[9] My Time

32 4 2
                                    

Minggu pagi membuat Hana betah berdiam diri di atas kasurnya. Setelah 8 jam perjalanan bolak balik Newyork-Boston kemarin, ia butuh istirahat yang panjang.

Hana kembali teringat perkataan Namjoon kemarin. Kini kepalanya penuh dengan kata-kata pria itu mengenai karya Hanzo.

Apa selama ini interpretasi Hana salah?

Tidak ada yang tahu kecuali ayahnya. Jujur saja Hana tidak terlalu mendalami dunia seni, tapi semalam ia menemukan fakta bahwa Namjoon adalah seorang penggemar berat modern art, dia sudah sering bolak-balik museum untuk menikmati berbagai karya. Tak heran Hana mendapati ia membaca buku tentang hal itu.

Tangan Hana men-scroll instagram milik pria itu. "Daebak dia traveling ke luar negeri demi art museum?" Hana bergumam pada diri sendiri. "art basel?" Lanjutnya saat menemukan berbagai informasi melalui instagram pria itu.

Hana membuka postingan terakhir Rkive, hendak melihat hasil jepretannya kemarin. Ia membaca captionnya sambil mengerinyitkan dahinya. "Why he is so obsessed with the word contrast tho" pikir Hana.

Tak ingin membuatnya overthinking, Hana menutup ponselnya dan memposisikan dirinya dalam posisi duduk, ia malas untuk beranjak dari kasurnya yang terlampau nyaman.
"Apa yang akan ku lakukan hari ini?" Monolog gadis itu.

"Sepertinya aku harus belanja bulanan" Hana mau tak mau harus beranjak menuju kulkas lalu membukanya untuk mengecek stok bahan makanannya "benar, stok bahan makananku menipis"

Perempuan malang itu memasak makanan dengan bahan makanan seadanya lalu menyantap sarapannya seorang diri. Tidak berbeda dengan hari hari biasanya.

.................

Sesampai Hana di Supermarket ia tidak sengaja bertemu dengan Michael. Tampaknya pria itu juga sedang belanja bulanan seorang diri.

Hana berdiri di belakang Michael yang mengantri untuk membayar belanjaannya.

"Antriannya masih panjang" ujar Michael sembari memainkan trollinya maju mundur.

"Antrian hari minggu memang lebih panjang dari hari biasa sir, syukurlah mereka membuka banyak cassa" respon Hana yang dibalas anggukan oleh Michael.

"Omong-omong bagaimana rasanya bekerja sebagai interpreter artis?" Michael kembali mengajak Hana berbincang karena ia bosan menunggu antrian yang cukup panjang.

"100 kali lipat lebih melelahkan, tapi aku cukup  banyak mendapat pengalaman baru" Ucap Hana mantap.

Michael tersenyum "Benar juga, kontrakmu lumayan panjang, dan kau harus datang hampir setiap hari"

Hana mengangguk membenarkan.

"Sayang sekali mereka memotong beberapa proses interpretasimu di Ellen Show. Tapi dari beberapa yang ku dengar kau menafsirkannya dengan pemilihan diksi yang tepat"

"Ah kau melihatnya? Jujur aku panik dengan pertanyaan out of script yang diajukan, i give em the context meaning to that word, that was pretty bad experience tbh" Terdengar suara Hana yang pecah saat menceritakannya.

"Hahaha, I know right. It happens anyway, forget it" Michael menenangkan wanita itu.

"Oh ya Hana, habis ini kau ada jadwal lain?" Tanya Michael menoleh ke Hana yang berada di belakangnya.

"Hmm" Hana tampak berpikir sejenak "tidak" Lanjutnya.

"Aku traktir makan siang, bagaimana?" Ajak pria itu.

..........................
Keadaan berbeda terjadi pada member Bangtan. Tujuh pria lajang itu mengunjungi Gym yang mereka sewa di sekitaran empire state building.

Hana On Duty | BTS's Interpreter StoryWhere stories live. Discover now