Terbawa oleh rasa yang akan menjadi suka

10 7 0
                                    


       Bab 5 : terbawa oleh rasa yang akan menjadi suka

          Pagi ini aku bisa bangun lebih siang karna kantor di hari sabtu dan minggu libur jadi aku dapat untuk beristirahat dari berkas berkas yang menumpuk dan dapat beristirahat dari heels yang menjengkelkan. Ya jujur aku tak begitu suka dengan yang namanya heels karna bagi ku sangat melelahkan jika harus mengenakannya sepanjang hari aku lebih suka memakai sepatu cats atau pun sandal biasa tapi kembali lagi karna tuntutan pekerjaan aku harus memakainya. Jam sudah menunjukan pukul 09.30 tapi aku masih malas malasan di tempat tidur rasanya sangat nyaman seperti ini karna setiap harinya harus sibuk dengan dunia perkantoran ku.

Tingg....

Terdengar suara notif dari ponsel ku ku raih ponsel ku dan terlihat beberapa pesan masuk ku buka satu persatu pesan yang salah satunya dari pak bos.
Pesan pertama adalah dari sahabat ku jenny untuk mengajak ku keluar untuk jalan jalan.

" ndin, nanti kluar yuk walaupun itu hanya sekedar beli es krim dan ketaman bosan ni kalau libur harus di rumah terus, kita ajak devan juga ya" isi pesan dari jenny. Ku pikir apa salahnya hanya sekedar jalan jalan menghilangkan penat.

"Ok, jam 11.00 nanti ya jen mampir kerumah ku dulu nanti berangkat bareng aja sekalian kamu jemput devan dan ajak dia ke rumah ku, nanti kita berangkat bareng bareng pakai mobil aku aja gimana" balas ku. Meminta mereka untuk mampir ke rumah ku karna sudah lama mereka tak main kerumahku. Apalagi devan semenjak sibuk kerja juga di salah satu perusahaan besar di jakarta juga dia sudah jarang main kerumah hanya sekedar mengirim pesan namun juga tidak begitu sering.
Kulihat pesan selanjutnya yaitu pesan dari pak bos ku buka pesan itu.

"Hari libur begini acara kamu kemana ndin, jangan bilang mau tidur seharian mentang mentang ini hari libur" tanya pak bos dalam pesan tersebut. Aku pun hanya membacanya dan tidak ada niatan untuk membalas pesan isengnya pak bos kuletakan ponsel ku kembali d atas meja.
Akhirnya ku kumpulkan niat dan tenaga ku untuk beranjak dari tempat tidur. Cuci muka menyikat gigi dan bersiap untuk bersih bersih. Ya setiap libur tugas ku adalah membersihkan rumah dan berperang dengan cucian baju kotor.

***

Tak terasa selesai juga semua pekerjaan rumah ku. Kulihat jam dinding menunjukan pukul 10.45. Tiba tiba pun perutku terasa lapar ya karna aku lupa untuk sarapan pagi tadi ku buat masakan yang simple dan cepat. Karna jam pun sudah hampir jam sebelas. Akhirnya menu simple yang aku buat pun telah selesai aku masak. Aku membuat tumis jamur dan ayam goreng, juga sedikit asam manis udang favorite ku. Aku tidak langsung makan aku ambil handuk dan bergegas untuk mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai mandi aku pun berniat untuk makan. Baru saja aku mau makan terdengar ketukan pintu.

Tok..tok..tok

Aku pun berlari untuk membukakan pintu, akhirnya datang juga jenny dan devan. Bathin ku dengan gembira  sambil ku bukakan  pintu. Setelah pintu terbuka pun aku terkejut oleh siapa yang datang bukan jenny dan devan yang sedang ku tunggu melainkan orang lain yaitu pak bos.

"Pak bos" sapa ku dengan raut wajah yang sangat terkejut. Lebih lagi terkejut dengan penampilan ku saat ini setelah ku sadar handuk yang masih melingkar di kepala ku karna aku habis kramas dan aku juga masih mengenakan kaos putih polos dan celana pendek baju ternyaman ku saat berada di rumah.

"Oh begini penampilan kamu  kalau kamu sedang di rumah " perkataan pak bos yang buat aku sangat malu dan seketika itu juga mungkin pipi ku juga memerah karna perkataan pak bos barusan.

"Kenapa tidak membalas pesan saya, padahal kamu juga tidak sedang tidur, saya kira kamu sedang tidur seharian karna tidak membalas pesan saya makanya saya kemari" belum sempat aku membalas ucapan pak bos.
Di waktu yang bersamaan itu juga jenny dan devan juga tiba di waktu yang tidak tepat.

