Rude

16.1K 714 20
                                    

*You say I'll never get your blessing till the day I die
-•-•-•-

Pagi ini Alice pergi ke salah satu cafe ternama yang ada di ibu kota. Sebelumnya, Alice memang sudah ada janjian kencan dengan Louise, sang kekasih. Well, untuk sekedar infromasi, Louise adalah seorang drummer band yang sedang naik daun, dan diincar para kaum hawa.

Setelah sampai di cafe Alice segera memarkirkan BMW seri lima-nya dan berjalan memasuki cafe untuk bertemu dengan Louise yang sudah menunggunya di meja pojok cafe tersebut. Tempat favorit mereka apabila sedang menghabiskan waktu di cafe tersebut.

"Hey, sudah lama ya? Sorry ya telat" Kata Alice sambil tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih bersihnya yang terawat.

"Heii.. Aku baru aja kok, sini duduk" Balas Louise sambil menepuk- nepuk tempat duduk disampingnya.

"Kamu udah pesan belum?" Tanya Alice masih sambil tersenyum menatap sang kekasih.

"Belum kok, kamu pesanin punya aku ya sekalian" Jawab Louise sambil mengelus puncak kepala Alice. Alice pun mengangguk setuju dengan wajah yang bersemu merah akibat merasakan elusan lembut Louise di puncak kepalanya.

Orang- orang yang melihat mereka pastilah sangat iri dengan keromantisan pasangan ini. Sambil makan mereka sedikit bercanda, dan mengeluarkan joke andalan masing-masing. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan setiap gerak gerik mereka.

Dan dengan tiba- tiba seseorang itu duduk dihadapan mereka berdua dan berkata "Wah.. Wah.. Wah.. Apakah dad melewatkan sesuatu disini princess?"

Alice dan Louise seketika duduk tegak melihat sosok itu! Yaa! Dia adalah Abram Alexander, daddy Alice yang super duper protective. Dan perlu kalian ketahui dia tidak tahu menahu tentang hubungan Alice dengan Louise satu tahun belakangan ini, karena mereka berdua sepakat untuk melakukan backstreet, nengingat keganasan orang yang duduk dihadapan mereka saat ini.

Setelah terdiam cukup lama, Abram memandang garang ke arah Louise. Mencoba mengintimidasi pemuda itu dengan tatapan tajam miliknya dan membuat pemuda dihadapannya itu jiper seketika.

"Se-Selamat siang om" Kata Louise tergagap.

"Seselamat siang om! Huh! Berusalah lebih baik lagi bung!" Balas Abram masih dengan aura penuh mengintimidasi dan nada menyindir yang sangat kentara.

"Dad, please.. Jangan terlalu mengintimidasi nya" Ucap Alice seraya memutarkan bola matanya.

"Kalau begitu sebaiknya kamu mengajari dia berbica dengan tegas kepada daddy mu ini princess" Jawab Abram sambil tersenyum meremehkan.

Jengah dengan berbasa- basi Abram pun langsung bertanya kepada Louise
"Jadi, ada hubungan apa kau dengan putri kesayangan ku?"

"Perkenalkan om nama saya Louise, saya adalah kekasih Alice om, kami memulai hubungan satu tahun yang lalu" Jawab louise yang mulai sedikit santai.

"Hmm.. Jadi apa pekerjaanmu?" Tembak Abram langsung.

"Saya drummer om, band saya cukup terkenal di indonesia. Om bisa mengecek kebenarannya di google, nama band saya adalah The devil"
Jawab louise dengan percaya diri. Alice pun tersenyum hangat sambil menggenggam tangan kekasihnya itu.'kali ini pasti lulus seleksi' batin Alice.

"Seorang drummer huh?" Ucap Abram sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.

Selang beberapa menit dia kembali berbicara.

"Kamu mau tahu tentang pandangan saya tentang anak band?" Tanpa menunggu balasan dia kembali berkata "Pandangan saya tentang anak band adalah, mereka tidak akan pernah serius, tidak memiliki prinsip, urakan! Apalagi drummer benda mati saja dipukuli bagaimana nanti dengan anak saya? Oh! Satu lagi bukankah batas ketenaran suatu band berbatas waktu yang tidak menentu? Bila band kamu sudah tidak terkenal apa yang akan kamu lakukan?" Jelas Abram panjang lebar. Alice hanya bisa membelalakan matanya mendengar pemikiran daddy nya sampai sejauh itu 'alamat gagal lagi ini mah' batin Alice.

Louise masih mampu tersenyum, meskipun sudah kelihatan bahwa ia tidak nyaman dari tadi.

Lalu dengan mantap pria itu berkata.
"Saya menerima semua tanggapan orang terhadap saya, saya mengakui bahwa pendidikan saya juga tidak tamat pada kuliah karena satu dan lain hal, tapi apabila band saya sudah tidak terkenal saya yakin masih bisa membiayai kehidupan saya" Alice tersenyum bangga, kekasihnya yang satu ini memang sedikit beda dan berani!

"Tarolah kamu bisa membiayai kehidupan kamu, tapi bagaimana dengan anak saya? " Jawab Abram sengit.

"Maksud om?" Tanya Louise tak mengerti.

"Kenapa kamu bingung? Kamu tidak ada niat serius kepada anak saya? Seandainya kamu menikah dengan Alice dengan keadaan band kamu sudah tidak terkenal lagi, mau dikasi makan apa anak saya? Kamu pikir cinta saja cukup buat kedepannya?" Jelas Abram dengan santainya.

Louise hanya bisa terpaku dibangkunya, dan perlahan melepaskan tautan tangan mereka sambil menahan emosinya yang mulai naik.

"Mungkin om benar, saya bukanlah pria yang tepat buat puteri kesayangan om, saya bukanlah orang yang berprinsip, dan memiliki pendidikan rendah. Kalau begitu saya permisi om. Selamat siang!" Dan Louise pun beranjak meninggalkan cafe itu.

"Louuuuu tungguuu!!" Teriak Alice yang berusaha menahan Louise.

"Biarkan saja princess.. Kamu masih bisa mendapatkan yang lebih baik" Kata Abram sang ayah tercinta dengan santainya.

"Daddy! Ini udah entah untuk yang keberapa kalinya daddy mengacaukan kencan ku! Lagian daddy datang dari mana sih? Tau- tau udah nyelenong duduk gitu aja" Seru Alice kesal.

"Daddy datang dari hatimu my princess... Lagian daddy cuma ingin yang terbaik untukmu, kamu pasti tahu itu kan?" Balas Abram dengan santainya.

"Terserah dad ter-se-rah, Alice capek! Mau pulang. Kangen mommy!" Rengek Alice kesal.

"Baiklah princess ayo kita pulang, dad akan menyuruh sopir dad untuk membawa mobilmu" Jawab Abram dengan santainya, sembari menggandeng tangan anak gadisnya yang akan selalu dianggapnya sebagai gadis kecilnya itu. Lalu mereka pun beranjak dari cafe tersebut.

TBC.

Daddy's EnemyWhere stories live. Discover now