Taehyung membungkuk sedikit dan bangun dari duduk setelah Woo Bin mengangguk. Namjoon dan Seokjin saling menatap, berbicara dari hati ke hati melalui mata, Seokjin menggelengkan kepalanya sadar Namjoon mempertanyakan sebab heningnya Taehyung sejak tadi.

“Dia hanya gugup” Min Ah memegang tangan Woo Bin sadar akan mimik penuh tanya suaminya.

🍃🍃🍃

Taehyung berkendara, mengudeta gelisah yang menguliti  ketenangannya. Namun ternyata tidak bisa, perasaan gelisah itu bermukim untuk waktu yang lama. Dia mengemudi tanpa tujuan yang pasti, hanya bertumpu pada ke mana alam bawah sadar akan membawanya. 
Maserati Lavante melambat, seiring hijau berganti merah. Taehyung mengetuk jari telunjuk pada gagang setir memburu merah menjadi hijau. Lama, Taehyung merasa waktu lama sekali berputar, di tambah suasana hatinya yang buruk dan mudah sekali bosan akhir-akhir ini.  Taehyung menginjak perlahan pedal gas kemudian setelah jengah mengumpat waktu.

WHUSSSH

TIIIIIIIIIIN!

Taehyung menekan klakson panjang, memberi protes pada minibus yang melaju dengan kecepatan melampaui batas aturan. Dia yakin benar kecepatan minibus itu lebih dari 100 km/jam. Jantung Taehyung masih berpacu cepat, saat nyaris minibus itu menyinggung mobilnya.
Tidak sampai 15 menit mobil Taehyung melaju, 200 meter di depannya terjadi kemacetan yang Taehyung tidak dapat lihat apa penyebabnya.

‘Selalu saja sial’

Berbagai jenis mobil rapat jalan merayap. Taehyung mengedarkan pandangannya mencari celah menuju bahu jalan untuk menepi. Dia berkendara untuk melepas gelisah, bukan menambah stres di dalam kemacetan. Beruntung, kesempatan itu datang, Taehyung mendesah lega. Dia turun dari mobil dan mulai menyadari, trotoar tempatnya berdiri adalah trotoar yang akhir-akhir ini sering dia pijak.

“Aku harap tidak bertemu dengan...itu mobil Tzuyu” Taehyung berhenti bergumam saat mendapati mobil calon istrinya parkir jarak tiga mobil dari Maserati Lavante miliknya.

“Ya tuhan gadis itu terpental, kau lihat kan bagaimana dia melayang tadi, mengerikan.”

“Mereka bertengkar sebelumnya, saat aku menunggumu aku lihat salah satu dari dua gadis itu mendorong gadis yang satunya lagi” Dua wanita paruh baya saling bicara melewati Taehyung.

‘Jadi sebab macet ini ada kecelakaan, tapi kenapa mobil Tzuyu di sini? Apa dia menemui Irene? Tidak mungkin, dia membenci Irene’ Taehyung membawa tubuhnya pada sumber kemacetan dengan bermonolog.

‘Tunggu! Bertengkar? Apa mungkin?”

TAP TAP TAP Taehyung merasa khawatir tiba-tiba, hasratnya memuncak ingin melihat siapa gadis yang di maksud dua wanita tadi.

BRUKKK!

Taehyung berlari menabrak brankar dorong yang hendak di masukkan dalam ambulans. Seorang petugas ambulans menarik Taehyung jauh dari brankar, untuk mempermudah jalan roda.

“AKU INGIN MELIHATNYA” Pekik Taehyung.

“tenangkan dirimu tuan, kita harus membawanya ke UGD” Taehyung terdiam, dan sedetik kemudian pria itu berlari ikut masuk dalam ambulans.

“CEPAT!”

“tapi kau harus keluar tuan, jangan membuatnya semakin lama!”

“AKU DOKTER! UNTUK SAMPAI DI RUMAH SAKIT DIA PERLU MENDAPAT PERTOLONGAN!!!”

Pintu ambulans tertutup, sirene mulai menggema memburu nyawa gadis yang berada di ujung tanduk. Bibir mungil terbuka meraup udara yang tersendat di kerongkongan, darah segar mengalir dari dahi yang menghantam aspal. Wajah cantiknya bersembunyi dalam merah anyir. Taehyung dengan segala upaya membuat gadis itu tetap terjaga. Bibir Taehyung terus memanggil sebuah nama yang sempat dia ragu telah hilang dari hatinya, sementara tangan Taehyung melakukan tindakan medis untuk menghentikan pendarahan di kepala gadis itu. Tentu saja sifatnya sementara, darah kembali merembes dari balik perban yang Taehyung lilitkan tadi. Taehyung gugup, takut terlambat sampai, alat di ambulans terbatas untuk melakukan tindakan pada tempurung kepala yang pecah.

