyun tadi berdecak pelan. "Lagipula, hari itu tidak akan lama lagi, bukan?"

"BRENGSEK!!" Jaehyun sudah bersiap melayangkan pukulannya, tapi perkataan laki-laki didepannya sontak menghentikan niatnya.

"Jangan serakah Jaehyun. Tidak semuanya bisa menjadi milikmu."

"Aku tidak pernah meng-klaim dia milikku."

"Kau mengikatnya. Sikapmu menunjukkan seolah-olah kau memiliki hak atas dirinya."

Jaehyun menghela napas berat. Kepalanya semakin pusing, bahkan ia kehilangan kata-kata saking tidak berdayanya dia setelah mendengar semua hal itu. Sorot mata yang awalnya tajam perlahan memudar. Membuat lawan bicaranya tersenyum sarkas, kemudian menghela napas. "Kupikir kau tidak selemah ini."

Jaehyun tak menanggapi, ia memilih untuk mengalihkan atensinya pada laki-laki yang sedang menikmati espresso nya itu. "Dia tidak salah." ucapnya seolah tau maksud dari tatapan Jaehyun padanya.


🖋🖋🖋🖋

Setelah memarkirkan motornya, Jaehyun terlihat berlari kecil ke arah cafe sederhana milik Bibi Jieun. Ya—Bibi Jisoo. Setelah urusannya selesai dengan laki-laki tadi, Jaehyun memang memutuskan untuk menemui Jisoo.

[✔] Sequoia || JAESOO Where stories live. Discover now