11. promise

1.1K 77 5
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Semua cerita adalah murni milik karya author. Jika terdapat beberapa adegan yang sama dengan cerita lain, mohon untuk segera beritahu. Tidak ada kesan menjiplak atau mengambil karya orang lain.

WARNING: Mengandung unsur Homo (gay), tidak disarankan untuk pembaca dibawah usia 16 tahun, harap bijak dalam membaca cerita.

Sorry for typo

Happy reading and enjoy guys

..

..

---Build---

Aku terbangun dari tidurku. Tenggorokanku menggertak begitu merasakan hancur dalam sekujur tubuh. Punggungku terasa begitu retak dan yang paling penting sekarang perih mengganggu di bagian bawah. Aku mencoba duduk namun gagal, jadi aku hanya bisa mendesah dan menelentangkan tubuhku.

Mataku menyapu ruangan. Sinar terang menembus gorden putih yang masih tertutup rapat. Hari sudah siang dan aku baru menyadari bahwa aku berada di asrama. Tunggu, bagaimana aku bisa ada di sini?.

Otakku kembali berputar mengingat kejadian semalam. Hey! Aku terjaga semalaman dengan Bible! Kami-

"Sial! Ahk! Sst..bokongku" aku mendesah kesakitan ketika mengingat apa yang telah terjadi padaku.

Aku mencoba melirik sekitar untuk mencari jam dinding dan menemukannya di atas meja belajar. Jam menunjukan pukul 11 pagi. Hari ini aku punya kelas, kenapa Bible tidak membangunkanku dan pergi sendiri. Aku melirik ke atas nakas dekat ranjangku. Rupanya aku berada di ranjang milik Bible. Aku menemukan ponselku tergeletak di atas nakas milik Bible. Dan oh, ada makanan serta minuman juga di sana. Bible pasti menyiapkannya untukku.

Aku segera meraih ponsel tapi surat itu lebih menarik perhatianku. Aku mengambilnya tanpa ragu.

Mungkin tubuhmu akan sakit saat bangun, jadi jangan paksa dirimu untuk masuk. Bangun dan makanlah makanan yang aku siapkan. Jika itu dingin, kamu bisa memanaskannya dengan pemanas makanan di situ. Aku akan segera pulang.

Aku mengernyit sebelum mataku mengabsen ruangan dan menemukan microwave di ujung sana, lebih tepatnya dekat jendela. Bagus, itu sangat mudah dijangkau ya? Dengan keadaanku yang begini, bagaimana aku bisa berdiri dan memanaskan kembali sarapanku?.

Aku segera bangun untuk duduk. Rasa sakitnya semakin terasa menjalar ke seluruh tubuh. Aku tidak ingat berapa jam kami bermain. Hey Barcode! Aku meninggalkan bocah itu di pesta. Aku segera menghubungi barcode lewat pesan line, karna mungkin dia sedang sekolah.

Nong Barcode, semalam kamu pulang dengan siapa?
11.13
Read

Ta mengantarku pulang
11.15

Aku sudah bilang kalo kamu bersama Bible, jadi tenang saja
11.15

Tapi kamu tidak apa-apa kan Phi?
11.15

Ya, aku baik-baik saja
11.15

Maaf karna aku pergi meninggalkanmu semalam
11.16

Barcode sudah tidak membaca pesanku, mungkin kelasnya dimulai lagi. Aku kembali meletakannya di atas nakas. Aku melirik sup ikan yang telah disediakan Bible untukku. Senyumanku terangkat tanpa sadar.

Pria itu selalu memberikanku perhatian kecil yang membuatku bahagia dengan mudah. Tapi sebenarnya aku takut, hari dimana dia berubah hanya dalam satu hari. Bible selalu menyimpan semua perasaan di hatinya sendiri. Sehingga dia tidak membiarkanku memahami tentang apa yang ada di hatinya. Apakah itu mengganggu atau bagaimana. Aku ingin dia tau bahwa aku ada di sampingnya.

||COMPLETED|| BibleBuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang