Ia berjalan gontai menuju halte. Hari sudah sangat sore, Bunda nya pun sudah mengirim pesan bahwa Ayahnya sebentar lagi akan sampai rumah. Dan Renjun harus segera sampai sebelum Ayahnya datang.

Tetapi karena janji palsu pacarnya, akhirnya ia malah ke sorean seperti ini.

"Wiih ada cowok cantik nih"

Renjun tersadar dari lamunannya dan melihat sekelompok pria-pria hidung belang sedang berkumpul.

Benar kata Haechan bahwa sore hari begini tempat berkumpulnya pria-pria brengsek di ujung gang.

Renjun menoleh ke kanan dan ke kiri, jalanan sangat sepi dan hanya ada dirinya seorang.

"Mau kemana cantik?" Tanya lelaki hidung belang itu

"Wow body nya mantep juga"

Renjun sangat risih di cat calling seperti ini, tetapi ia juga takut untuk melawan. Apalagi sekarang tatapan menjijikan mereka pada Renjun yang membuat Renjun semakin bergidik ketakutan.

"Sayang!" Panggil seseorang

Renjun seketika menoleh dan melihat Haechan menghampiri nya.

Apa-apaan lelaki sialan ini!?

Siapa yang ia sebut sayang?

"Kamu kemana aja? Aku nungguin kamu dari tadi? Jangan marah terus dong sayang" ucap Haechan sambil memegang tangan Renjun

Renjun mengernyit bingung, apa yang dimaksud lelaki sinting ini?

Tetapi saat melihat Haechan mengedipkan satu matanya dan melirik pria-pria brengsek itu melalui ekor mata Haechan akhirnya Renjun mengerti maksud Haechan.

"Pulang sama aku ya, kamu tadi salah paham" ucap Haechan lagi

Renjun lalu melirik lelaki hidung belang yang sekarang terdiam itu, lalu ia menatap mata Haechan dan mengangguk pelan.

Ia pun akhirnya pergi bersama Haechan dengan bergandengan tangan sambil melewati sekelompok lelaki hidung belang itu.

"Gua bilang juga apa, kalo sore gini tuh banyak cowok-cowok berandalan di sana" ucap Haechan saat mereka sudah jauh melewati sekelompok pria tadi

"Thanks" jawab Renjun

Haechan melirik Renjun melalui ekor matanya dan melihat Renjun masih lemas, mungkin karena kecewa dengan kekasih nya itu.



****


Nasib sial masih menghantui Renjun, karena sore hari begini busway sangat penuh diisi oleh karyawan yang baru pulang kerja, akibat nya ia tidak bisa duduk dan berdesakan dengan yang lain.

Tetapi untungnya ia tidak sendirian karena Haechan juga ikut naik busway, Renjun juga tidak mengerti mengapa Haechan malah ikut naik busway bersamanya.

Mereka berdiri di tengah-tengah kerumunan orang. Dan hal itu membuat Renjun tidak nyaman, karena ia merasa lelaki yang tak ia kenal terus memepetnya dari arah belakang, bahkan ia sempat merasa ada tangan yang merayap di bokongnya. Dasar sialan!

Di tempat ramai seperti ini saja Renjun masih bisa dilecehkan.

Dan Haechan melihat tatapan tidak nyaman Renjun, lalu melirik lelaki dewasa di belakang Renjun yang sedari tadi mencoba melecehkan Renjun.

Tanpa pikir panjang Haechan membawa Renjun agar lebih dekat padanya bahkan sebelah tangan Haechan melingkar di pinggang Renjun sambil menatap sinis pria itu sampai akhirnya pria itu sedikit menjauh.

Kini mereka berdua tidak ada jarak sama sekali dan Renjun deg-degan setengah mati.

Renjun mendongak pelan-pelan lalu melihat wajah Haechan yang begitu dekat dengannya.

Haechan sempat melirik wajah Renjun tetapi hanya sebentar lalu matanya mengarah pada tangan Renjun yang memegang pegangan busway di atas, hal itu membuat tangan Renjun memerah.

Haechan pun meraih tangan Renjun lalu memindahkannya ke blazer Haechan sehingga kedua tangan Renjun bertengger di blazer Haechan, dan tangan kiri Haechan kembali meraih pinggang Renjun lalu tangan kanan nya memegang pegangan busway.

"Pegangan blazer gua aja" ucap Haechan

Renjun sedikit meremas blazer Haechan karena saking gugupnya, ia tidak menyangka Haechan akan seperti ini padanya.




****


Setelah bermenit-menit menahan degup jantung nya, akhirnya Renjun bernafas lega karena sudah sampai di halte dekat rumahnya.

Dan hal mengejutkan adalah Haechan ikut turun bersamanya.

"Eung, lo ngapain turun di sini juga? Emang rumah lo deket sini?" Tanya Renjun saat mereka berdua sudah mulai berjalan

"Ada temen gua deket daerah sini, gua mau main ke rumah nya" jawab Haechan

"Siapa?" Tanya Renjun antusias

"Ada deh, kepo lo"

"Dih, ngeselin lo"

Haechan tidak menjawab melainkan hanya tersenyum kecil.

Mereka berdua berjalan beriringan sambil sesekali Renjun melirik ke arah Haechan.

"Eum buat yang tadi, thanks ya" cicit Renjun malu-malu

"Besok-besok jangan pulang jam segini lagi, bahaya" jawab Haechan

"Iya"

"Ngomong-ngomong rumah lo masih jauh?" Tanya Haechan

"Nggak, itu rumah gua" jawab Renjun sambil menunjuk rumahnya yang tidak jauh dari tempat mereka jalan

"Oh itu"

Mereka pun akhirnya kembali jalan tanpa ada percakapan sampai akhirnya mereka sampai di rumah Renjun.

"Chan gua udah sampe duluan, gua masuk ya"

Haechan menganggukkan kepalanya menjawab ucapan Renjun dan Renjun pun langsung masuk ke dalam rumah nya

Setelah melihat Renjun benar-benar masuk, Haechan pun berbalik menuju halte dan berniat kembali untuk mengambil motornya yang terparkir di dekat sekolah.





TBC

HYPE BOY! [HYUCKREN]Where stories live. Discover now