Menolak untuk rasa suka

12 7 3
                                    

      Bab 6 : Menolak untuk rasa suka

Sesampainya kami di mall yang terletak di pusat kota jakarta itu yang memiliki ratusan restorant di dalamnya. Kami berjalan menyusuri setiap bagian bagian mall walau hanya sekedar memanjakan mata. Dan sesekali melihat lihat barang barang brended ternama yang harganya pun sangat fantastis. Kami memutuskan untuk menonton film di bioskop yang berada di dalam mall tersebut. Jenny memesan dua popcorn dan empat minuman. Aku duduk di sebelah pak bos dan jenny bersebelahan dengan devan. Jenny menyerahkan popcorn kepada pak bos.

"Wah berbagi popcorn dengan pak bos" bathin ku. Saat film di mulai pun pak bos fokus menonton film yang bergenre romantis komedi tersebut. Dan aku juga asik dengan popcorn sambil menyaksikan film tersebut. Sesekali aku melirik ke arah devan dan jenny yang juga asik dengan film tersebut di selingi oleh tawa tawa lirih mereka. Sedang aku tak ada sepatah kata pun yang keluar dari pak bos apa lagi senyuman. Kembali fokus menonton film, dan popcorn ku. Tapi tiba tiba saja tangan ku dan tangan pak bos bersamaan mengambil popcorn membuat tangan ku dan tangan pak bos bersentuhan, kami pun saling pandang untuk sesaat dan menarik tangan bersamaan.

"Nih, pegang " seru pak bos sambil memberikan popcorn tersebut kepadaku.

"Nggak usah" jawab ku.

"Halah ini ambil" pak bos meletakan popcorn tersebut d pangkuan ku.
Sontak jenny dan devan pun memandangi kami dengan heran. Pak bos kembali fokus menonton film, aku pun begitu.

***

Film pun selesai di putar, kami segera meninggalkan gedung bioskop.

"Mau ngapain lagi kita" tanya jenny kepada ku.

Kulihat jam ternyata sudah malam.
"Sudah pukul 21.30" jawab ku.

"Mau makan atau langsung pulang nih" devan pun ikut bertanya.

"Kita makan dulu, baru setelah itu saya antar kalian pulang" kata pak bos.

"Ide bagus, ayo ndin" jenny langsung menarik lengan ku.

Kami memesan beberapa nasi goreng dan minuman. Selesai makan pun pak bos mengantar jenny dan devan untuk pulang terlebih dahulu, setelah itu baru mengantarkan ku. Sesampainya di depan rumah, pak bos yang tidak biasanya membukakan pintu untuk ku, malam ini dia membukakan pintu untuk ku. Sungguh manis perlakuan pak bos malam ini. Seharusnya dia tidak usah berlebihan seperti ini, dan juga sedang tidak ada siapa siapa apalagi tasya, jadi dia dapat bersikap seperti biasa.

"Selamat malam dan selamat beristirahat ndin"

"Iya pak, bapak juga hati hati di jalan"

Setelah melihat pak bos pergi pun aku langsung masuk. Hanya saja malam ini mata ingin terpejam pun sulit. Teringat satu hari ini aku menghabiskan waktu dengan pak bos.

"Sadar ndin, sadar" sambil ku tepuk tepuk pipiku.
Bahwa ini semua juga hanya sandiwara saja.

" Kamu juga hanya pacar bayaran ndin" bathin ku.

Ku pejamkan mata untuk mencoba tidur walaupun dalam pejamku pun terlihat bayangan pak bos. Sepertinya akan sulit untuk ku tidur untuk malam ini. Aku pun menghela nafas panjang.

"Sudahi pikiran pikiran mu ndin tentang pak bos" mencoba bicara pada diri sendiri.

boss and meΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα