1. who's coming

6.1K 266 25
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Semua cerita adalah murni milik karya author. Jika terdapat beberapa adegan yang sama dengan cerita lain, mohon untuk segera beritahu. Tidak ada kesan menjiplak atau mengambil karya orang lain.

WARNING: Mengandung unsur Homo (gay), tidak disarankan untuk pembaca dibawah usia 16 tahun, harap bijak dalam membaca cerita.

Sorry for typo

Happy reading and enjoy guys






.....

---Bible---

Ini adalah hari pertamaku masuk ke dalam universitas Chulalongkorn. Semua orang mengenalnya kampus CU atau Chula. Ini adalah salah satu kampus terkenal yang ada di Bangkok. Selain terkenal sebagai kampus penelitian negeri dan otonom, kampus ini juga hanya dihuni oleh pelajar pria.

Aku sedikit malu dan semenjak aku berada di Bangkok selama 5 hari ini, aku belum berkomunikasi dengan siapapun. Bahkan membeli makanan saja aku harus memesan lewat grab dan tidak berani menatap warga sekitar. Aku pikir, aku kurang nyaman tinggal di kota orang.

Karna urusan bisnis ayahku, aku terpaksa dipindahkan ke Bangkok. Seharusnya aku tinggal bersama ayah tapi apartemen yang Ayah tempati cukup jauh dari kampusku. Jadi aku memutuskan untuk tinggal di asrama kampus ini. Aku menginap baru semalam dan rasanya seperti sudah satu abad aku berada di kota kosong. Hanya perasaanku saja karna faktanya aku yang tidak mencoba berbaur dengan lingkungan.

Aku berjalan gugup dengan tas yang aku tenteng di punggung. Bukankah aku seperti anak cupu sekarang? Siapapun pasti akan menganggapku siswa kutu buku. Beruntung aku tidak mengenakan kacamata. Tapi aku akan tetap menggunakan kacamata saat berhadapan dengan buku-buku pelajaranku nanti.

Beberapa mahasiswa berlarian melewatiku seperti aku hanyalah angin biasa.

Brukkh

"Aahh menyebalkan sekali!"

Bukan aku pelakunya, dia berlari dan menabrak punggungku. Aku menepuk telapak tanganku yang kotor dan membantu orang yang baru saja menabrakku. Dia mengomel tidak jelas, kupingku terasa penuh.

"Siapa sih! Jalanmu lambat banget! Apa kau batu!? Kau bahkan hampir tidak bergerak!"

Pandanganku bertemu dengannya. Dia terdiam begitupun aku. Kami terbenam dalam pandangan satu sama lain. Matanya, sangat cantik. Bulu matanya yang lentik, serta garis mata yang cukup tebal. Apakah dia seorang pria?.

Sesaat aku langsung memutus pandangan tapi dia masih menatapku dan sekarang dia tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi putihnya yang bersih. Aku sedikit gugup.

"K-kau tidak apa-apa? Biar aku bantu bereskan"

Jantungku berdegup kencang jadi aku tidak tau harus berbuat apa. Aku berusaha untuk tidak melihatnya lagi dan mulai memunguti buku-bukunya yang berserakan di tanah.

"Biw!! Ayo cepat! Aku tidak mau berjongkok di depan bendera lagi! Ck, apa yang kau lakukan sih..ayok!"

Tiga temannya yang tadi melewatiku berbalik dan menarik tangan pria di depanku ini yang bahkan masih menatapku.

"Oh i-ini bukumu" aku langsung menyerahkan buku-bukunya dan dia semakin mengulum senyumannya.

Tapi dia harus pergi sekarang. Teman-temannya menarik tangannya dan membawanya pergi begitu cepat dari hadapanku. Aku tersenyum malu. Aku ingin mengenalnya.

Saat aku akan kembali berjalan pergi, tanpa sengaja aku melihat sebuah pensil di tanah. Aku langsung mengambilnya dan meniti seujung pensil.

Build Jakapan Putha

||COMPLETED|| BibleBuildWhere stories live. Discover now