4

2 0 0
                                    

Mobil hitam milik Kenma terparkir cantik ditempat yang seharusnya. (Name) menatap excited pasar malam tersebut, sampai tak sabar ia tak sadar jika sudah menggenggam tangan Kenma sejak mereka memasuki lingkungan pasar malam tersebut.

Banyak yang (name) lihat, dan banyak juga yang ingin ia coba. Namun apa daya jika uang yang ia bawa tidak terlalu banyak untuk mencoba semuanya. Baiklah tak apa, ia ingin mencoba beberapa permainan yang setidaknya sudah lama ingin ia coba.

"Hm ada apa (name)?" Tanya Kenma bingung menatap (name) yang dia mematung menatap salah satu permainan, lempar bola.

"Mau coba?" Tawar (name). Kenma hanya mengangguk mengiyakan, lalu mereka berdua berjalan menuju stan tersebut.

(Name) memberikan selembar uang dan setidaknya mendapatkan lima bola, namun sayang kelima bola tersebut harus meleset dari kaleng yang akan dijadikan target mendapatkan hadianya. (Name) hanya bisa menghela nafas kecewa, gagal mendapatkan boneka kura-kura yang ia incar.

"Tunggu—" tahan Kenma sebelum (name) melangkah pergi dari stan tersebut. Kenma ingin mencobanya kali ini.

Maka Kenma mendapatkan lima bola setelah membayarnya. Tiga bola berhasil Kenma masukkan ke dalam kaleng, ia menang. Kenma tersenyum bangga lalu menatap (name) dengan perasaan bangga.

"Kau mau boneka yang mana?" Tanya Kenma menatap (name).

"E-eh? Kok tanya ke aku?" Tanya balik (name) agak kaget.

"Udah jawab aja." Dan (name) menunjuk boneka kura-kura yang sudah menjadi incarannya sejak pertama ia lihat.

"Boneka kura-kura yang itu." Ucap Kenma sembari menunjuk boneka yang dimaksud. Pemilik stan itu hanya mengangguk dan meraih boneka yang tergantung tersebut menggunakan tongkat, dan memberikan boneka tersebut kepada Kenma.

"Untuk mu." Ucap Kenma sembari memberikan boneka tersebut.

"Eh? Serius?" Tanya (name) agak bingung. Kenma hanya mengangguk sejenak.

(Name) tersenyum lebar, lalu menerima boneka tersebut dengan senang hati. Senyum lebar terkembang diwajah (name) yang berhasil membuat Kenma ikut tersenyum melihatnya.

Permainan lain mereka coba kembali, entah itu tembak-tembakan, memancing ikan, ataupun memainkan tebak kata yang cukup sulit. Hingga dipuncak pencarian mereka, mereka berdua harus berdebat mana wahana yang harus dinaiki terlebih dahulu, kora-kora atau bianglala.

"Ayolah Ken! Kau harus mencoba wahana ini baru bianglala! Kau akan menyesal jika tidak mencobanya." Bujuk (name) sedari tadi karna Kenma menolak untuk naik wahana kora-kora.

Kenma menatap wahana tersebut dengan ngeri, rasanya membayangkan dia yang main disana saja sudah membuatnya mual, apalagi ia yang menaikinya? Bisa saja ia muntah didekat (name).

"Ck, tak ada waktu lagi, ayo!" Ucap (name) menarik tangan Kenma menuju barisan antrian tiket tersebut. Dengan pasrah dan berdoa didalam hati agar ia bisa selamat setelah memainkan wahana tersebut.

Setelah mendapatkan antrian, (name) sengaja mengambil posisi dipaling belakang. Berbohong kepada Kenma jika dibelakang adalah posisi yang paling biasa saja, namun kenyataannya adalah kebalikan dari apa yang (name) katakan.

Kora-kora mulai bergerak, dari kecepatan terendah dan perlahan berpindah ke kecepatan tertinggi. Kenma yang awalnya hanya sekedar menggenggam besi yang berada didepannya kini malah berteriak ketakutan karna ini pertama kali baginya. Sedangkan (name) hanya berteriak girang dan sesekali tertawa melihat ekspresi panik Kenma.

"(NAME) KAU BILANG INI TAK SEMENGERIKAN YANG DIDEPAN!" teriak Kenma sembari menutup matanya. (Name) hanya bisa mentertawakan Kenma yang tampak panik begitu.

Lima menit terasa sangat lambat bagi Kenma. Ia merasa ingin muntah sekarang. Dengan cepat Kenma turun dari kora-kora tersebut dan mencoba mencari udara segar.

Sejak itu Kenma berjanji tidak akan menaiki wahana kora-kora lagi.

