°•Bagian kedua•°

294 59 8
                                    

Disini lah Yoo Joonghyuk, di depan pintu lobi ArchUri Group atau disingkat AUG. Gedung mewah pencakar langit dimana hanya orang-orang terpilih yang mampu masuk dan bekerja sama dengan perusahaan ini. Perusahaan yang dipimpin langsung oleh putri Presdir sebelumnya sekaligus pemegang saham terbesar dalam perusahaan.

Ketika memasuki lobi, pandangan semua karyawan tertuju padanya. Ada yang menatap sinis pada pakaiannya yang biasa saja, ada pula yang menatap pemujaan pada wajahnya.

Pandangan resepsionisnya pun tak kalah sinis. Ia terang-terangan menatap Yoo Joonghyuk dengan tatapan remeh dan penuh hinaan.

"Kau mencari siapa?" Tanpa basa-basi, ia bertanya dengan nada yang bahkan jauh dari kata sopan.

Malas berbicara, Yoo Joonghyuk memberinya sebuah kartu hitam dengan garis emas dan logo perusahaan di tengah.

Sontak saja wajah sang resepsionis pucat pasi. Tidak mungkin ia tak mengenali kartu ini, selama 5 tahun bekerja baru 3 kali ia melihat orang yang memiliki kartu seperti ini. Bukan sembarangan kartu, orang yang memiliki kartu ini berarti memiliki akses bertemu presdir tanpa pemberitahuan sekalipun.

Kali pertama ketika para kakak sepupu sang presdir datang bersamaan hendak memberinya kejutan.

Kali kedua ketika tunangan sang presdir mengunjunginya.

Kali ini adalah yang ketiga dan itu hanya seorang pria muda yang mungkin berusia dibawah 30 tahun, tapi ia memilikinya.

Pria ini bukan orang sembarangan. Dia pasti kerabat dekat presdir!

Sang resepsionis segera mengubah cara bicaranya dan bersiap mengantarkan Yoo Joonghyuk langsung bertemu pimpinannya. Ia menyerahkan urusannya pada teman di sebelahnya yang juga belum lepas dari shock ringannya.

Namun, Yoo Joonghyuk sudah lebih dulu menolak tawarannya. "Tidak perlu. Tunjukkan saja lift nya."

Ada raut kekesalan yang tersembunyi dibalik wajah tersenyum sang resepsionis, tapi Yoo Joonghyuk tak mempedulikannya. Ia malas jika harus lebih lama menatap wajah palsu resepsionis itu. Bisa-bisa ia lepas kendali dan menghajarnya.

Setelah memasuki lift khusus dan melewati puluhan lantai, Yoo Joonghyuk tiba di lantai kantor sang presdir. Sekretaris sang presdir terlihat kaget melihat kedatangannya yang mendadak.

"Tuan Yoo, selamat pagi. Anda ingin bertemu dengan presdir sekarang?"

"Heewon, bicara lah seperti biasa. Kau terlihat seperti orang lain jika menyapa ku dengan nada sopan begitu."

Sang sekretaris, Jung Heewon, melepaskan senyum terpaksanya. "Hei, sialan. Aku ini sedang di tempat kerja. Tidak bisalah kau membedakan situasinya?"

Yoo Joonghyuk melepaskan earphones yang sejak tadi terpasang dan menyimpannya dalam kantong jaket. Ia terlihat tak peduli meski Jung Heewon mengatainya. "Lagipula gajimu juga takkan di potong, kan?"

"Ya Tuhan, kau benar-benar tak berubah sejak dulu."

Bukan hal aneh jika Jung Heewon dan Yoo Joonghyuk terlihat akrab. Dulu Jung Heewon sempat bertetangga dengan keluarga Yoo Joonghyuk, sebelum keluarganya pindah rumah ke luar negeri karena sang ayah dipindahtugaskan sehingga ia memborong seluruh keluarga untuk ikut dengannya. Itu terjadi sebelum Yoo Mia lahir.

Mereka bertemu kembali di reuni sekolah saat Jung Heewon memperkenalkan dirinya sebagai kekasih Lee Hyunsung, salah seorang teman kelas Yoo Joonghyuk yang kini tengah menjalankan tugas negara di perbatasan melatih para tentara baru.

"Bagaimana kabar Mia? Sudah lama aku tak bertemu dengannya."

"Dia baik."

"Apa pengobatannya masih belum selesai?"

Cursed Love (Yoo Joonghyuk X Kim Dokja) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang