2. for today

2K 161 8
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Semua cerita adalah murni milik karya author. Jika terdapat beberapa adegan yang sama dengan cerita lain, mohon untuk segera beritahu. Tidak ada kesan menjiplak atau mengambil karya orang lain.

WARNING: Mengandung unsur Homo (gay), tidak disarankan untuk pembaca dibawah usia 16 tahun, harap bijak dalam membaca cerita.

Sorry for typo

Happy reading and enjoy guys

........

---Bible---

Aku baru saja menyelesaikan mandiku dan aku masih melihat Biu yang tertidur pulas. Aku tersenyum. Jantungku selalu bekerja lebih cepat tiap saat melihatnya. Aku sudah siap dengan seragam kampus dan harus membangunkannya sekarang. Atau jika tidak, dia akan terlambat.

Aku mendekatinya dan bergerak menyentuh bahunya yang sudah tidak terbalut selimut. Dia tidur dengan berantakan seperti anak kecil.

Aduh, tubuhku kaku sekarang. Melihat dia dengan rambut acaknya, bibir pink tipisnya yang sedikit terbuka, matanya yang terpejam, wajah putih pucatnya, kenapa Kau biarkan aku melihat ciptaan-Mu yang sempurna ini Tuhan. Dia terlihat sangat imut dengan wajah naturalnya. Aku menelan ludahku sendiri menyadari aku semakin dalam menatapnya.

Dia mulai bergerak dan mengerjapkan matanya dengan lucu. Aku masih tidak bergeming saat dia menatapku bingung. Aku hanyut dalam pesonanya.

"Ugh..kau sudah siap?" Biu mengerjap dengan suara serak.

Biu! Biarkan aku memelukmu! Suara serakmu semakin membuatku gila! Perasaan tadi aku kedinginan sehabis mandi, kenapa wajahku memanas sekarang?.

"Baiben?"

"Ha? I-iya..kau bersiaplah, kita hampir telat" aku tergugah saat dia memanggil namaku. Sejujurnya hanya kau yang memanggilku seperti itu, pada nyatanya semua orang akan tetap memanggilku Bible.

Biu mulai bangkit dari tidurnya dan sedikit mengucek matanya. Aku tidak berhenti menatapnya. Sekali lagi, aku sangat memuji ciptaan Tuhan yang satu ini. Biu, kau harus tau kalau aku hampir mati setiap melihatmu. Semua emosiku adalah kamu.

"Aku akan mandi. Kau bisa pergi duluan saja. Berikan kunci kamarmu padaku, aku akan memberikannya nanti di kampus. Atau kau bisa terlambat karna aku" ujar Biu menatapku dengan menyipitkan matanya. Dia masih belum bisa melihat dengan jelas.

"A-aku tidak apa-apa untuk menunggumu" aku mengatakan yang sebenarnya. Selama itu denganmu, aku tidak dalam masalah apapun.

"Tidak, kau harus pergi. Duluan saja, aku agak lama"

"Kau belum sarapan, aku akan mencari sarapan dulu untukmu" aku mengabaikannya dan hendak keluar untuk mencari sarapan. Dia menahan tanganku membuatku berhenti dan menatapnya.

"Tidak perlu, kau juga belum sarapan. Kau pergi makan saja dulu, aku bisa makan di kantin kampus" katanya kembali menolakku. Aku sangat tidak keberatan jika itu untukmu, Biu. Tapi mendekatimu tidak semudah yang aku bayangkan. Aku jadi ragu, apakah kau juga tertarik padaku atau tidak. Tapi aku pikir itu otomatis kan. Mungkin kau sama denganku, malu untuk saling berhadapan.

Aku mengangguk pasrah. Aku tidak mau terlalu memaksa dan menonjol untuknya. Dia bisa risih. Wah Bible, sejak kapan kau pandai memahami perasaan orang lain? Kau pasti sangat menyukainya, Bible.

Biu tersenyum dan mengangguk. Tanganku bergerak memberikan kunci kamarku padanya. Dan dia menerimanya dengan hangat. Aku sedikit lesu sekarang dan keluar kamar meninggalkannya sendiri.

......

Bible sudah berjalan di halaman kampus. Dia masih terlihat tenang meski sejujurnya dia sangat tidak nyaman. Entahlah, Bible merasa dia tidak aman jika sendirian. Dia butuh seseorang untuk selalu ada di dekatnya. Ya seperti seseorang untuk zona aman.

||COMPLETED|| BibleBuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang