Bab 1 : Pendekatan

31 13 7
                                    


Bab 1: Pendekatan

Bunyi alarm pun membangunkanku, dengan malas aku terpaksa beranjak dari tempat tidur ku. Bergegas untuk kekamar mandi dan sarapan karna ya begitulah kesibukan ku menjadi seorang sekertaris bos yang dingin, galak dan sesuka hatinya sendiri. Selain di tuntut untuk tepat waktu, juga harus selalu rapi dan cekatan. Selesainya sarapan aku pun bersiap untuk berangkat. Kuambil kunci mobil dan bergegas ke kantor jika boss datang lebih dulu tau sendirilah resiko yang akan ku terima darinya bakal panjang urusannya. Jarak kantor dari rumah ku pun tidak terlalu jauh dengan waktu 30 menitpun aku dapat tiba di kantor tempat dimana aku bekerja. Setibanya di kantor terlihat beberapa kariawan yang sudah datang. Untuk menuju ruangan ku pun harus kelantai paling atas ya lantai 22. Di dalam lift sambil ku lihat telpon genggam ku sekedar untuk mengotak ngatiknya, setelah lift terbuka aku pun langsung menuju ruangan pak boss dan aku. Ya ruangan ku ada dalam satu ruangan dengan bos ku, meja dan kursi pak boss pun hanya terletak beberapa meter dari tempat duduk ku . Kurapikan meja pak bos dan duduk di kursiku untuk memeriksa jadwal pak bos hari ini dan memeriksa beberapa dokumen yang harus di tanda tangani olehnya. Sedang fokus memeriksa dokumen-dokumen penting suara bos ku yang dingin sedingin kutub utara itu pun mengagetkan ku. "Jadwal saya hari ini apa saja" tanyanya sembari duduk di kursinya dan memandangku, "jam 10 bapak ada pertemuan dengan bapak wijaya dari perusahaan Wijaya mulya, dan jam 12 ada pertemuan makan siang dengan direktur dari perusahaan beauty expo dan terakhir anda ada pertemuan makan malam dengan pimpinan sens unique cosmetik" sambil ku jelaskan jadwalnya untuk hari ini dan memberikan dokumen untuk ditandatangani. Selesai dengan tugasku pun aku kembali ketempat duduk ku. Jam menunjukan pukul 09.45 terdengar suara ketukan pintu

Tok tok tok...

Aku pun beranjak dari tempat ku untuk membukakan pintu. Ternyata pak wijaya yang sudah datang untuk bertemu dengan pak bos. Untuk membahas kerja sama dengan perusahaan kami worley beauty grup. "Pak wijaya,?" sapaku sambil menjabat tangannya dan ku persilahkan untuk duduk " iya mbk nadin saya datang untuk menemui pak Briyan" sapa pak wijaya kepada ku. "Iya pak silahkan,pak bos juga sudag menunggu" jawabku. Ya tempat ku bekerja saat ini adalah perusahaan kosmetik terbesar di kota jakarta ini. Tak terasa 30 menit pertemuan antara perusahaan worley beauty grup dan wijaya mulya berlangsung lancar,dan pak wijaya pun berpamitan.

Pak bos masih sibuk dengan memeriksa berkas-berkasnya dan aku pun sibuk menyiapkan berkas-berkas penting yang harus di tanda tangani. Dan jam makan siang pun tiba jam menunjukan pukul 11.55 aku mengingatkan kembali jadwal makan siang pak bos dengan direktur beauty expo. Ya walawpun sebenarnya ini bisa di katakan adalah pertemuan perjodohan sih. Ku beranjak dari kursi ku untuk menyerahkan dokumen kepada pak bos dan untuk mengingatkan kembali janji makan siang nanti. "Pak, anda tidak lupa kan dengan janji makan siang dengan ibu tasya direktur dari beauty expo?" tanyaku sambil menyerahkan dokumen kepada pak bos.

" iya saya belum pikun kok,ini juga saya mau bersiap ke sana.kamu aja yang cerewet dari tadi,sudah seperti mamah saya saja." jawab pak bos super nyebelin untuk di dengar itu. "Ok baiklah kalau begitu pak,saya permisi''. Belum sampai ke tempat duduk ku panggilan pak bos buat langkah ku pun terhenti " Nadin" panggil pak bos. "Iya pak,ada apa" jawabku sambil menoleh ke arahnya .

" Di restorant mana tempat janji makan siangnya?" tanyanya dengan muka datar. " di the uptown cafe pak" jawab ku.

Dan tak lama setelah mengotak ngatik dan memainkan ponselnya pak bos pun beranjak dari tempatnya. Tanpa kata-kata dia meninggalkan ruangannya." Dasar punya atasan begitu banget sih,setidaknya pamitlah kalaupun mau pergi" gerutu ku. Masa bodo dengan bos super nyebelin itu, perut ku pun sudah bernyanyi untuk minta di isi. Aku pun meninggalkan ruangan untuk menuju kafetaria yang ada di perusahaan ini.

Setelah mengambil pesanan ku pun langsung menyantap makanan ku. Setelah makanan ku habiskan aku segera menuju ruangan ku, Aku tak ingin jika pak bos kembali melihat aku tak ada di tempat bisa cerita horor yang aku dapatkan darinya nanti. Tibanya di ruangan kulihat pak bos belum ada dalam hati pun merasa bersyukur banget.

Tak terasa jam kantor pun berakhir. Tapi pak bos pun belum terlihat kembali, ku ambil ponsel ku dan berniat untuk mengiriminya pesan tapi ku urungkan niat untuk memberinya pesan. "Mungkin tak perlu aku mengiriminya pesan toh ini juga sudah jam pulang kantor tak ada salahnya juga kalau langsung pulang" aku pun langsung ngluyur pulang begitu saja. Setibanya di rumah pun langsung merebahkan tubuh ku di kasur, terasa nyaman dan enak karna seharian harus menggarap ini dan itu berjalan dengan hig helss yang menyebalkan belum lagi di suguhi raut wajah si bos super nyebelin tidak ramah lingkungan itu.

Tak sadar ternyata aku pun terlelap bangun di karenakan rasa kaget ku karna hari sudah gelap. Ku lihat jam ternyata sudah pukul 22.10 malam. "Ya ampun nadin bisa bisanya tidur masih dengan pakain kantor yang lengkap tentunya" gerutu ku kepada diriku sendiri. Segera ku ambil handuk dan bergegas untuk mandi. Setelah mandi pun perut terasa lapar, tapi aku sadar bahwa belum ada makanan sama sekali. Maklumlah hidup sendirian d rumah peninggalan orang tua yang telah lebih dulu pergi dari aku. Terkadang sempat berfikir untuk apa semua kerja keras ini jika tidak ada yang akan aku bahagiakan nantinya. Dan aku pun memutuskan untuk memesan makanan saja, karna aku pun lagi malas untuk berada d dapur untuk memasak makanan. Ku pesan makanan favorite ku d aplikasi hijau. Setelah menunggu lebih kurang 30 menit makanan yang aku pesan pun datang. Langsung saja ku sajikan d meja untuk segera makan karna perut pun sudah terasa begitu lapar. Baru saja aku ingin menyantap udang asam manis dan ayam goreng ku. Tiba tiba ponsel ku berbunyi ku lihat ada nama pak bos yang muncul d layar ponsel. " Ya ampun waktu yang sangat tidak tepat" kesal ku. Ku angkat telpon dari pak bos

boss and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang