Rieta dan Kevin duduk diberanda rumah Kevin, kedua insan berbeda jenis itu sama-sama terdiam sambil menatap rembulan yang nampak indah dihiasi bintang disekitarnya.
Malam itu sangat cerah berbanding terbalik dengan Kevin yang sedari tadi duduk gelisah, Rieta masih menunggu sahabatnya itu bicara. Ia dengan sabar menunggu duduk disamping Kevin.
"Lo mau ngomong apa ? Dari tadi diem terus?"tanya Rieta tak tahan dengan keheningan diantara mereka.
"Rie!" Panggil Kevin, dengan ragu tangannya mengambil jemari mungil Rieta kemudian menggenggamnya. Ia mengalihkan pandangan pada Rieta, sekarang gadis itu menjadi objek fokusnya.
"Ya?" Rieta menoleh membalas tatapan itu. Jantungnya sudah berdetak kencang. Ia mencoba tetap memandang mata elang Kevin namun tidak bertahan lama ia menunduk dengan pipi merona.
"Gue sayang sama Lo."
Deg!
Rieta seketika menatap Kevin dengan perasaan senang tak terlukiskan, senyum seindah rembulan malam terlukis di wajahnya. Namun, sepersekian detik senyum itu lenyap berganti dengan tatapan sendu.
"Gue juga tau kalau Lo sayang sama gue, kan kita sahabat"kata Rieta tertawa serak, menekan dadanya yang terasa nyeri.
"Lebih dari sahabat, Rie. Gue sayang sama Lo sebagai laki-laki kepada perempuan. Bukan karena Lo sahabat gue tapi karena Lo sudah menempati ruang paling spesial di hati gue."Kevin memperjelas kata-katanya, ia membawa tangan Rieta ke dadanya dan berkata "Lo udah ada sejak lama disini, Ta. Gue enggak tau sejak kapan."
Rieta menunduk namun bibir nya menyungging kan senyum manis, ia teramat bahagia sekarang karena perasaannya terbalas.
"Kita ubah status kita lebih dari sahabat ya?"Kevin menatap Rieta dalam, menuntut persetujuan.
"Iya"
Satu kata itu berhasil menciptakan senyum lebar Kevin, cowok yang terkadang hanya tersenyum tipis itu sekarang tersenyum sangat manis. Ia semakin tampan terlebih dengan rambutnya yang sedari tadi sudah acak-acakan .
Kevin merengkuh gadis itu kedalam pelukannya, Rieta membalasnya erat. Detak jantung mereka sama-sama berpacu cepat.
Mereka sekarang hanya dua anak remaja yang sama-sama mementingkan ego dan perasaan sendiri. Mereka bahagia telah mengubah status sahabat menjadi pacaran.
Entah mereka akan berakhir bahagia suatu saat nanti. Entah hanya akan menggores sebuah luka yang pedih. Biarkan takdir yang menentukan. Biarkan waktu yang menjelaskan secara perlahan.
Kedua remaja itu mengurai pelukan mereka, saling melempar senyum kemudian kembali ke rumah masing-masing. Mereka tertidur dengan senyuman terukir indah.
*
Sudah seminggu sejak Kevin dan Rieta pacaran, mereka semakin hari semakin lengket. Mereka selalu berdua, seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua.
Tanpa mereka memperjelas, semua orang sudah menduga bahwa hubungan mereka yang sekarang sudah lebih dari sahabat.
Hari ini Kevin sedang belajar di perpustakaan sekolah untuk persiapan olimpiade sains Minggu depan.
Brak!!!
Aldo menggebrak meja di depan Kevin membuat sang empunya terlonjak kaget.
"Aldo? Lo ngagetin aja." Dengus Kevin menatap Aldo tajam
Aldo balas menatap tajam pada Kevin, ia menyunggingkan senyum sinis, tangannya terkepal erat memperlihatkan buku buku tangannya.
"Mana janji Lo yang enggak bakalan pacaran sama Rieta?" Tanya Aldo dingin.
"Sorry, do. Gue enggak bisa, gue beneran sayang sama Rieta. Lo sahabat gue dan harusnya lo ngerti gimana perasaan gue" kata Kevin mantap.
"BANGSAT LO, VIN!" Aldo berteriak marah membuat pengunjung perpustakaan memusatkan perhatian pada mereka. Bahkan siswa yang lewat koridor perpus tertarik untuk menonton pertengkaran kedua sahabat itu.
