non-smoking area

211 31 1
                                    

"Kau ingat tante termudaku?"

Taehyung menoleh ke arah Yoongi, sedikit bingung akan pertanyaan tiba-tiba itu, namun ia tidak ada niatan akan mempertanyakan pria yang lebih tua itu, setidaknya tidak saat ini, mengingat Yoongi sendiri juga sering meladeni segala "keanehannya"—baik itu dalam bentuk tindakan atau pertanyaan di tengah malam—tanpa tanya. Ia merengutkan bibirnya, dan bayangan samar seorang wanita paruh baya dengan rambut pendek muncul di kepalanya.

"Yang mukanya mirip denganmu? Yang punya salon di Daegu itu?"

Yoongi mengangguk. "Ia baru saja bertunangan. Tapi Halmeoni membenci tunangannya, curhat padaku tentangnya lewat telfon beberapa hari lalu. Katanya, senyumnya cantik dan peranggainya manis, tapi bau parfum menyengatnya tidak berhasil menyembunyikan bau rokok yang menempel di jaketnya."

"Well, shit," ujar Taehyung, dan rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan tengahnya ia biarkan jatuh ke lantai teras sebelum sol sepatunya menginjak rokok itu tegas. "Kalau begitu, aku akan mencoba untuk berhenti merokok. Harusnya kau bilang itu kepadaku lebih cepat, Hyung. Apa lagi yang dapat kulakukan agar nenekmu menyukaiku?"

Yoongi mencubit hidung Taehyung, gemas setengah mati. "Bodoh. Halmeoni sudah menyukaimu. Kau tahu muka kita tertempel di mana-mana, ia mengenal kita semua, tapi kau tetap favoritnya di antara kita bertujuh."

Taehyung tertawa. "Tahu dari mana? Biar kutebak. Apakah Halmeoni mengatakan hal itu kepadamu lewat telfon juga?"

"Nah. Eomma yang bilang kepadaku. Pernah waktu itu, saat mereka sedang menonton penampilan kita di Inkigayo, Halmeoni menanyakan kabar si pria Daegu tampan dari BTS, apakah dia makan dengan baik karena ia kelihatan terlalu kurus. Eomma berkata bahwa aku baik-baik saja dan makan dengan baik, namun kau tahu jawaban apa yang justru ia terima?"

"Apa?"

"Halmeoni menjawab, 'Bukan Yoongi, yang satunya lagi'. Bayangkan," dengus Yoongi. Tawa Taehyung makin keras, sangking kerasnya hingga ia membungkukkan badannya, satu lengannya mencengkram perutnya. "Sepertinya Halmeoni mulai menyukaimu sejak menonton 'Hwarang' karena katanya kau terlihat seperti anak anjing yang menggemaskan."

Setelah tawanya mereda, sebuah cengiran usil terbit di bibir Taehyung. "Oh? Ini mungkin terdengar sedikit terlalu percaya diri, tapi harus kuakui, nenekmu punya selera yang bagus," ujarnya. "Persis seperti cucunya."

Yoongi mengerjap, sebelum mendengus lagi. "Mendekatlah supaya Hyung dapat memukulmu."

"Pukul saja," jawab Taehyung santai. "Hyung bisa memukulku tapi kau tidak dapat membantah pernyataan tersebut, kan?"

"Pernyataan apa?"

"Kalau aku tampan?"

"Siapa bilang tidak bisa membantah?"

"Aku. Kau mengencaniku, Hyung. Kalau kau membantah, kau munafik. Dan baru beberapa saat yang lalu kau bilang aku terlihat cantik."

Dan Yoongi tidak berbohong saat ia mengatakan hal tersebut kepada Taehyung beberapa saat yang lalu. Kekasihnya memang terlihat cantik. Cahaya rembulan mengarsir garis wajah dan lengkung hidungnya dengan begitu indahnya hingga Taehyung terlihat seperti ia berasal dari dunia lain. Tapi Yoongi—dengan egonya—lebih memilih menelan kepalan tangannya daripada mengafirmasi bahwa ia memang mengatakan hal tersebut kepada Taehyung. Maka Yoongi hanya mengeluarkan beberapa gumaman tak jelas di samping Taehyung, yang tersenyum kecil melihat kelakuan yang lebih tua, sebelum dengan cepat mencuri sebuah ciuman di ujung bibir Yoongi, membuat runtutan gumaman yang ada bibirnya mati seketika.

THEM, REIMAGINED 、oneshotsWhere stories live. Discover now