"Helllooo nadin sayangg" ucap devan dengan candaan yang seperti biasa jika sedang bertemu khas seorang teman.
Pak bos pun langsung menoleh ke arah suara devan.

"Pacar kamu ndin" tanya pak bos dengan expresi anehnya.

"Seharusnya saya yang bertanya kepada anda" sahut devan.

"Oww berarti bukan dong" kata pak bos.

"Siapa ndin..?" tanya jenny yang mulai penasaran.

"Bos ku di kantor tempat ku bekerja jen" jawabku cepat.

"Ooo aku kira kamu sudah punya pacar tapi tidak memberi tahu kami" ocehan jenny yang buat situasi ku pun mulai bingung.

"Kita jadi kan buat keluar hari ini, sudah lama gak jalan bareng" devan memulai percakapan di antara kami.

"Iya ndin, jadi kan" sahut jenny.
Belum sempat aku menjawab devan sudah brisik dengan suaranya.

"Wah ndin kamu sengaja masak ini buat kami kan" terdengar suara devan yang sudah berada di meja makan. Pak bos pun ikutan nylonong saja tanpa permisi. Aku dan jenny pun mengikuti pak bos dan devan menuju meja makan.

"Sebelum keluar gimana kalau kita makan dulu" usul devan yang memang sudah terbiasa jika kami sedang berkumpul bersama seperti ini. Dia pun tak menghiraukan bahwa pak bos ada di sini.

"Ide bagus, bukankah ini kamu masak sendiri ndin" sahut pak bos sambil memandang ku.

"I i iya pak, silahkan kalian makan duluan aku ingin berganti pakain lebih dulu" jawabku sambil mempersilahkan mereka untuk makan duluan karna aku tak mungkin berlama lama dengan penampilan ku seperti ini di depan pak bos.

"Siap bu nadin...'' sahut jenny kepada ku. Aku segera menuju kamar untuk berganti pakaian. Sampai kamar pun ku buka lemari ku pilih baju satu demi satu ku coba tapi belum ada yang kurasa cocok untuk ku pakai. Padahal ntah sudah berapa baju yang aku coba tapi belum nemu juga yang cocok yang terlihat cantik untuk di pakai. Padahal biasanya kalau aku ingin keluar bersama jenny dan devan pun asal ambil baju ya sudah selesai urusanya tapi ini sibuk sendiri memilih baju. Apa karna aku ingin terlihat cantik di depan pak bos aku jadi serba salah begini. "Ya ampun nadin, sadar deh pak bos secantik apa kamu pun dia juga gak bakal peduli mau kamu pakai baju model apa juga masa bodo deh. Ingat ndin kamu tu cuma di bayar buat jadi kekasih palsunya pak bos bukan beneran. Jadi gak usah ngarep deh." gerutu ku. Akhirnya ku putuskan memakai atasasan blous bewarna biru dan ku pakai celana palazzo bewarna putih. Memiliki model lebar dari pinggang hingga bagian bawahnya. Aku pun memilih memakai wedges bewarna coklat. Walaupun kaki pun serasa lelah sebenarnya selalu memakai hak tinggi. Dan kurasa selesai dengan semua penampilan ku pun aku bergabung dengan mereka di meja makan. Sesampainya di meja makan aku di sambut dengan candaan devan yang sangat tidak perlu bagi ku.

"Aku kira kamu bakalan di kamar terus ndin gak bakal keluar karns hanya untuk memilih baju" aku pun seketika reflek mencubit pinggangnya.

"Auu sakit ndin" keluh devan.

"Makanya punya mulut gak usah kebanyaka protes deh" sahut ku sambil melotot ke arah devan. Tatapan pak bos yang tertuju ke arahku pun mengandung sejuta arti. Ah terserahlah sama pak bos toh dia tamu tak di undang di sini.
Selesainya kami makan pun kami memutuskan untuk pergi ke mall untuk sekedar memanjakan mata nanti. Ketika kami bersiap untuk pergi.

"Bolehkah saya ikut bergabung dengan kalian" tanya pak bos kepada kami bertiga.
Kami pun saling berpandangan. Dan akhirnya devan pun menjawab.

"Tidak masalah, makin banyak makin seru ya gak sih" jawab devan.

"Baiklah, pakai mobil saya saja kalau begitu" sahut pak bos.

"Letsss gooo,...!!" seru devan dan jenny bersamaan penuh semangat.
Aku duduk di depan di sebelah pak bos sedangkan jenny dan devan duduk di belakang.
***

boss and meWhere stories live. Discover now