"Jaemin, tapi serius gua minta maaf karena ga bisa bales perasaan lo" ucap Renjun dengan tatapan serius ke Jaemin

"Gapapa Njun, asal lo bahagia. Dan asal si monyet ini ga nyakitin lo" ucap Jaemin

"Wah di diemin ngelunjak lo" ucap Haechan sambil keluar dari dalam gerbang rumah Renjun

"Apa lo, di kira takut gua ama lo?" Tantang Jaemin

"Eh eh udah-udah, ntar ayah keluar" ucap Renjun menengahi Haechan dan Jaemin yang sekarang sudah saling hadap-hadapan

Renjun sekarang berada di tengah-tengah Haechan dan Jaemin, terlihat lucu karena Renjun terlihat sangat kecil di tengah-tengah mereka.

"Gua relain Renjun buat lo, jangan pernah nyakitin dia. Ngerti lo?" Ucap Jaemin

"Lo bisa iris telinga gua kalo itu terjadi" jawab Haechan

"Gua pegang janji lo" ucap Jaemin

"Tenang, dia aman sama gua" ucap Haechan dengan pasti sambil meraih pundak Renjun

Renjun mendongak ke arah Haechan yang sedang serius menatap Jaemin. Dan tatapan itu semakin membuat Renjun yakin dengan Haechan.

"Gua percaya sama lo, dari awal gua liat lo serius ke Renjun. Gua yakin juga lo bisa jaga dia dengan baik. Gua titip sahabat gua" ucap Jaemin serius

Haechan menjawab dengan mengangguk yakin.

Dengan rasa puas dan lega, akhirnya Jaemin izin pamit pada mereka berdua dan pergi memasuki rumahnya.

Tersisa Haechan dan Renjun yang sekarang sedang saling salah tingkah.

"Haechan/Renjun" ucap mereka berbarengan

"K-kamu duluan" ucap Renjun sambil melirik-melirik Haechan

"Gapapa kamu dulu aja" jawab Haechan

"Ngga usah kamu dulu aja"

"Eum- anu eumm" lidah Haechan terasa kelu hanya untuk menyatakan cinta kepada Renjun padahal berkelahi berani, membolos berani, balapan motor berani, menghadapi ayah Renjun yang galak berani tetapi mengapa menyatakan cinta ia malah ciut seperti ini?

Padahal ia sudah sangat tau perasaan Renjun padanya.

"Apa Haechan?" Tanya Renjun penasaran

Haechan mendongakkan wajahnya yang terasa panas sambil mengumpulkan nyali.

Degup jantungnya sudah tidak terkendali lagi sekarang bahkan rasanya jantungnya hampir saja lompat.

"Njun aku-"

"RENJUN!"

Mereka berdua menoleh pada sumber suara dan melihat ayah Renjun yang keluar sambil berkacak pinggang.

"Ayah?" Tanya Renjun panik

"Darimana aja kamu jam segini baru pulang!?" Tanya Ayah marah

"Tadi aku main sama Jaemin yah"

"Kamu kalau main ya pulang dulu ke rumah baru main lagi, Malem-malem gini baru pulang"

"Ayah maaf"

"Kamu juga Haechan!"

"Saya kenapa om?" Tanya Haechan kaget sekaligus bingung

"Katanya mau jemput anak saya tiap hari, tapi tadi main kesini malah ga bawa anak saya! Besok-besok kalau masih kaya gini saya ga akan izinin kamu anter jemput Renjun"

"Ayah kok jadi Haechan yang di marahin?" Tanya Renjun tidak terima

"Kalian berdua sama aja!? Mana lagi si Jaemin-Jaemin itu? Ngajak anak orang main tapi ga pamit sama orang tuanya"

"Ayah udah jangan marah-marah mulu" ucap Renjun

"Yaudah kamu masuk" titah ayah pada Renjun "dan kamu pulang Haechan"

"Baik om"

"Ih ayah! Aku belom selesai ngomong sama Haechan"

"Emangnya ga ada besok lagi?" Tanya Ayah

"Yaudah Njun besok lagi aja ya" ucap Haechan menenangkan

"Ayah rese!" Ucap Renjun sambil menghentakkan kakinya dan masuk ke dalam rumahnya

Ayah pun mengikuti anak semata wayangnya untuk masuk ke dalam rumah.

Setelah kepergian keduanya Haechan langsung mengusap dadanya.

"Hadeuh tiap anaknya main sama laki-laki laen, gua yang kena omel. Sabaar sabaaar" ucap Haechan pasrah

"Terus jadinya gua sama Renjun gimana sih? Udah jadian apa belom sih nih?" Tanya Haechan pada dirinya sendiri

"Bodoh banget emang, cuma tinggal bilang 'Renjun aku sayang sama kamu' gitu doang susah amat?"

Haechan mengacak-acak rambutnya sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambil motornya di halaman rumah Renjun.

Saat sedang mendorong motornya ke luar, Haechan seperti mendengar suara derap langkah kaki yang berlarian dari belakang.

Grep!

Haechan menoleh saat bahunya di pegang seseorang dari belakang. Ia pun melihat Renjun menghampiri nya kembali dengan tergesa-gesa.

"Kamu ngap-"

Ucapan Haechan terhenti saat Renjun seketika menangkup kedua pipi Haechan dan..

Cup!

Haechan membulatkan matanya saat merasakan bibir Renjun menyentuh bibirnya.

"Aku sayang kamu" ucap Renjun terburu-buru lalu pergi lagi menuju rumahnya sebelum ayahnya sadar.

Sedangkan Haechan mematung dengan kedua tangan yang masih memegang stang motor.

Ia seperti orang bodoh yang hanya mengerjap-ngerjapkan matanya saja, sambil mencerna apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.

"Hah!? Ini beneran?" Tanya Haechan memastikan








TBC

HYPE BOY! [HYUCKREN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora