Ketika orang tuanya resmi bercerai, Seokjin menjadi pengganti sosok ayah bagi Jisoo. Selama ini, Seokjin sering mengunjunginya hanya untuk memastikan jika Jisoo dan Micha baik-baik saja. Seokjin benar-benar menepati ucapannya untuk menjaga Jisoo.
Jisoo bersyukur memiliki sosok kakak seperti pemuda itu. Namun kini giliran Seokjin yang menjemput kebahagiaannya bersama gadis pujaannya. Karena jika Seokjin bahagia, Jisoo akan turut merasa bahagia.
Seokjin melepaskan pelukannya, lalu kembali mengamati wajah sang adik. "Udah, dong, Chu. Jangan nangis, ntar luntur loh make up-nya."
Jisoo terkekeh dengan mata yang berkaca-kaca.
Lama mereka terdiam, akhirnya Jisoo kembali bersuara. "Apa papa bakal dateng, Bang?"
***
Seokjin duduk di tengah-tengah antara Micha dan Jisoo, pemuda itu sedang mendengarkan serentetan kalimat yang diutarakan oleh om Riki-ayah dari Bona- sebagai perwakilan dari keluarganya.
Seokjin sesekali melempar senyum kepada calon istrinya yang duduk di seberangnya. Raut wajahnya berbanding terbalik dengan tangannya yang terasa dingin dikarenakan ia merasa sangat gugup.
Tibalah pada saat Seokjin membeberkan maksud kedatangannya bersama keluarga, lalu akan dilanjutkan dengan acara tukar cincin.
"Rileks, Bang. Gak lucu kalo Abang gemeteran terus entar cincinnya jatuh sampe nge-gelinding." Jisoo membisikan kalimat penenang yang justru membuat Seokjin semakin berkeringat dingin.
"Saya Seokjin Viandra. Maksud dari kedatangan saya dan keluarga kesini, saya ingin meminang putri Ibu dan Bapak menjadi pendamping hidup saya."
Akhirnya acara lamaran Seokjin berjalan dengan lancar tanpa kendala sedikit pun. Tentu saja hal itu membuat semua orang yang ada di sana bisa bernapas lega.
Melihat Seokjin tersenyum bahagia di depan sana membuat senyum Jisoo ikut mengembang. David tidak hadir, Jisoo memang sudah menebak dari awal. Tapi untungnya hal itu tak membuat kebahagiaan Seokjin berkurang.
"Kok ngelamun, katanya mau makan." tegur Taehyung yang menggenggam tangan kanan Jisoo. Sementara tangan kiri gadis itu digenggam oleh balita gembul dengan rambut yang digerai serta poni yang menjuntai di dahinya.
Jisoo terkesiap. "Enggak, seneng aja gitu liat abang sebahagia itu."
Taehyung mengusap puncak kepala Jisoo. "Kita mau sekalian sekarang?"
"Apanya?" tanya Jisoo tak mengerti.
"Lamaran," timpal Taehyung dengan raut menggoda.
Jisoo tersenyum dengan rona merah di pipinya. "Kita kapan-kapan aja."
"Kak Jisoo... Neya mau et klim." Neya menggoyang-goyangkan tangan Jisoo.
"Eh Neya, maaf kak Jisoo lupa." Jisoo sampai melupakan kehadiran Neya.
"Kebiasaan banget kamu, Cil. Dikit-dikit ice cream, dikit-dikit ice cream. Ice aja teros sampe pilek."
"Neya mau et klim Abang.."
Jisoo menunduk untuk menyamakan tingginya agar sejajar dengan Neya, agar balita itu tak merasa terintimidasi. "Tapi makan dulu, ya. Nanti kalau sudah makan, kita makan ice cream sama-sama."
YOU ARE READING
Memilih Kamu || VSOO
FanfictionKenapa si ketua OSIS selalu mepetin gue? Belum lagi si mantan yang balik lagi setelah satu tahun gaada kabar. Tapi gue sukanya sama si Ketua basket, gimana dong? "Balikan yuk, Chu!" "Hah?!!" Kisah kita yang baru saja dimulai ~Vsoo Yuk, luangin wakt...
| Extra Part 3
Start from the beginning
