Rasa yang sebenarnya tidak dapat di paksa dan tidak dapat di tolak.

12 8 0
                                    


Bab 7 : Rasa yang sebenarnya tidak dapat di paksa dan tidak dapat ditolak.

      Weekend pun telah berakhir kembali ke hiruk pikuk perkantoran, bergelut dengan berkas-berkas yang menumpuk dan heels yang menyebalkan di tambah bos yang menegangkan cukup membuat hari terasa lelah. Datang kekantor seperti biasanya, mencoba datang sebelum pak bos datang. Tapi sesampainya di kantor akupun terkejut oleh pak bos yang sudah lebih dulu datang dari aku.

"Pagi ndin" sapa pak bos yang tambah membuat ku bertanya.

"Pagi juga pak" balas ku.

Aku pun langsung saja menuju meja ku. Dan mulai menyibukan diri dengan semua berkas berkas yang menumpuk di meja. Aku menyerahkan beberapa berkas kepada pak bos untuk di tanda tangani.

"Acara kamu sepulang kerja apa, ndin" tanya pak bos sambil memeriksa kembali berkas sebelum dia tanda tangani.

"Tidak ada pak, langsung pulang kerumah. Ada apa ya pak" balas ku dengan rasa heran.

"Nggak, cuma tanya saja"
Salah makan apa sih bos ku pagi ini, kenapa sifatnya jadi aneh gitu Bathin ku.
Aku langsung kembali ke tempat ku. Saat sibuknya aku memeriksa dokumen demi dokumen ponsel ku berdering segera ku ambil ponsel tersebut dan ku lihat nama yang muncul di layar ponsel yaitu nama yang sudah lama menghilang tak memberi ku pesan ataupun kabar sama sekali setelah pernyataan cintanya kepada ku, ku tolak dan sejak saat itu dia menghilang tak memberi kabar sama sekali saat dia menelponku ada rasa bahagia yang teramat dan segera ku angkat telpon tersebut.

"Haii rey, muncul juga akhirnya kamu ya" belum sempat orang yang di sambungan telpon itu bicara aku pun langsung secepatnya menyaut.

"Haii ndin, apa kabar kamu sekarang" balas rey dengan nada lembut tapi tegas.

"Aku baik rey, kamu sendiri gimana sehatkan. Kamu sekarang dimana kenapa kamu ngilang gitu aja coba tanpa pemberitahuan sama sekali. Jenny dan devan selalu saja menyalahkan ku atas hilangnya kamu"

"Aku baik ndin, gimana kalau nanti kita buat pesta penyambutan ku Di rumah mu hahahaha" terdengar rey tertawa oleh kata katanya sendiri.

"Baik, jangan sampai kamu bohong terus nggak datang aku nanti akan memberi tahu devan dan jenny juga"

"Ok, tapi aku kangen dengan masakan mu bagaimana"

"Tidak masalah aku akan memasak untuk mu"

"Ok, bye sampai ketemu nanti malam ndin"

"Baiklah rey, bye" ku tutup telpon tersebut aku pun tersenyum bahagia. Aku menoleh ke arah pak bos dan merasa aneh dengan tatapannya.
"Ada apa pak" tanya ku.

"Tidak ada apa apa emang ada apa" nada suaranya pun seperti tak suka.
Akupun langsung melanjutkan pekerjaan ku.

"Siapa yang menelpon mu tadi, sepertinya terlihat bahagia sekali kamu" tanya pak bos seakan penasaran dengan sesuatu.

"Teman saya pak, dia sudah lama tidak memberi kabar dan menghilang tapi hari ini dia menghubungi saya kembali bagaimana saya tidak bahagia dan nanti ada pesta kecil untuk menyambutnya devan dan jenny juga akan datang. " jawab ku sambil menjelaskan kepada pak bos.

"Ooo begitu. Tidak ingin mengundang saya kah" pertanyaan dari pak bos pun buat aku terkejut. Untuk apa coba dan tidak biasanya juga pak bos seperti itu.

"Memang bapak akan datang jika nanti saya mengundang bapak" tanya ku penuh heran.

"Ah... Ya sudah lah lupakan "

"Jika mau silahkan untuk datang juga tidak masalah buat saya pak"

Tetapi pak bos hanya diam dan sibuk kembali dengan berkas berkasnya lagi. Aku pun juga kembali melanjutkan pekerjaan ku.

boss and meWhere stories live. Discover now