" Lo enggak usah teriak bego. Lo kalau suka sama Rieta bilang jangan jadi pecundang dengan marah gak jelas" Kevin mengangkat sebelah alisnya, menatap Aldo curiga.
"Lo enggak paham juga Vin?"
"Apa yang gue enggak paham? Lo suka juga kan sama Rieta?
Seketika siswi yang menonton kejadian tersebut menatap iri pada Rieta yang baru saja datang diseret oleh Sagita. Menurut Mereka Rieta sungguh beruntung karena bisa diperebutkan oleh duo idola sekolah tersebut.
"Kalian apa-apaan? Gak malu jadi tontonan satu sekolah?" Rieta berdiri ditengah mereka berdua. Angga mencoba menenangkan Aldo sedangkan Sagita hanya menonton tanpa ada niatan untuk membantu.
"Semua ini juga gara-gara Lo, Rie!" Tunjuk Aldo dingin.
"G-gue!" Rieta tergagap, ia sedikit linglung, Kevin dengan sigap memegang tangan Rieta.
Aldo mendengus melihat drama tersebut.
"Kalian berlima ikut saya ke ruang BK" seketika guru BK bertitah membuat kerumunan bubar, mereka tidak ingin terseret masalah juga.
"Lho, buk, kan yang berantem mereka berdua" Angga memberikan pembelaan.
"Kamu bisa menjelaskan di ruang BK"
cih! Apa-apaan sudah seperti polisi saja lagak guru gembrot mereka itu. Namun mereka tetap ikut ke ruang BK.
Mereka berlima mengikuti guru Bk tersebut, Kevin dan Aldo masih saling melirik tajam.
" Saya heran dengan kalian berdua, sebenarnya apa yang kalian ributkan? Seingat saya kalian berdua berteman dekat" Buk Aini menatap bergantian kedua murid itu. Kevin diam, begitu juga Aldo. Mereka mengunci mulut mereka untuk tidak mengatakan apapun.
" buk saya sama Sagita keluar-"
"Diem kamu!!" Buk Aini mendelik membuat Angga seketika jadi kicep.
" Kalian berdua bersihin gudang sekolah, kalau kalian berantem lagi akan saya skors" putus Buk Aini.
"Sebenernya buk Aini nyeret kita ke Bk buat apaan sih? Toh yang dihukum juga cuma mereka berdua?" Ujar Sagita ketika keluar dari ruang Bk.
" Ya, baguslah kalau kita gak dihukum, emang lo mau dihukum?" Sahut Rieta
"enggak gitu, Rie, gue cuma heran. Lagian tuh guru sok berwibawa banget, padahal kagak"
"kamu punya dendam sama buk Aini beb?" Tanya Angga
" Enggak juga. Cuma gue dari awal emang gak suka sama dia"
" ya, kan kamu sukanya sama aku" goda Angga.
" kamu ihh" Sagita mencubit pelan lengan pacarnya membuat si empunya meringis pelan. Angga merangkul bahu Sagita dan mencium lembut rambutnya.
"ini sekolahan woii" dengus Rieta jengah melihat tingkah mereka.
" iri neng? Noh, pacar lu juga ada" tunjuk Sagita pada Kevin yang sedari tadi diam.
" kalian kenapa pada diem-dieman sih? Enggak baik tau" Rieta berjalan diantara Kevin dan Aldo.
Aldo mendengus sinis.
" Kamu ke kelas gih, belajar." Kevin mendorong pelan Rieta ketika mereka tiba di dekat kelas Ips.
" Aku bantuin hukuman kamu deh"
Kevin berhenti berjalan kemudian memegang kedua bahu Rieta" kamu harus belajar. Jangan cari alasan terus buat bolos dong,"
" iya deh" Rieta mengerucutkan bibirnya kesal kemudian masuk kedalam kelas. Sagita yang melihat itu terbahak dari belakang.
Kevin dan Aldo pergi ke gudang sekolah untuk melakukan hukuman mereka.
***
YOU ARE READING
LDR
RandomPada tahun ketiga di SMA, Kevin dan Rieta akhirnya pacaran. entah mereka sadar atau tidak status mereka yang lebih dari sahabat akan menciptakan luka dalam yang mungkin sulit disembuhkan bahkan dengan kehadiran orang baru sekalipun. Mungkin kala itu...