Namun ia tak sengaja berpisah dengan (name). Ah bagus, itu berita buruk bagi Kenma. Kenma menoleh ke segala penjuru, mencari keberadaan gadis yang daritadi memeluk boneka kura-kura yang ia dapat saat bermain lempar bola tadi. Kenma sempat kembali ke arena wahana kora-kora dan tak mendapatkan (name) disana.

"(Name)! (Name)! Kau dimana?!" Teriak Kenma panik mencari gadis tersebut.

Ia mencari hampir ke seluruh stan yang ada di pasar malam tersebut, namun hasilnya nihil. Dan handphone (name) pun tak bisa dihubungi, ia lupa jika (name) belum isi pulsa!

Disaat harapan Kenma mulai menghilang, ia duduk disalah satu kursi didekat wahana bianglala, apa yang akan ia katakan kepada Yaku-san dan Yuuki jika ia kehilangan jejak (name)? Wajahnya tertunduk, mencoba menenangkan pikiran, ia masih ingin mencari (name) setelah pikirannya tenang.

Namun ditengah kegaduhan Kenma mencari (name), ia dikagetkan oleh mangkuk kecil yang dingin menempel di pipi kirinya, ia mencoba mengangkat kepalanya, tampak wajahnya cukup kacau saat ini. Namun lupakan wajah kusut, perasaannya kembali tenang setelah melihat apa yang daritadi menganggu dipikirannya.

"Main kabur aja, hilang kan!" Omel (name) sembari memakan es ciki kebul —kalian taukan es yang ada asapnya itu? :')— yang ia beli tadi.

"Ma-maaf—" ucap Kenma merasa bersalah. "Daritadi kau ada dimana hm? Aku sudah mencari mu hampir ke semua stan yang ada disini." Lanjut Kenma sembari menatap (name) yang tengah asik mengunyah es miliknya.

"Aku mengantri memesan ini," ucapnya sembari menunjuk es yang ia pegang. "Dan dari awal kita mau naik bianglala sebelum pulang jadi aku merasa kau menunggu disini." Ucap (name) dengan entengnya.

Mendengar perkataan (name) tadi membuat Kenma terdiam sejenak, lalu tertawa pasrah. Entah apa yang apa yang ia tertawakan, intinya tawa itu keluar begitu saja, membuat (name) yang melihat itu mengkerutkan dahinya bingung.

"Apa yang kau tertawakan?" Tanya (name) penasaran.

"Tak ada." Ucap Kenma berdiri, lalu merangkul bahu (name) lembut, berjalan bersama menuju antrian bianglala yang agak sepi. "Wahana terakhir sebelum pulang?" Tanya Kenma menatap (name), tentunya dibalas anggukkan oleh (name).

Setelah mereka mendapatkan tiketnya, mereka pun masuk ke salah satu gerbong(?) bianglala tersebut. Kenma dan (name) duduk berhadapan. Bianglala pun mulai bergerak, mereka berdua menikmati pemandangan pasar malam dari bianglala tersebut.

"Cantik.." gumam (name) menatap ke bawah. "Oh iya Kenma!" Dengan cepat ia menoleh ke arah Kenma.

"Apa?" Tanya Kenma cepat.

"Coba kau fotokan aku!" Ucap (name) sembari memeluk bonekanya. "Bersama boneka ini. Tapi pake hp mu ya! Hp ku lowbat soalnya." Lanjutnya sembari menyeringai kecil.

Kenma hanya bisa menurut, ia mengeluarkan handphone miliknya dari sakunya dan mencari angle foto yang cocok untuk (name).

"Mana? Coba ku lihat!" Ujar (name) mendekat ke arah Kenma, hal itu membuat gerbong(?) Mereka sedikit bergoyang dan membuat Kenma panik.

"(Na-name) pelan-pelan—" ucapnya agak panik.

"Tak usah terlalu panik~" balas (name) sembari duduk disebelah Kenma. "Coba lihat hasilnya?" Lanjutnya sembari mengintip handphone Kenma. "Kau pintar juga ya dalam memfoto." Puji (name). Lalu ia merebut handphone Kenma dari pemiliknya.

"Ayo foto bareng~" ucapnya mengangkat handphone Kenma dan langsung memfotonya tampa melihat apakah Kenma sudah siap untuk berfoto atau tidak.

"Kenapa wajah ku jadi begitu-?" Tanya Kenma melihat hasil foto mereka. Sedangkan yang ditanya hanya nyengir karna mendapatkan aib Kenma.

°•°•°

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku atau Dia? [Readers x Sugawara & Kenma]Where stories live. Discover now