9

2.2K 160 4
                                    

Siap-siap hitung mundur. Karena cerita ini sebentar lagi akan tamat!!! Kyaaa!! akhirannya bikin aku gereget!!! semoga kalian suka ;)



"AAAAAAAAAAA!!!!!" teriakku saat aku merasakan tubuhku terjun bebas dari atas atap. Ku tutup mataku, dan tiba - tiba...


"Hah... hah..." napasku terengah - engah, dan indra pendengaranku langsung menangkap bunyi yang sudah tak asing lagi di telingaku, KRRIIIIINNGGG!!!! KRRIIINGG!!!! Suara alarm terdengar sangat keras di kamarku.


"Ternyata... hanya mimpi," ucapku dengan napas terengah. Kulirik jam yang ada di nakas, jam 07.24 malam. Oh iya, aku kan harus datang ke pesta ulang tahunnya Agnes! Astaga! Aku bisa terlambat! Aku langsung loncat dari ranjang dan berlari menuju lemari untuk mengambil gaun malam untuk datang ke pesta ulang tahun temanku.


***


Sampailah aku di pesta ulang tahun teman ku, "Aurel!" panggil Agnes saat aku baru memasuki halaman belakang rumahnya yang luas. Aku langsung melambaikan tangan kearahnya, lalu berjalan secepat mungkin menuju tempatnya berdiri.


"Agnes, selamat ulang tahun ya?" aku menjabat tangannya lalu memeluk tubuh mungilnya yang dibalut dengan mini dres berwara putih dengan motif bunga-bunga di pakaiannya. Agnes tampak sempurna dengan pakaiannya yang dipadu padankan dengan liontin emas putih kecilnya yang berbentuk hati, cincin berbentuk bunga mawar, dan di tengah-tengah cincin itu ada berlian yang berkilauan.


"Terima kasih Aurel, akhirnya kamu datang juga," kata Agnes dengan senangnya.


Aku melepaskan pelukanku, "tentu saja, mana mungkin aku tidak datang ke pesta ulang tahun teman terbaikku?" aku memberikan kado ke Agnes, "ini untukmu. Semoga kamu suka ya?" aku tersenyum.


Setelah berbincang - bincang sedikit dengan Agnes, aku minta izin untuk pergi mengambil minum sebentar, karena aku merasa tenggorokanku mulai kering.


Saat ingin mengambil minuman yang ada di meja tersebut, dengan tidak sengaja aku memegang tangan orang lain yang ingin mengambil minuman juga, "maafkan ak..." kata-kataku terputus setelah melihat wajah orang yang tangannnya tak sengaja ku pegang. "Dave..." desisku heran. Kenapa ia bisa berada disini? Bukankah ia sedang sibuk?


Oh, tidak! Mendadak aku merasa seperti de javu. Aku seperti pernah mengalami kejadian ini. Kalau memang aku pernah mengalami kejadian ini, berarti... sebentar lagi...


"Sayang, lama banget sih ambil minumnya," kata wanita itu.


Astaga! Aku kaget setengah mati, aku benar - benar seperti pernah mengalami hal serupa seperti ini!


"Aurel?" Sinta, wanita yang memanggil Dave dengan sebutan 'sayang' itu sepertinya baru menyadari keberadaanku disini. Wajahnya terlihat mendadak panik. "I-ini ti-tidak seperti yang kamu pikirkan," kata Sinta tergagap, "aku dan Dave tidak..." kata-kata Sinta terputus karena aku sudah lebih dulu memotong ucapannya, "tidak apa Sinta, aku mengerti," ucapku sambil tersenyum tulus ke arah mereka berdua.


Kulihat wajah panic Sinta sedikit memudar mendengar ucapanku, "ini memang salahku kok, yang tidak pernah memerhatikan Dave dan jarang memberinya waktu berdua denganku karena semua kesibukanku sebagai model," ungkapku.


"Aurel... ini... bukan-" Dave ingin memberikan sebuah alasan, tapi aku segera memotong ucapannya.


"Tidak usah dijelaskan lagi Dave, kamu memang lebih mencintainya," aku tersenyum tulus. "Aku tidak mau menjadi pihak penghalang bagi cinta kalian berdua. Selamat tinggal Dave, semoga kamu bisa bahagia dengan Sinta," setelah berkata seperti itu, kulangkahkan kakiku untuk meninggalkan pesta.


Baru beberapa langkah, tiba - tiba saja ada yang menarik tanganku, "Aurel..." ternyata itu Dave. Ia sedang memegang tanganku sambil memandangiku dengan tatapan memohon.


"Ada apa lagi Dave?" tanyaku dengan malas.


"Jangan mengakhiri hubungan kita seperti ini... aku masih cinta padamu, Aurel. Aku dan Sinta tidak punya hubungan khusus..." Dave menggenggam kedua tanganku dengan erat, mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tiba - tiba tubuh Dave seperti ditarik ke belakang dengan paksa, PLAK! Sebuah tamparan mendarat tepat ke pipi kiri Dave yang mulus itu.


"Dave! Cukup ya! Aku sudah cukup bersabar menjadi selingkuhanmu! Dan Aurel sudah mengizinkan hubungan kita! Kenapa tidak kita jalani saja hubungan ini, Dave!?" bentak Sinta.


"Jaga ucapanmu Sinta! Aku mau denganmu juga karena kamu yang setiap hari menggodaku seperti wanita murahan!" Dave membentak balik Sinta. Pertengkaran mereka mengakibatkan semua undangan yang hadir memandang ke arah mereka, bahkan ada yang sampai memandang jijik ke arah Sinta. Entah itu hanya firasatku atau memang mereka sedang merendahkan Sinta dengan tatapan matanya.


"Aurel..." Dave kembali meraih tanganku, tapi kali ini aku menolaknya. "Kembalilah kepadaku, Aurel... maafkan aku yang tidak pernah bisa mengerti dirimu, Aurel... hanya kamu yang bisa mengerti semua keinginanku."


"Tapi kamu tidak bisa mengerti keinginanku, Dave. Kita putus," ucapku dengan nada suara yang dingin. Aku merasa seperti seorang penjahat disini, tapi aku kan korbannya.


"Dave! Sinta!" bentak Agnes yang tiba - tiba saja sudah hadir di antara kami bertiga. "Kalau kalian ingin meneruskan perdebatan kalian, keluar saja dari pestaku, sekarang!" bentak Agnes.


"Pengawal! Usir mereka!" perintah Agnes pada seluruh pengawalnya.


Empat penjaga yang menjaga ketertiban pesta ulang tahun Agnes langsung menyeret Dave dan Sinta keluar dari pesta.


"Kamu tidak apa, Aurel?" tanya Agnes setelah para pengawalnya berhasil menyeret keluar Dave dan Sinta secara paksa.


"Tidak apa Agnes, I'm fine," jawabku lalu tersenyum.


"Aku harap kau tidak memikirkan si brengsek Dave itu. Dia memang tidak pantas buatmu yang terlalu baik."


Aku menepuk pundaknya, "tenang saja, jika Aurel putus dari seorang pria, maka Aurel bisa mendapatkan seribu pria yang lebih baik dan lebih tampan lagi dari Dave, hahaha!"


Agnes mencubit pinggangku, "aww!" pekikku kesakitan. "Sakit Nes..."


"Lagian sih, jawabanmu ada - ada aja," omelnya.


"Hehehe, aku pulang dulu ya Agnes, terima kasih atas pestanya. Pestamu sangat meriah." Setelah bercipika - cipiki dengan Agnes, aku langsung pulang ke rumah.

Falling In Love, with GHOST!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang