Fantaser • Kirana: Side of the Universe

Start from the beginning
                                    

Untuk covernya sendiri, menurut saya sudah bagus, namun masih terasa kurang. Mungkin karena font yang digunakan(?)

Itu saja. Buku ini pasti akan bisa ramai kalau dipromosikan. Coba lakukan promosi di media sosial seperti tiktok, atau twitter, dll. Semoga sukses :D

3. Khai

Satu lagi cerita fantasi berlatarkan lokal, menarik. Bahasa yang digunakan ringan dan mudah dipahami, sehingga bagi beberapa orang yang baru membaca cerita genre fantasi, ini seperti sebuah langkah awal. Sejauh yang kubaca aku tidak bermasalah dengan kepenulisannya, meskipun masih ada yang harus diperhatikan dibagian dialognya. Aku menemukan ada kalimat sapaan yang tidak diawali dengan huruf kapital. Yap, ini masih manusiawi tapi harus tetap diperhatikan. Untuk typo, sepanjang aku membaca aku belum menemukannya.

Kalimat mungkin bisa dibuat lebih efektif lagi. Lalu sedikit saran dibagian dialog, penulis bisa sesekali memberikan tanda titik dibanding koma. Karena menurutku itu terasa lebih nyaman dibanding jeda yang sebentar. Namun, ini bisa dijadikan pilihan bagi penulis. Jika memang penulis lebih suka dengan memberi tanda koma dibanding titik, boleh saja.

Secara keseluruhan, Kirana ini keren dan menjanjikan. Sukses terus untuk penulis dan semoga yang saya sampaikan bisa diterima. Semangat!!!! 

4. Rhea

Oke, aku sudah kena 'hook'' dari sejak Prolog. Penulisannya rapi, meski ada kalimat-kalimat tidak efektif, tapi bener kayak nonton film.

Ah, apalagi yang bisa aku sorot ya? Poin-poinnya sudah diutarakan oleh rekan-rekan lain seperti:

- Mungkin penggunaan 'aku' dan '-ku' bisa dikurangi.

- kalimat-kalimat yang kurang efektif dan pengulangan kalimat (di awal sudah ditulis, di bagian akhir muncul lagi).

- typo, hal yang sulit banget dihindari, sesulit menghindari mantan (apa seh!). Lalu ada kata tidak baku/campuran Inggris yang bisa diganti dengan padanannya, tapi sekali lagi ini tidak mengurangi keasyikan membaca.

Di Chapter 2 ada yang agak fatal sih menurutku. Ini pakai POV1, tapi kenapa Kirana bisa tahu kalau Metha menggaruk kepala yang tidak gatal? Hati-hati supaya tidak sengaja kepleset pindah POV3.

Overall, aku suka gaya bercerita dalam buku ini dan dibuat penasaran setiap babnya. Suka juga dengan tema yang diangkat seperti multiverse, superhero ala2 Marvel tapi rasa lokal (aku tuh kebayang tokoh pemanah yang pake baju ungu, ga usah dibilang dah tahulah siapa), dan tokohnya remaja.

Semangat nulisnya MisakiTakashi.

5. Oisha

Ketika baca ini, saya tiba-tiba saja teringat serial "Bumi" by Tere Liye. Mungkin vibesnya agak mirip, ya. Atau mungkin hanya saya aja yang berpikir begini?

Oke, baik. Jadi, secara kepenulisan sudah rapi, kapital sudah cukup baik, hanya saja sayangnya setiap chapter kurang menggigit. Maksudnya, alangkah lebih baik di akhir bagian diberikan cliff hanger yang membuat pembaca penasaran. Bisa dengan adegan menegangkan atau apa pun yang sekiranya akan membuat pembaca mau membalik halaman selanjutnya. Untuk penyampaian cerita sudah cukup oke, jokesnya juga seru. Namun menurut saya ada beberapa bagian yang monoton atau membosankan seperti menjelaskan kegiatan sehari-hari seperti adegan sarapan, contohnya. Sebenarnya boleh-boleh saja sih ada deskripsi slice of life seperti itu, tetapi akan lebih baik kalau diselipkan dialog-dialog menarik yang anti mainstream.

6. Andy

Kirana! Oh, gadis SMA dengan misi mulia. Sosok karakter yang mudah memikat para pembaca young adults, atau mereka yang menyukai sejenis light novel. Kirana: Side of the Universe adalah kisah yang tidak rumit, dengan penyampaian alur yang mengalir, dan selipan aksi yang tidak bertele-tele alias cepat. Aku yakin, novel Kirana--termasuk seri MASPER lainnya--bisa dinikmati siapa saja. Apalagi, latar kejadian yang berlokasi di Surabaya! Lokasi lokal dengan unsur fantasi selalu menjadi poin plus secara pribadi.

Sayang sekali, karena aku didahului oleh teman-teman pengulas yang rajin, aku khawatir akan mengulang kata-kata yang sama. Jadi aku memerhatikan lebih detail penggunaan tanda baca di sini. Karena bagiku kerapian naskah serta penggunaan tanda baca yang tepat laiknya sebuah setelan jas pesta yang rapi. Tidak ada benang mencuat. Tidak ada kancing yang longgar (oh, itu mengganggu sekali), dan tali sepatu terpasang dengan baik.

Baiklah, jadi ini yang menjadi perhatian besar bagiku: ada sejumlah kalimat tanya yang justru diakhiri titik. Mungkin penulis membayangkan bahwa pertanyaan itu disampaikan dengan lebih tenang atau tidak terlalu penuh rasa penasaran, tetapi tetap saja: kalimat tanya adalah kalimat tanya. Selain itu, aku juga menemukan banyak kalimat tidak utuh. Ada dua kalimat yang bisa digabung menjadi satu sekalian. Sebab, kalimat-kalimat utuh ini membuat proses membaca jadi lumayan mengganggu--aku sedang berjalan dan tahu-tahu dihentikan tanpa sebab. Poseku aneh dan canggung.

Selain itu, seperti yang sudah dibahas Khai di atas, ada beberapa penempatan tanda koma yang berlebihan. Itu bisa dipangkas. Perlu diperhatikan pula bahwa satu kalimat sebaiknya mengandung satu adegan atau satu informasi besar. Daripada menyambung tiap informasi kecil dengan koma hingga membentuk serentetan kalimat panjang, ada baiknya digabung menjadi dua atau tiga kalimat majemuk. Ini penting di adegan-adegan aksi.

Di atas itu semua, aku senang Misaka Takashi sangat imajinatif dengan banyak sekali seri MASPER. Ini sangat menjanjikan dan berpotensi memiliki banyak pembaca young adults pada segmen tertentu. Penyampaian alur dan plot yang sudah pas dan mengalir akan mudah membuat pembaca bertahan. Sedikit pembenahan dari penggunaan tanda baca akan menyempurnakan itu semua. Semangat untuk Misaka Takashi, kami tunggu seri selanjutnya dari MASPER! ❤️ 

Salam Manis,
Tim Fantaser

●●●

Recensio BookWhere stories live. Discover now