26. juragan part2

Start from the beginning
                                    

Agak nyesek memang, kenapa Jiel masih terkesan menutup diri. Apa luka yang aku torehkan dulu masih berbekas?

Sejauh ini aku masih selalu menerka tentang Jiel, beruntungnya dia anak yang mudah dibaca karakternya.

Flashback...
Awal ketemu dia, looksnya memang gak mencerminkan dia anak yang bisa tinggal di apartment.. Padahal aku tau dia naiknya ducati, pasti dia bukan anak yang susah keuangan. Tapi looksnya jauh dari berada, lebih ke sederhana dan nyaman dilihat aja. Gak ada barang branded yang dia pakai, agak jomplang sama ducati merahnya. Apa mungkin karena dia kerja di distro Mami makanya pakai baju dari merk-merk nya Mami. Entahlah, Apalagi aku bukan orang yang peka, susah aku menebak-nebak tentang itu.

Tentang saldo direkening bekunya, itu sudah cukup kasih aku paham. Gak kaget jika dia ada side job atau usaha peninggalan orangtuanya. Walaupun aku gak tau persis itu, setauku hanya sebatas Yorath Kids. Jawabannya ketemu sekarang, dia pemilik kebun teh dan pabriknya. Yang belum aku tau sepertinya masih banyak.

Waktu itu, udah beberapa bulan lalu sih. aku lihat saldo terakhirnya 21M. Wow...
Masuk akal sekarang, untuk seorang pemilik lahan perkebunan teh dan pabrik, juga perusahaan yang terus berjalan. Tapi aku gak pernah membahas itu dengan Jiel karna aku pikir itu belum sampai ranahku.

Dengan semua yang dia miliki sekarang, dan hidup yang semuanya serba sederhana dan gak neko-neko, dia udah bisa nyaman tanpa ngerepotin siapapun.

Termasuk aku....

Aku mulai insecure, alasan apa yang membuat dia bertahan sama aku. Atau mungkin hanya belum pergi?

Dia bahkan gak mau sesegera mungkin ngebahas jalan pikirannya kedepan sama aku. Tentu aku ada rasa gak dipercaya, masih. Tapi aku udah gak mau ambil pusing tentang itu... Fokusku hanya mencintai dia, menjaga dia sekuatku, mau apapun planningnya kedepan, ada aku atau gak dipertimbangan dia, aku bakal ikutin.

"Hei... Malah ngelamun" kaget aku, bibirku dikiss sama si Bayik....

Langsung dia membenahi posisinya, udah balik duduk sendiri. Aku ngeblank bentar tadi, gak sempet mencegahnya.

"Adek mau kerja dibalik layar aja? Kerja pakai otak gitu, gak pakai otot?" tanyaku lagi, aku belum lega aja menyudahi pembicaraan ini.

Dianya diem....

"Merasa kerja pakai otak lebih smart dan enteng? Kayak main saham mungkin?" masih aku cecar.

Entah bahasaku benar atau tidak, seringkali aku lupa kalau dia sudah 22tahun sekarang. Bahkan dia tak lagi butuh Wali...

Dimataku dia tetap Jiel yang selalu salim ketika mau berangkat sekolah.

Dianya tarik nafas panjang, mengambil tanganku ditaruh diatas paha kanannya, trus mainin jari-jariku. Seolah dia paham kalau aku butuh ditenangkan dengan segala pemikiran ruwet diotakku sekarang.

"Kak, Gak ada yang menjamin kerja pakai otak lebih enteng dari kerja pakai otot. Gak ada juga bukti konkret kerja pakai otot terlihat bodoh dan berat dari kerja pakai otak. Semua punya benefits sendiri-sendiri. Jadi jangan di compare, semua orang punya latar belakang dan alesan bagaimana mereka bertahan hidup, termasuk cara mereka cari uang"

Giliran aku yang diem sekarang....

"Yang menurut Jiel salah adalah kalau kita gak mau effort. punya pilihan buat plan kebebasan finansial tapi kita gak mau prepare"

Aaaaah, aku inget awal kenapa dia gabung ke distro Mami, karena dia gak mau sedih karena uang. Itu artinya dia udah mengatur dan plan sedari awal.

"Tujuan Jiel doing nothing adalah buat mempelajari pengelolaan Rumah Kara. Kakak tau kan itu peninggalan Mama, ibu Ratih juga gak mungkin selamanya mengelola itu. Suatu saat nanti mau gak mau itu akan jadi tanggung jawab Jiel. Makanya Jiel ambil waktu khusus buat belajar cara menghandle anak-anak. Bagaimana detail kebutuhan mereka. Keuangan, psikologi, waktu, Itu effort banget lhoo"

Diem aja aku, masih nyimak dia bicara.

"Kalau soal Yorath, Jiel udah cukup bantu Kak Kenzo, bahkan pas masih di Manchester Jiel udah banyak terlibat. Hanya gak ke kantor aja. Karena Jiel tau Yorath hanya side job Kak Kenzo, dia punya banyak bisnis lain yang lebih besar. Jiel takut kedatangan Jiel ke Yorath bikin Kak Kenzo makin semangat resign. Setidaknya tunggu sampe Jiel bener-bener siap"

Aku ngangguk, tanda paham.

"Soal kebun teh dan pabrik, ada Om Bay dan Anak sulungnya, kakaknya Yasmin yang urus. Jiel saat ini belum tertarik. Tapi entah mungkin nanti.... "

"......"

"Sampai sini sudah paham?"

Aku mengangguk....

"Jiel emang gak cerita gamblang, bukan karena Jiel mau nyembunyiin dari Kakak. Jiel pikir Jiel masih bisa handle ini sendiri, Jiel kasian Kakak kalau harus tambah mikirin urusan Jiel juga"

"Enggak, kakak bisa kog. Kakak mau..." aku mau yakinin dia kalau aku beneran mau terlibat disemua pemikiran dia.

"Iya, lain kali. Biasanya tim penasehat Jiel sih Mami dan Kak Rachel"

"Mami sama Kak Rachel tau?" kaget lah aku.

"Tau dong, bahkan soal pengambil alihan lahan dan pabrik, Mami yang handle. Jiel kan waktu itu masih di Manchester"

Jleb! Aku cemburu sama mereka semua!!!!!!

😫😫😫😫😫

KENANDRA ✅Where stories live. Discover now