"Iya, Kak Jisoo," pekik Neya senang.
Sementara Jisoo, Taehyung, dan Neya sedang mengambil makanan. Micha kini tengah mengobrol bersama Nela dan Arka. Suga yang ikut serta hanya diam menyimak obrolan orang dewasa tersebut.
"Terima kasih loh, Mbak Nela sekeluarga sudah menyempatkan untuk hadir di sini."
"Ah, gak papa, Mbak. Kami malah senang diundang ke acara lamaran kakaknya Jisoo," tutur Nela terdengar antusias.
"Iya, Mbak. Saya juga sebagai rekan kerja Seokjin sangat merasa terhormat karena sudah diundang untuk hadir. Terlebih Seokjin sangat sering menggunakan jasa perusahaan saya untuk membangun cafe-nya." Arka ikut menambahi.
Micha tersenyum. "Semoga beberapa tahun kedepan Jisoo dan Taehyung yang melangsungkan lamaran, ya."
"Amin..." kata Nela dan Arka serempak.
Micha beralih pada Suga. "Nak Suga gimana? Sudah ada pacar?"
Suga tersenyum tipis. "Sudah, Tan."
"Yah sayang sekali ... padahal tadinya Tante mau jodohin kamu sama Bona. Tuh orangnya yang pake kebaya warna biru muda, sepupunya Jisoo." Micha menunjuk Bona yang tengah memakan cake dengan suapan besar.
"Ah kalau begitu saya tinggal dulu, ya. Mau nyamperin Seokjin sebentar." Micha mengalihkan perhatian mereka karena merasa malu telah menunjuk keponakannya yang sedang makan denga rakus seperti itu.
***
Di lain hari...
Seorang pria paruh baya nampak tengah kesusahan karena membawa kantung belanjaan besar di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya dipergunakan untuk menggendong balita perempuan.
Mencoba untuk mengambil ponsel di saku dengan tangan kirinya, namun hal itu tentu sangat sulit untuk dilakukan.
"Nina turun dulu, ya. Papa mau ambil handphone, kita harus pesan taksi dulu." tutur pria itu.
Balita dengan rambut mirip tokoh kartun dora itu mengangguk. "Nina mau pulang. Nina mau makan pelmen."
Pria itu tersenyum, menurunkan balita itu dari gendongannya dan mengusap pucuk kepala si balita.
Kehidupannya tiga tahun belakangan ini tidak bisa dikatakan baik. Kebahagiaan satu-satunya yang ia miliki sekarang adalah sosok mungil yang sekarang tengah menatapnya dengan binar polos.
Setelah bercerai dengan mantan istrinya, ia memilih memutus semua akses komunikasi dengan sang mantan istri dan juga kedua anaknya. Perpisahannya dengan mantan istri meninggalkan rasa sakit tersendiri untuk mereka serta rasa penyesalan yang mendalam untuk dirinya sendiri.
Ia terlalu pengecut dan tidak percaya diri untuk menampakkan batang hidungnya di hadapan mereka.
Hari-hari di tahun pertama setelah bercerai merupakan hari yang berat bagi David. Tatapan kekecewaan dari putri keduanya selalu berputar di kepala pria itu. Lalu sorot penuh kebencian yang terpancar dari putra sulungnya membuat la selalu diselimuti rasa bersalah.
Bahkan karena skandal perselingkuhannya yang sudah tersebar penjuru kantor, membuat karier David tak sejaya dulu. Jabatan yang dulu ia bangga-banggakan kini hanya tinggal kenangan, kekayaan yang ia miliki kini hanya tersisa sebagian kecil. David diturunkan dari jabatannya terdahulu.
YOU ARE READING
Memilih Kamu || VSOO
FanfictionKenapa si ketua OSIS selalu mepetin gue? Belum lagi si mantan yang balik lagi setelah satu tahun gaada kabar. Tapi gue sukanya sama si Ketua basket, gimana dong? "Balikan yuk, Chu!" "Hah?!!" Kisah kita yang baru saja dimulai ~Vsoo Yuk, luangin wakt...
| Extra Part 3
Start from the beginning
