"Nina, duduk!" peringat David. "Kursi itu untuk duduk, nanti Nina jatuh." Suaranya mulai melembut.
"Ada Papa di sana?" Nina masih penasaran tentang foto yang terpampang di ponsel sang papa.
David tersenyum. "Iya, ada Papa di sini. Ini abangnya Nina, namanya abang Seokjin. Kalau ini kakaknya Nina, namanya kak Jisoo. Nah, ini mama Micha." David menunjuk satu-persatu orang yang ada di foto tersebut.
"Kakak? Sepelti kak Jennie?"
"Iya, bang Seokjin dan kak Jisoo itu kakaknya Nina."
"Nina mau main sama kakak."
Pasalnya selama ini Nina tidak mempunyai teman sama sekali. Nina hanya bermain bersama David, tantenya yang merupakan kakak dari David karena Nina dititipkan di sana ketika ia bekerja, dan yang terakhir Nina bermain dengan Jennie.
David seketika bungkam. "Nanti ya, nanti Nina main dengan bang Seokjin dan kak Jisoo."
***
Neya sudah terlihat sangat menggemaskan mengenakan dress pendek berwarna putih yang biasa ia pakai saat bermain keluar rumah.
Balita itu masuk ke sebuah rumah yang berada tepat di samping rumahnya. Berbarengan dengan itu, bocah laki-laki berusia lima tahun yang tak lain adalah si tuan rumah, berjalan mendekati Neya.
"Eza..." Neya tersenyum senang melihat kehadiran Eza.
"Neya ngapain ke sini?" Eza penasaran mendapati Neya yang sudah wangi dengan wajah berlepotan dengan bedak itu kini menyambangi rumahnya.
"Hari ini Neya gak bisa main lagi sama Eza. Neya mau ke bandala sama abang Taehyung dan kak Jisoo."
"Kamu sibuk telus, kemalin juga gak bisa main sama Eza." Eza memberengut kesal sembari melipat kedua tangan di dadanya.
Neya tentu saja merasa bersalah. "Maafin Neya ya, Eza. Kemalin Neya pergi terus pake baju princess, Neya ke lamalannya bang Seokjin, Kata abang Tae, lamalan itu akan menikah."
"Bang Seokjin itu siapa?" tanya Eza kepo dengan tangan yang masih terlipat di dada.
"Abang Seokjin itu kakaknya kak Jisoo, Bang Seokjin itu ganteng tau, Eza..."
"Kata mama, Eza juga ganteng kok." Dengan posisi yang sama, Eza berkata demikian, tak lupa dengan nada angkuh yang terselip di sana.
"Iya. Eza memang ganteng." Neya berseru girang yang perlahan membuat raut angkuh bocah berusia lima tahun itu memudar.
"Neya juga cantik," balas Eza memuji.
Neya semakin mengembangkan senyumnya, namun perlahan senyum itu memudar setelah mendengar teriakan menggelegar dari luar yang memanggil-manggil namanya.
"Neya, ayo bellindung di belakang Eza. Kita hadapi penjahatnya bersama." Eza menarik Neya sampai berdiri di belakangnya.
"Eza.... Itu Abang Tae."
Eza mengangguk dengan tampang waspada. "Iya, ayo kita lawan."
Neya yang kebingungan memilih untuk menuruti perintah Eza dan berjalan di belakang bocah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Kamu || VSOO
FanfictionKenapa si ketua OSIS selalu mepetin gue? Belum lagi si mantan yang balik lagi setelah satu tahun gaada kabar. Tapi gue sukanya sama si Ketua basket, gimana dong? "Balikan yuk, Chu!" "Hah?!!" Kisah kita yang baru saja dimulai ~Vsoo Yuk, luangin wakt...
| Extra Part 3
Mulai dari awal
