Secuil Kisah

22.9K 967 18
                                    

"Bunda, kenapa Ayah nggak pernah cari kita?"

Selalu pertanyaan itu yang muncul dari bibir kecil Aluna. Sesering apapun Naina menjawabnya, sesering itu pula pertanyaan itu digaungkan. Putri kecilnya begitu merindukan sosok sang Ayah yang sama sekali tak pernah sudi melihatnya.

"Kita sudah sering bahas soal ini," ucap Naina seraya membingkai wajah mungil Aluna. Gadis kecil itu mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Masih bisa tersenyum. Sangat cantik. "Bunda cuma mau bilang satu hal ke Luna. Jangan pernah berharap pada manusia. Kita bisa kecewa. Kita cuma boleh menggantungkan harapan ke .... "

"Tuhan," serobot Aluna yang kemudian menerbitkan satu senyuman di bibir Naina. Bundanya mengangguk lembut. Satu kecupan di kening tersemat sebagai hadiah untuk yang tersayang.

"Anak Bunda pintar. Tuhan itu Maha Membolak-balikkan hati. Semoga Tuhan melembutkan hati Ayah. Jadi, nanti Luna bisa ketemu sama Ayah."

"Kapan, Bunda?" sahut Aluna. Si Kecil itu terlalu polos. Urusan waktu yang tak jelas kapan akan terjadi pun selalu menjadi pertanyaan selanjutnya. Tak lama, ia pun menjentikkan telunjuknya ke udara. "Nanti, kan?"

Naina mengangguk. Berdua mereka melalui semuanya. Susah, senang, sedih dan duka. Figur suami serta seorang ayah yang seharusnya bergabung dengan mereka tak kunjung datang. Mungkin suatu hari nanti. Ya, nanti.

Wanita itu memimpikan kisahnya berjalan dengan indah. Melihat tawa bahagia sangat putri yang berada di dalam dekapan ayahnya. Andai semua bisa terjadi, kisahnya akan menjadi kisah terindah.




Haiiii.
Gimanaaa?
Suka nggak kira-kira?
Doakan semua kerjaanku beres yaaa. Revisi Lily, Eva, daily Dreame dan masih banyak lagi. Sementara ini dulu. Semalam aku dapat ide cerita. Daripada lupa, aku langsung bikin covernya deh.
Semoga kalian suka.

Much love for you,

Wulan.

MENJADI KISAH SEMPURNA UNTUK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang