5| A Trap

565 95 7
                                    

Angin mulai bertiup secara perlahan, membuat tanaman rambat yang sebelumnya menahan (Name) hingga membuat pemuda itu tertidur pulas pun akhirnya putus karna seseorang memotongnya dengan memaksa.
Yang sebelumnya tertidur pun mulai merintih sendiri sebelum akhirnya dibisikkan sesuatu menggunakan sebuah sandi semasa kecil yang pernah dipakai untuk bermain.

Dua orang lainnya mulai datang ke tempat (Name), dua orang dalam keadaan berpakaian dan satu lagi tanpa busana dan hanya mengandalkan singa yang entah sudah dimatikan dengan cara apapun itu.

"Duh, syukurlah aku belum membuat baju untuk Yuzuriha, aku bisa pingsan membuat baju untuk dua orang di hari yang sama."

Suara feminim langsung nyaris membuat Taiju hendak bertanya tanya apa yang sedang terjadi, sementara Tsukasa sendiri sedikit kebingungan dengan Senku yang tiba tiba seolah merogoh sesuatu yang ada di pakaian Taiju.

"Yah mau gimana lagi, kita di kejar singa sementara kau engga."

"Bukan salah ku, protein ku sedikit mungkin, singa nya jadi malas makan tulang."

(Name) langsung megambil bakulnya yang diisi kulit kulit hewan yang sudah lama dijemur dan menangkap pisau batu yang memang sudah sejak awal dibuat oleh Senku sendiri, mengambil tali yang dililitkan di pinggang nya kemudian berputar untuk memperkirakan bentuk ukuran tubuh pemuda bugil itu tanpa meteran yang pasti.
(Name) langsung sedikit salah tingkah ketika tali nya langsung nyaris habis karna melingkari tubuh Tsukasa yang penuh dengan otot maupun daging.

"Ahhaha, lebih baik kau tutupi dulu pakai kulit singa tadi, tunggu sebentar ya. Harusnya Yuzuriha yang lakuin ini, aku benci banget menjahit." gumamman kekesalan itu pun alhasil kedengaran sendiri sama tiga orang tadi, menunggu pakaian sederhana jadi dalam kurun waktu nyaris 30.

"Yatta kelar! Tubuh mu besar juga ya Shishio-san! Aku terbiasa membuat pakaian untuk yang kurus kering sih, kayaknya kalo Yuzu sudah bangun aku harus minta diajarkan lagi."

Kekehan iseng dengan ucapan yang asal diceploskan saja dari otak, entah Senku si pembuat rencana maupun Taiju si orang yang dipaksa tutup mulut, keduanya kini mulai sedikit kesal sendiri dengan maksud (Name) sekarang. Padahal diantara mereka bertiga tubuh (Name) sendiri yang memang beneran kerempeng dan kaga tumbuh tinggi lagi selain mencapai 170 cm.

.

.

.

Hari mulai berlalu dengan kini Tsukasa menjadi sekutu yang masih dicurigai, makanan yang diberikan memang berlimpah banyak. Sial banget aku yang masak hari ini.

Batin (Name) sambil mulai membuat api setelah mengeluarkan insang dan organ ikan lainnya, pengupasan sisik ikan dan penaburan garam, lalu diasapi padahal ga banyak, tapi tetap saja padahal udah di kasih sejak siang, baru bisa dimakan saat sore.

"Ah. Boleh juga masakan mu (Name) padahal aku sudah siapkan tempat buang air kalau makanan mu membuat ku muntah." celutuk Senku sambil terus memakan ikan yang sudah diasapi itu.

Sementara Taiju ikut mengangguk dan melempar kantung perut rusa yang sudah dikosongkan untuk menjadi sarana tempat muntah nya nanti.

"Kalian berdua brengsek sekali. Aku memang ga pintar masak tapi ga separah itu juga bodoh. Kalau emang ga suka aku ya jangan bangkitkan aku dulu." geram mu sambil mulai pundung dibawah pohon sementara Tsukasa sendiri cukup tau sambil melihat pemuda yang tengah menyamar menjadi cewe itu tengah pundung di bawah pohon kelapa. Tinggal hitungan detik sebelum sebuah kelapa jatuh ke arah (Name), sebelum akhirnya kelapa itu malah mendarat di samping pemuda itu dan terbelah menjadi dua karna mendarat ke dekat (Name).