“Tzuyu, tetap bersamaku, kau kuat sayang. Beberapa minggu lagi kita menikah, maka bukalah matamu, tetap sadar bersamaku ya”

Taehyung meremas tangan dingin dan pucat Tzuyu, gadis itu sudah kehabisan banyak darah hingga tubuhnya pucat seperti mayat.

🍃🍃🍃

Taehyung menunggu di depan operasi kamar, lampu merah masih menyala di atas pintu. Derap langkah sibuk mendekat pada Taehyung, tetapi dia enggan untuk sekedar menoleh.
“Putriku, mengapa ini terjadi pada putriku Taehyung! Apa yang terjadi?” Nyonya Chou menarik kerah baju Taehyung yang duduk bersandar di samping pintu ruang operasi. Taehyung menggeleng dan menangis.

“Apa yang kau lakukan pada putriku!” Bentak Tuan Chou menarik Taehyung untuk berdiri.

“Sebelum kau tau alasannya, jangan pernah menyentuh putraku seperti itu” Woo Bin menghempas tangan Tuan Chou.

“Kau, katakan, jangan hanya diam dan menangis” Lanjutnya kemudian.

“Saat aku datang, semua ini sudah terjadi Ahjussi, darah dan tubuh Tzuyu yang sudah ada di brankar. Tzuyu bilang dia ada di Daegu pagi tadi” Mata Taehyung tidak tenang, wajahnya pucat, bayangan Tzuyu pergi dari hidupnya membuat lututnya kemas dan ambruk.

“Sayang” Min Ah memeluk putranya yang seperti pesakitan.

“Eomma dia akan selamat, dia akan menikah denganku, benar kan eomma?” Min Ah semakin erat memeluk putranya. Tuan dan Nyonya Chou melemah, cinta Taehyung kepada putri mereka besar, mungkin melebihi cinta mereka.
Dua jam berlalu penuh dengan ketegangan. Seorang dokter menghampiri mereka yang duduk dengan doa dan harapan.

“Dia membutuhkan banyak darah, 85% darah dalam tubuhnya terkuras. Persediaan darah rumah sakit kami untuk golongan nona Tzuyu hanya tersisa satu kantung, mohon kerja samanya untuk dapat mendonorkan darah. Kami juga sedang berusaha mencari kantung darah dari rumah sakit maupun palang merah” Dokter Park itu memandang Tuan Chou.

“Putrimu kritis, tempurung kepalanya pecah, dua kali terkena hantaman yang keras menyebabkan dia kehilangan banyak darah”

“Dokter Park, ambil darahku, semuanya, ambil untuk putriku”

“Tenanglah, yakin Tzuyu bisa melewati ini hm? Aku akan memeriksa darah kalian semua siapa yang cocok dengan Tzuyu. Ikuti perawat, dia akan mengambil sampel darah kalian.” Dokter Park memberi isyarat pada perawat yang berada di belakangnya, kemudian melenggang pergi dengan langkah terburu-buru.

Taehyung membisu, hening dalam gegap gempita aktivitas rumah sakit. Dokter menyatakan Tzuyu kritis, ditambah lagi tidak satu pun dari mereka bisa mendonorkan darah. Ibu Tzuyu penderita anemia, sedangkan Tuan Chou ada lemak dalam darahnya dan menderita penyakit jantung. Taehyung dan kedua orang tuanya memiliki golongan darah yang berbeda di samping itu tidak ada kecocokan sel darah merah dengan Tzuyu.

“Ahjussi, Ahjumma, Appa, Eomma, aku akan mencari darah untuk Tzuyu, aku akan kembali” Woo Bin menepuk pundak putranya, memberi kekuatan psikologis.

🍃🍃🍃

Taehyung memeriksa gawainya setiap satu menit, melihat pesan grup dan media sosial di mana dia meminta bantuan donor darah. Dia mencoba menghubungi kakaknya di Daegu, sialnya Seokjin sedang melakukan operasi besar dan baru selesai 3 jam lagi. Lee Hyuk Jae hospital tidak bisa memberikan simpanan darah mereka, sebab sebagai rumah sakit utama di daerah Daegu mereka harus mengutamakan kebutuhan medis distrik itu lebih dahulu.

Mereka bertengkar sebelumnya, saat aku menunggumu aku lihat salah satu dari dua gadis itu mendorong gadis yang satunya lagi

Suara wanita paruh baya siang tadi menyelusup di antara gusar Taehyung. Pedal gas dalam Taehyung injak, memacu roda empat dengan kecepatan tinggi menuju lokasi kejadian untuk menemui seseorang. 

Decit ban beradu dengan aspal sesaat setelah pedal rem di tekan bersamaan dengan tuas rem yang di tarik. Seseorang yang di cari tidak ada, bunga-bunga yang biasa rapi tersusun tidak ada di sana, kosong.

🍃🍃🍃

BRAK BRAK BRAK 

IF IT IS YOU ♡VRENE♡Donde viven las historias. Descúbrelo ahora