Tentang Yona (1)

9 3 0
                                    

IONOSPHERE

Aninteresting layer called the ionosphere overlapsthe mesosphere, thermosphere, and exosphere. This is where auroras happen. [14]

*

SMA Arkatama Jaya, 9 Januari 2019, jam istirahat kedua.


YONA berlari tergopoh di koridor ruang kelas X yang ada di lantai 1, tak jauh dari lapangan upacara. Saking buru-burunya, tubuh gempalnya sampai menyenggol beberapa siswa yang kebetulan ada di tengah koridor, membuat mereka terpelanting ke samping.

"WOY!" seru salah seorang siswa yang kini jatuh terduduk di lantai koridor. "Baleg lah!" [15]

"Sori!" sahut Yona seadanya tanpa menghentikan larinya dan berbelok masuk ke ruang kelas X-9. Napas Yona sedikit tersenggal saat dia akhirnya masuk ke ruang kelas yang ternyata sepi. Sepertinya hari ini seluruh siswa menghabiskan waktu istirahatnya di luar kelas.

Selama beberapa waktu Yona berdiri sambil celingukan, memastikan kalau ruang kelas ini betul-betul kosong. Bahkan dia sampai mengucek mata. Kalau begitu, Kay di mana? Bukannya cewek itu bilang kalau istirahat hari ini dia nggak bakal jajan ke kantin karena lagi bokek?

Karena penasaran, Yona langsung melesat ke toilet perempuan terdekat, berharap Kay ada di sana. Namun, nihil. Toilet itu sepi. Lantas, Kay ada di mana? Nggak mungkin banget kalau Kay mojok di perpustakaan—kecuali kalau cewek itu tiba-tiba kesambet jin yang hobi baca.

Telinga Yona yang tajam samar menangkap ada bunyi yang tidak biasa, tak jauh dari area toilet. Seperti ada suara orang mengobrol, tapi jelas bukan obrolan baik-baik karena disertai dengan suara bentakan keras. Perasaan Yona mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dan cewek itu buru-buru keluar dari sana, kemudian mengambil jalan memutar untuk bisa sampai ke pojok kosong di belakang toilet.

Benar saja, di pojok itu ada empat orang siswi, dua diantaranya sangat dia kenal baik: Kay dan Manda. Dua siswi lainnya pernah dia lihat wara-wiri di koridor kelas XI tapi Yona tak kenal mereka. Posisi Kay dan Manda sama-sama menghadap kedua siswi yang berdiri memunggungi tembok sekolah. Saat dia mendekat, terdengar salah satu siswi bicara dengan suara terbata-bata.

"Ma-maksudnya bukan gitu, Kay...." Wajah siswi itu terlihat pucat. Dia terlihat gelisah sambil memainkan rambut panjang lurus karena smoothing dan dibuat sedikit ikal di bagian ujungnya.

Siswi berambut pendek yang berdiri di sebelahnya pun tak kalah gugup. "Bukan kami yang bikin gosip itu, Kay.... Ka-kami cuma nerusin aja...." Dia mencicit lemah. Keduanya nyaris menjerit saat Kay memukul tembok kosong di antara mereka. Wajah mereka kembali satu tingkat lebih pucat saat melihat Kay menatap mereka dengan tatapan datar.

"Bodo amat." Nada suara Kay terdengar dingin. "Yang pasti gue denger sendiri kalian bilang gue cewek gampangan hanya karena pernah liat gue naik turun mobil bagus. Gue nggak masalah kalau lo lo ngegosipin gue jadi preman daerah sini, kek...tukang palak, kek...atau malah ngegosipin gue sebetulnya anak Sultan yang lagi nyamar. Tapi gue nggak terima kalau digosipin cewek gampangan. Ngerti?"

Kedua siswi yang kini mulai menangis itu hanya bisa mengangguk pasrah.

"Lagian, kalau setiap yang naik mobil mewah lo bilang cewek nggak bener, pa kabar yang sering gonta-ganti naik Go-Car atau Grab Car?"

Percakapan itu membuat Yona langsung mengerti apa yang sedang terjadi tanpa harus lebih dulu bertanya pada Manda, yang masih berdiri di belakang Kay sambil memainkan ponselnya dengan cuek. Tiba-tiba saja dia pengin menertawakan cewek-cewek itu. Dari emblem yang ada di lengan kanan mereka, Yona tahu kalau keduanya berasal dari kelas XI. Artinya, sebetulnya mereka kakak kelas Kay, Manda, dan Yona. Namun, tetap saja mereka tak berkutik di depan Kay yang sedang emosi. Salah sendiri cari masalah sama Kay! Pikir Yona puas.

A Cloudy HorizonWhere stories live. Discover now