"Perempuan itu, lumayan beruntung ya, jika kelapa itu ga jatuh ke sampingnya mungkin sekarang."

dia ga kelihatan kayak orang yang belum pernah minum air kelapa.
Lanjut Tsukasa dibatinnya sendiri agar tak menyinggung orang yang kelihatannya mendengarkan ucapan nya dari tadi.

"Yah, begitulah. Otaknya kosong tapi keberuntungannya penuh." jelas Senku yang menanggapi ucapan Tsukasa dan mulai terdiam sejenak, sepertinya dia baru saja mengucapkan salah satu hal bagus bagi seseorang.

Sementara Taiju yang dari tadi sibuk makan setelah membuang kantung perut rusa pun mulai ikutan nimbrung dalam percakapan antara Senku dan Tsukasa.
"(Name) sejak kecil memang begitu! Saat lupa kerjain pr tiba tiba sekolah malah libur karna para guru rapat."

"AKU DENGAR YA TAIJU! KU ADUIN YUZU NANTI!" teriak (Name) sambil melempar satu kelapa yang sudah habis dikerok, entah isi ataupun airnya.

"Baiklah hentikan pertengkaran bodoh ini, waktunya kuis ala ala iklan tivi. Benda apa yang sangat diperlukan untuk peradaban berteknologi? Yang benar dapat sepuluh miliyar poin." tanya Senku sambil mulai kembali melempar satu tengkorak ikan yang sudah berhasil ia makan seluruh dagingnya.

Taiju langsung memasang wajah serius, sementara (name) langsung duduk kembali di tempatnya dan mulai memakan satu ikan sebelum akhirnya kembali batuk batuk akibat tersedak tulang.

"Smartphone kah!" ujar Taiju sebelum sadar (Name) dalam keadaan sakratul maut akibat tulang ikan.

"Bagus juga smartphone, aku juga pengen itu, KAU PIKIR BERAPA MILIYAR TAHUN AGAR BISA NGEBUAT ITU BONGSOR!"

"OHOK OHOK OHOK!"

"Aku bukan ahli translate bahasa batuk (Name)"

Baru saja memprotes tanggapan Taiju dan mengakui tak bisa berbahasa batuk. Senku langsung mendapat acungan jari tengah dari (Name) yang sampai sekarang masih berusaha mengeluarkan tulang ikan dari tenggorokan nya sekarang.

"Besi ya?"

"Besi memang penting tapi bukan itu sekarang." sanggah Senku lalu mulai kembali melihat ke arah (Name) yang akhirnya sudah selesai dengan acara batuk batuk nya.

"KAMERA!" pekik nya sampai bergema membuat Senku maupun Taiju langsung terkonek dengan akal bulus manusia satu ini.

"KAU KIRA SEMUDAH MEMBUAT BAKUL! Dan walau aku bisa aku tak akan memberikan kamera ke kau (Name)."

"Buat bakul susah sen. Lebih mudah ngejadiin elu pakan hiu."

"Kau punya perasaan khusus sama hiu kah sialan."_Senku

"Senku! Mantannya itu pecinta biota laut terutama hiu!"_Taiju

"....ah. sigoblok belum move on."_Senku

"Mantan?"_Tsukasa


StoneStone SHAMPOOO

"Oi (Name) kau ini kenapa dari kemarin kayaknya ngelihat monyet sih? Kau ada dendam apa sama monyet sekarang."

Suara panggilan dari Senku dengan pandangan bertanya tanya langsung membuat pemuda yang harusnya diketahui sebagai perempuan oleh satu orang pun akhirnya membuat menoleh ke kiri dan kanan terlebih dahulu.

"Kau ingat aku yang ga sengaja ikut OSN?"

"Ah yang itu? Dimana kau Sampe stress sendiri dan naik berat badan, ibu mu langsung memberi mu diet kalo ga salah."

"Bangke ingat bagian itu lu bawang." Desis (Name) mengingat kembali diet yang diberikan padanya bahkan sampai menghilangkan otot otot lakik yang sudah susah payah ia kembangkan dahulu kala.

"Dulu aku punya bahan ghibah sama orang utan di Indonesia. Aku penasaran bisa ghibah sama monyet atau engga sekarang."

Jelas pemuda banci itu sambil menunjuk monyet yang kini tengah pdkt dengan sangat lihai, bahkan lebih lihai dari dua manusia yang sudah memendam rasa selama 5 tahun.

"Goblok. Gabut banget lu gosip sama orang utan, pantes juga kau mirip salah satu dari mereka."

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang