Sesampainya di rumah, Farenza melihat keadaan rumahnya yang baik-baik saja. Namun, Neissya tidak ada di rumah.

Bubur di meja makan sudah tinggal setengahnya. Ada catatan yang ditinggalkan di meja.

Aku pergi ke kantor. Ada hal penting yang tidak bisa aku tinggalkan.

Neissya

Farenza panik bukan main. Ia kembali menelepon Neissya sambil menaiki tangga.

Farenza memasuki ruang kerjanya lalu menyingkirkan lukisan bunga teratai di dinding. Ternyata ada brankas rahasia di balik lukisan tersebut. Terdapat alat pemindai yang menempel dengan pintu brankas.

Farenza mengetik kode angka untuk memulai pemindaian wajahnya dan juga kedua telapak tangannya.

Pintu brankas terbuka. Ia mengeluarkan sebuah koper besar yang isinya adalah alat-alat yang hanya dimiliki oleh assassin profesional, termasuk persenjataan lengkap dengan alat peredam.

Tanpa berhenti menelepon Neissya, Farenza memasuki mobilnya dan melajukan dengan kecepatan tinggi menuju ke kantor Neissya.

☽༓☾

Neissya tengah duduk di kursi kebesarannya. Ia tidak menyadari ada telepon yang masuk ke ponselnya yang sedang di-charge. Ponselnya juga sedang dalam mode senyap getar. Sementara ia tengah berbicara dengan seseorang di telepon.

Terdengar suara pintu diketuk. Neissya menoleh ke arah pintu. Ia pun mematikan teleponnya.

"Masuk."

Pintu dibuka dari luar. Masuklah seorang pria berjas hitam dan berambut cepak. Neissya tampak terkejut. Tanpa disuruh, pria itu duduk berhadapan dengan Neissya.

Sementara itu, Farenza semakin menambah kecepatan laju mobilnya. Ia melirik ponselnya yang masih mencoba menelepon Neissya, tapi tidak kunjung diangkat.

Ponsel Neissya jatuh ke lantai karena getaran panggilan yang masuk. Perhatian Neissya dan pria berambut cepak itu teralihkan.

Neissya pun mengangkat telepon dari Farenza.

"Sayang, jangan pergi ke mana pun. Segeralah telepon polisi atau bantuan untuk segera datang ke sana," kata Farenza dari seberang sana.

Neissya tidak segera menjawab. Ia menatap pria berambut cepak di depannya.

"Sayang? Neissya?!"

Tiba-tiba sebuah tembakan melesat ke jendela kantor hingga pecah. Neissya berteriak kaget.

Farenza semakin panik ketika mendengar suara tembakan dan kaca pecah dari seberang sana.

"Neissya?! Apa yang terjadi? Neissya?!"

Tidak ada jawaban. Bahkan teleponnya diakhiri dengan sepihak.

Farenza melihat lampu lalu lintas yang berwarna merah. Ia terpaksa menghentikan mobilnya sambil memukul klakson.

Farenza menelepon Departemen Pembersih. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi sepertinya akan ada pembersihan besar-besaran di lokasi yang akan aku kirimkan."

Lampu kuning menyala.

Farenza kembali melajukan mobilnya dan menyalip kendaraan di depannya. Ia pun sampai di perusahaan bengkel Neissya. Farenza segera keluar dari mobil sambil membawa kopernya dan tas berisi senjata yang ia bawa dari tempat Sam. Ia memasuki gedung tersebut. Saat memasuki lantai satu, Farenza terkejut melihat beberapa mayat yang terkapar di sana.

Dari pakaian yang mereka pakai, sepertinya mereka bukan pegawai Neissya, karena karyawan di bengkel tersebut memiliki seragam yang selalu mereka pakai ketika bekerja.

Tidak mau ambil pusing, Farenza segera menaiki tangga menuju ke lantai dua. Ia membuka pintu ruangan Neissya.

Farenza membeku saat melihat Neissya memegang pistol dan diarahkan padanya. Farenza melihat ada pria berambut cepak yang duduk di kursi dan juga tengah melihat ke arahnya.

"Jangan bergerak," kata Neissya. Ia menarik pelatuknya.

Farenza menutup matanya. Peluru itu melesat melewati Farenza dan mengenai dahi seseorang yang membawa kapak dan berdiri di belakangnya.

Pria itu pun tewas seketika.

Farenza membuka matanya. Ia melihat ke belakang. Farenza terkejut melihat mayat pria yang barusan ditembak oleh Neissya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Ini berbahaya!" gerutu Neissya.

Farenza kembali menatap ke arah Neissya dengan tatapan bingung.

Sniper yang berdiri di gedung seberang menembak ke kaca ruangan Neissya hingga jendela kaca di ruangan itu benar-benar hancur.

Neissya segera menarik Farenza dan membawanya bersembunyi di bawah meja.

Farenza melihat Neissya yang cekatan saat mengisi ulang peluru dan memasang silencer di pistolnya.

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

12.52 | 1 Desember 2021
By Ucu Irna Marhamah
 

     

AMOREVOLOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang