BALAS DENDAM

1.5K 343 88
                                    

Chapter 33 - Balas dendam

Kenma masih menyamankan tubuhnya diatas ranjang, sembari terus menekan-nekan tombol pada konsol game miliknya.

Entah sudah berlalu berapa hari, tapi Kenma tak bisa menepis Kuroo dari dalam kepalanya sendiri.

Ia enggan berkomentar apapun, apalagi harus membela Kuroo. Sekalipun ia adalah teman dekatnya ketika SMP, Kenma sadar kalau perbuatan Kuroo memanglah salah.

Tidak ada alasan kuat baginya untuk menjadi tameng bagi Kuroo, sekalipun hanya untuk meringankan hukumannya.

"Ken..." Panggil Futakuchi.

Mata Kenma masih tertuju pada konsol game miliknya. Tapi Futakuchi tahu, tak ada kehidupan dalam pandangan teman sekamarnya itu.

"WOI!" Futakuchi melempar sebuah penghapus, dan mendarat tepat pada dahi Kenma. "... Bengong Napa lu?" Tanya Futakuchi kemudian.

"Nggak, sih... Gapapa." Sahut Kenma kemudian. Jemarinya baru saja ini bergerak lihai menekan tombol-tombol itu, tapi sayangnya terpampang tulisan 'game over' disana. Membuat Kenma tak ingin lagi meneruskan permainan itu.

"Cerita aja si... Jan apa-apa dipendem sendiri." Futakuchi menggeser kursi sembari berputar-putar kecil. Rodanya hampir saja tergelincir dan membuatnya terjatuh. "... Jan sampe stress sendiri." Sambung Futakuchi.

Kenma memalingkan wajahnya sejenak, kemudian kembali menoleh kearah Futakuchi.

"Kuroo, gue agak kepikiran sama dia." Akhirnya, Kenma memberanikan diri untuk bercerita.

"Owalah, kangen Kuroo." Sambar Futakuchi, lalu tergelak.

Kenma merengut sebal.

"Geli banget dengernya." Sambung Kenma kemudian.

"Tunggu apa lagi? Jenguk aja kali." Saran Futakuchi.

Pergi ke lapas memanglah ide yang bagus. Toh tidak ada larangan untuk membesuk Kuroo, sekaligus memastikan bagaimana keadaannya disana.

Hanya saja, Kenma merasa sedikit ragu, dan takut kalau-kalau ia tak bisa berkomunikasi dengan benar dengan Kuroo.

Kenma tidak tahu hal apa yang harus ia bahas nantinya.

"muka lo abstrak bat anjriddd!" Pekik Futakuchi. "... Udahlah, pergi aja sana." Sambungnya, yang terdengar seperti sedang mengusir seseorang dari zona nyamannya.

Meskipun Kenma sedang merasa tidak nyaman, sih.

Ia gelisah.

"Yaudah, deh... Gue kesana sebentar." Kenma melepas headphone yang melingkari lehernya. Lalu bangkit dari atas ranjang. "... Mau ikut gak Lo?" Tanya Kenma kemudian.

Futakuchi menggeleng mantap. Ia tidak ingin ikut campur dalam reuni kedua temannya itu.

*****

Tepat pukul setengah sepuluh pagi, Kenma berjalan menuruni tangga sendirian.

Melalui cermin, ia melihat pantulan bayangan Tendou- yang rupanya tengah naik ke atas dengan wajah masam.

"Pagi..." Sapa Kenma yang dibalas degan seutas senyuman oleh Tendou.

Segaris bibir yang dipaksa untuk melengkung.

"Darimana pagi-pagi gini?" Kenma memutuskan untuk sedikit berbasa-basi.

"Oh... Gue- jalan doang si, cari angin." Jawab Tendou. Sedikit terbata-bata.

Matanya yang tak fokus dan bergerak kemana-mana itu membuat kebohongannya terbaca jelas oleh Kenma.

Bloody Mary - Haikyuu [ END ] ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat