Bab 7

45 9 0
                                    

DE ME PER TE

CHANBAEK LOKAL

BXB

Warning; Terdapat bahasa kasar, mohon jangan ditiru!!

•••

Setiawan menguap kembali, sedang satu tangan nya menggaruk kaki nya yang begitu gatal akibat digigit nyamuk. Malam ini terasa sepi, tak seperti malam sebelumnya yang selalu ramai walau sekalipun waktu menunjukan pukul 00.00 ataupun sehabis hujan. Pasalnya, kemarin malam, tetangga RT 03 ada yang meninggal dan katanya bunuh diri. Dia gak begitu tahu informasinya, bunuh dirinya memakai apa, Wawan gak mau tahu. Lain dengan si Agung. Anak itu emang kelewat polos atau bodoh? Sejak kedatangan nya ke pos ronda, ia masih membahas hal hal itu.

"Oh, jadi itu juga namanya bundir?" Agung menatap antusias kearah Johan yang kini menyorot malas pada kawannya itu.

"Kau bisa diam tidak?" kesal Johan.

"Aku kan nanya Jo."

"Iya, tapi kamu udah ulang-ulang pertanyaan mu itu loh. Aku jadi males cerita sama orang lola kayak kamu."

Budi jadi terkikik karna melihat kekesalan Johan, akan sifat polos nya Agung. "Lagian kamu juga nanggapi Jo, udah tahu teman nya lola."

Bagus menepuk berkali-kali pundak Johan; berniat menenangkan. "Sabar."

"Karna dia nanya, jadi aku yang baik hati ya jawab lah." balas Johan.

Setiawan mengibaskan tangan nya, menyuruh mereka untuk diam dan tidak usah membahas hal itu lagi. Dia sedari tadi merinding, walaupun disana ramai, tapi sedikit takut.

"Kenapa tangan mu, Wan?" Bagus menatap tangan Setiawan yang tidak bisa diam.

Setiawan jadi malas, mereka gak ada yang paham. "Ora popo."

(Gak papa.)

Akhirnya Bagus memilih diam dan tak menanggapi lagi. Tiba-tiba suara motor mendekat, mereka tahu siapa pemiliknya.

"Sen, bawa apa?" Agung menatap binar pada kantong plastik yang dibawa Sendy dan Alex.

"Mendoan, bakwan, gembus."

"Oh, emang kalian dari mana?"

Sendy memparkirkan motornya tepat didekat tong sampah, gak apa-apa menurutnya itu motor menghalangi jalan, lagi pula kalo jauh dari pasang mata, takut nya diambil orang dan gak ada yang tahu. Meskipun motor agak tua, bukan agak lagi, kalo kata Johan motor yang sudah patut dibuang itu tak layak untuk dikhawatirkan, apalagi takut diambil orang.

"Nggak dari mana-mana, cari angin." tutur Sendy dengan santai. Ia duduk dibangku memanjang.

Alex pun ikutan duduk, menonton televisi yang ada disana. Ia bertanya-tanya, apa gunanya televisi dinyalakan jika tidak ada yang menonton. Malah televisi itu yang menonton kegiatan mereka disana.

"Itu televisi siapa yang nyalain?" Alex menatap satu persatu teman nya. Tatapan nya biasa saja, namun mereka yang ada disana sedikit kikuk dengan sorot mata Alex.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: May 12, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

De Me Per Te [CHANBAEK LOKAL] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें