part 1

7 6 4
                                        

Pagi itu Kevin dan Rieta berjalan beriringan di koridor sekolah, jam baru menunjukkan pukul 06.15 WIB tetapi mereka sudah sampai di sekolah.

Rieta yang biasanya sering terlambat ke sekolah harus rela datang pagi. Hari ini Kevin akan mewakili sekolah dalam lomba renang, Rieta tentu menjadi orang yang paling semangat untuk menonton sahabatnya itu lomba.

" Gimana, Vin,udah siap belum untuk lomba?" Tanya Rieta sambil meletakan tasnya di kursi penonton.

Kevin mengangguk. Dia terlihat sibuk mengatur barang-barangnya di dalam tas. Setelah itu ia duduk di samping Rieta.

"Lo populer juga ya," Ujar Rieta mengedarkan pandangan ke sekeliling stadion yang mulai ramai. Sedari tadi banyak cewek-cewek yang melirik kearah mereka, lebih tepatnya kearah Kevin.

"Populer apanya? Namanya juga perlombaan. Ya, pasti ramai lah" Sahut Kevin cuek. Cowok itu seakan tidak sadar dengan lirikan kagum dari kaum hawa yang sudah hampir memenuhi bagian depan stadion. Kevin bahkan sibuk memainkan ponsel.

Rieta tersenyum tipis, Kevin yang terlalu cuek terhadap sekeliling nya membuat Rieta merasa beruntung bisa mendapat perhatian dari Kevin.

Kevin seakan tidak sadar atau bahkan mungkin pura-pura tidak sadar seantero sekolah memujanya, khususnya perempuan. Kevin merupakan cowok idaman dengan tinggi 177 cm, kulit putih, serta mata elang hitam pekat. Selain itu Kevin juga anak emas para guru.

" Oh iya, gue tadi pagi masak nasi goreng kesukaan lo. Dimakan ya."Rieta menyodorkan Tupperware warna biru laut pada Kevin.

" Thanks Ta, lo terbaik deh" Kevin mengambilnya dengan senang hati. Segaris senyum tipis ia berikan pada Rieta, hanya untuk Rieta.

Rieta balas tersenyum, dia senang Dengan hal sederhana yang bisa ia lakukan untuk Kevin.

"Cieee udah kayak orang pacaran aja Lo berdua" Ujar Angga yang baru saja datang bersama Sagita, pacarnya.

Kevin menatap Angga tajam, tetapi cowok berlesung pipi yang sudah menjadi teman akrab mereka sejak awal masuk SMA itu hanya cengengesan.

"Bodo ah. Daripada Lo, masih pagi udah pacaran." Cibir Rieta melipat tangannya di depan dada.

"Sirik ae mbak-nya." Ledek Sagita, cewek itu melepaskan genggaman tangan Angga kemudian duduk disamping kiri Rieta.

"Vin, Lo dipanggil sama kepsek. Ditunggu di ruangannya" Kata Angga menyampaikan amanat kepala sekolah yang tidak sengaja berpapasan di koridor sebelum ke stadion.

"Gue ke kepsek dulu." Pamit Kevin mengacak pelan rambut Rieta.

"Iya. Tapi rambut gue jangan di berantakin dong" Rieta mengerucutkan bibirnya kesal, Kevin hanya terkekeh kecil, kemudian beranjak pergi bersama Angga.

" Jadi kapan Rie?" Tanya Sagita menatap Rieta serius.

"Kapan apanya"Rieta balik bertanya sambil merapikan rambutnya.

"Kapan Lo jadian sama Kevin?"

Rieta terdiam sebentar kemudian tertawa terbahak-bahak " Aneh lo, gue sama Kevin sahabatan. Nggak mungkin jadian lah"

Padahal Rieta tahu itu hanya kata elakan yang digunakan untuk menutupi apa yang sebenarnya ada di hati. Dia bukanlah gadis polos yang tidak tahu bagaimana perasaannya. Dia hanya mencoba untuk terus menganggap perasaan itu tidak ada. Siapa sih yang tidak akan jatuh kedalam pesona Kevin. Tampan, cerdas, dan hanya memberikan perhatian kepada orang tertentu saja.

" Rie! Rieta, Rie!" Sagita melambaikan tangan di depan wajah Rieta yang sedang melamun.

"A-apa?" Tanya Rieta tergagap.

LDRUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum