📷 chapter f i v e

Start from the beginning
                                    

"Asik, risol gue datang!"

Kini Alsa mendapati meja Reina dikerubungi beberapa temannya yang telah menanti-nantikan pesanan mereka sejak tadi. Dan tak butuh waktu lama, dua kudapan yang Alsa bawa hanya tinggal tersisa untuk yang sudah lebih dulu memesan, bahkan sebelum sempat ditawarkan ke seluruh warga FIKOM ataupun fakultas lain--jika mereka tidak beruntung.

"Lagi-lagi risol sama pisang nugget jadi yang paling laris," Reina tiba-tiba menggerutu. "Ini pada nggak tertarik beli yang lain, apa? Dagangan danus nggak cuma dua itu aja, woy."

"Ya gimana ya, Rei, namanya selera konsumen mana bisa diatur," Jeremy menimpali meskipun kursinya tak berdekatan dengan Reina. "Nanti lo mending bagi-bagi deh, anggota lo, biar nggak cuma jualan di FIKOM. Coba main-main ke FEB atau FISIP, siapa tau bakal banyak yang tertarik buat beli."

Reina menghela napasnya. "Kemaren gue sempet ke FISIP, sih, tapi kayaknya gue salah waktu karena di sana nggak begitu rame. Nanti deh, gue coba atur strategi lagi sama anggota gue."

Dari kursinya yang sudah ditempati Kania, Alsa tak sengaja mencuri dengar percakapan dua orang itu. Diam-diam Alsa pun menyayangkan dirinya sendiri yang batal bergabung menjadi anggota danus karena Jeremy sudah lebih dulu menyeretnya ke divisi LO. Padahal, tampaknya berjualan merupakan kegiatan yang menyenangkan di mana ia bisa berinteraksi dengan para pembeli meski ia dapat tahu juga bagaimana sulitnya untuk mendapatkan uang.

"Kalau aja risol sama pisang nugget bener-bener diproduksi sama lo atau keluarga lo, lo pasti udah untung gede, Sa," kata Kania yang sudah memerhatikan segalanya sejak Alsa datang. "Tapi, kalau habis inaugurasi selesai dan lo tetap mau jualin dagangan tetangga lo, kayaknya lumayan juga deh, untungnya? Bisalah, buat lo pake buat beli album Baswara Chandra atau nonton konsernya."

Mendengar hal itu kontan membuat Alsa seketika mengerang frustasi. "Aduh, lo bisa stop dulu nyebut nama dia nggak, sih?"

"Hah? Gue salah ngomong emangnya? Atau sekarang lo udah nggak ngefans sama dia lagi?" Kania benar-benar tak memiliki ide mengapa Alsa bersikap demikian. Namun, lebih tepatnya Kania tidak benar-benar memahami apa yang Alsa rasakan.

"Gila lo," seloroh Alsa. "Entah gimana jadinya hidup gue kalau gue nggak ngefans sama dia lagi, Kan. Lo tau sendiri 'kan, gue tuh--"

"Iya, iya, nggak perlu lo ceritain lagi, Sa, udah sampe hafal gue karena udah keseringan," Kania cepat-cepat menyela sebelum Alsa kembali membeberkan kisah bagaimana mulanya gadis itu bisa menjadi penggemar berat seorang Baswara Chandra, penyanyi muda yang tengah naik daun saat ini. "Perasaan minggu lalu lo masih semangat-semangatnya buat nontonin dia di Festival Musik FEB itu, kok sekarang tiba-tiba lo jadi begini?"

Dengkusan pun Alsa loloskan. "Nggak tau deh, Kan. Mikirin gue yang gagal berhubungan lebih dekat sama Baswara bikin gue kesel setengah mati, sumpah. Masih gondok banget gue sampe sekarang. Gue ngapain harus jadi LO kalau nggak ada Baswara, Kaaan?"

Kania pun perlahan-lahan mulai mengerti situasinya meski tak sepenuhnya paham. "Kalau gitu, ini fix salah si Jerami sih, Sa." Gadis itu sengaja mengeraskan volume suaranya, lalu ia menatap Jeremy secara terang-terangan. "Lo denger 'kan, Jer? Semuanya salah lo!"

Jeremy yang tak tahu apa-apa karena sama sekali tak memerhatikan percakapan Kania dengan Alsa pun tampak kebingungan. "Gusti, salah apa lagi, sih, gue?"

"Karena lo udah--"

Ucapan Kania segera terhenti ketika ia mendapati Pak Yosef akhirnya memasuki ruangan. Suasana ruangan seketika hening, beberapa mahasiswa lekas kembali ke tempat duduk masing-masing. Dan setelahnya kelas pun kembali dimulai dengan Pak Yosef yang menjelaskan materi.

Tidak semua yang ada dalam ruangan tersebut memerhatikan dengan serius, tentu saja. Termasuk Kania, yang Alsa dapati malah tengah asyik melihat-lihat apa yang tersaji di Instagram. Sampai gadis itu tiba-tiba saja menepuk-nepuk bahu Alsa dengan heboh untuk menarik atensinya.

"Sa, liat, Sa," Kania berucap sambil berbisik. "Gue nemu di explore. Foto-foto Baswara ternyata udah di-upload sama BEM FEB!"

"Hah? Mana? Mana?" Alsa berubah menjadi antusias dengan begitu cepatnya.

Namun, sayangnya, sebelum Kania sempat memberikan ponselnya pada Alsa, benda pipih itu malah tiba-tiba berbunyi hingga nada deringnya memenuhi seantero ruangan, yang tentu segera mengundang perhatian dari orang-orang yang berada di dalam sana--termasuk Pak Yosef. Pria itu kini bahkan tengah menatap ke arah Kania dengan sorot tajamnya.

Kania yang panik setengah mati pun buru-buru menolak telepon yang diterimanya sembari berkata, "Ma-maaf, Pak, HP saya lupa di-silent."

Mungkin Kania tengah beruntung hari ini sebab Pak Yosef pada akhirnya memilih untuk tidak mengatakan apa pun dan kembali fokus memaparkan materi. Kania pun sekonyong-konyong merasa lega luar biasa, begitu pula dengan Alsa--meskipun ia gagal untuk melihat foto idolanya.

Gila, yang tadi itu hampir saja!

📷

meet kania jovanka! ✨

bandung, 17 agustus 2022 🇲🇨

Through the Lens [END]Where stories live. Discover now