[12] Fact of Memories

116 13 3
                                    

"Setelah menemukan akte kelahiran itu, aku menyelidiki berbagai hal. Dan ayahku, suami pertama ibu juga mengetahui sesuatu"

"Yang berselingkuh kan ibu"

New memutar kembali fakta yang coba ibunya pendam.

"Dan lelaki selingkuhan ibu adalah kekasih dari Bella Ranee, Kamon Jirawat. Lelaki yang akan menikah dengannya, lelaki yang mati dalam kecelakaan itu, dan sekaligus ayah dari Dew"

Bagai desir angin dingin yang menerpa tubuhnya, Apasiri tak berkutik mendengar New yang menguak tabir yang ia coba kubur dalam-dalam.

"Memang di kartu keluarga Dew tercatat sebagai anak dari suami ke empat. Namun waktu kutanyakan pada orang itu, ternyata bukan. Lelaki asing yang dipalsukan sebagai ayah Dew, memang pernah menjalin hubungan dengan ibu, tapi tidak lama"

"Dia bahkan berpikir apakah Dew anak dari Krittisan. namun nyatanya waktu perselingkuhan itu terjadi, Krittisan sedang dinas ke luar kota. Ada banyak kejanggalan yang sudah kuselidiki" ucap New mengakhiri kalimatnya.

Tangan Apasiri mencengkram sofa tumpuannya, untuk menyembunyikan kemeluk batinnya.

"Ternyata anak pemalas sepertimu bisa menyelidik sampai sejauh ini. Tapi itu tidak merubah apapun, Up tetaplah orang asing"
Kukuhnya.

"Untuk selanjutnya aku tidak mau menebak-nebak, jadi akan ku serahkan pada orang yang tau tentang seluruh rahasia masalah ini. Bagaimana bi? Ayah Uppoompat bukan Krittisan kan?" Lempar New.

Bibi yang sedari tadi terdiam, kini menautkan jari jemarinya. Terlihat jelas raut wajah kegelisahan.

"Tunggu! Jangan bicara omong kosong. Jelas-jelas Krittisan sendiri yang bilang padaku kalau Up..."

Kalimatnya terputus setelah mendengar helaan nafas berat wanita tua yang sudah berpuluh tahun menjadi pengurus rumah itu.

"Aku sudah berjanji pada tuan Krittisan untuk tidak membicarakan hal ini, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain"

Menyerahkan sepucuk surat.

"Ini adalah surat dari nona Ranee untukku, sebelum ia meninggal. Semua sudah tertulis didalamnya"

Apasiri membuka dengan gemetar surat lama itu.

"Nona Ranee bilang kalau orang yang bernama Kamon itu, akan menikah dengan orang lain yang mempunyai koneksi lebih penting. Dan dia tidak mengakui Tuan Up sebagai anaknya"

"Akhirnya Tuan Up dititipkan pada Tuan Krittisan"

Dimasa lalu, orang terdekat yang bisa ia percaya hanya Krittisan, karena Krittisan adalah kekasih dari sahabatnya, yaitu Apasiri. Walau Krittisan mencoba menolak, tapi pada akhirnya ia menerima bayi itu.

"Hanya 2-3 hari saja phi, aku janji akan segera kembali. Aku tidak bisa meminta pertolongan pada Apasiri. Aku mohon jagalah bayi ini sebentar, aku pasti kembali"

Dia tak mengira kematian akan menjemputnya kala itu. Keduanya, baik Ranee maupun Kamon tak pernah kembali, kecelakaan maut merenggut nyawa mereka.

Penyesalan, kesedihan, kemarahan menyelimuti hati Apasiri. Ia merasa bodoh karna tak mengetahui kebenaran selama ini.

"Kenapa? Lalu kenapa dia tidak bilang dari awal kalau itu hanya anak titipan?! Kenapa?!"

"Karena Tuan ingin membuat Nyonya berpisah dengannya"

Kala itu, saat sinar bintangnya sedang mekar-mekarnya, Apasiri artis muda yang sedang naik daun itu menarik perhatian khalayak ramai. Paras anggunnya membuat para lelaki berkerumun mengaguminya. Tak ayal jika ia sering di gosipkan mepunyai affair dengan beberapa lelaki.

Krittisan yang saat itu menjadi kekasihnya sudah menerima resiko dari pekerjaan istrinya. Ia pun tau Apasiri amat mencintainya begitu pula dirinya. Namun perasaan lembutnya tak dapat menandingi liarnya pesona Apasiri.

"Aku akan mengangkat anak ini sebagai anakku" ujarnya kala itu pada bibi pengurus rumah.

Kondisi sedang genting ketika semua bertabrakan menjadi satu. Apasiri dikabarkan memiliki skandal baru hingga pers menyerbu ke kediamannya. Sedangkan, Ranee kecelakaan dan meninggalkan bayi pada Krittisan.

"Tuan! Bagi anda lebih penting istri atau anak orang?!" Bibi penuh kemarahan mendengar kalimat Krittisan.

"Entahlah.. sepertinya aku sudah mulai gila. Aku tau dia hanya bermain-main saja dengan banyak lelaki, karena dia percaya aku mencintainya melebihi diriku sendiri"

"Kemanjaan liarnya menjadi pesona untuknya. Berlawanan denganku yang hanya orang biasa-biasa saja, aku tidak bisa menerima keliarannya. Aku sangat mencintainya sampai sudah tidak mampu membedakan antara cemburu da toleransi lagi"

"Bukankah aku pengecut? Bagiku, dunia tanpa Apasiri sangat menakutkan. Tapi jika dia berada disisiku, pasti aku akan membunuhnya"

Bibi yang hanya seorang diri mendengar luapan Tuan nya, yang selama ini hanya bungkam seribu bahasa, merasa tertegun kehilangan kata.

"Karena itu, jika dia membenciku karena menjadi ayah anak ini, aku akan lebih lega. Kemudian..."

"aku bisa tenang meninggalkan dunia ini, karna dia akan tetap membenciku, dan melupakanku tanpa ada rasa kesedihan"

Kalimat penutup yang kembali merobek jahitan luka Apasiri. Dia begitu mencintai lelaki itu, dan tak menyangka jika lelaki itu lebih mencintainya hingga hilang kendali.

New memeluk bibi kesayangannya itu.

"Terimakasih bi" ucapnya

"Dengan kata lain, Up adalah orang asing untukku, ibu, san Kao. Tapi dia punya hubungan darah dengan Dew, sebagai saudara lain ibu"

"Karena itu dia..."

Ketukan pintu mengalihkan perhatian semua orang. New bergegas membukanya dan mendapati Uppoompat tengah berdiri disana"

"...aku pulang" lirihnya dengan seulas senyum.

Uppoompat mendengar semuanya, hal yang menjadi teka-teki yang mengganggunya selama ini kini telah terpecahkan. New menghampirinya dan merengkuhnya dengan lembut.

"Selamat datang" sambutnya lembut.
.
.
.
Tbc

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jul 23, 2022 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

For My Beloved Boy |KAOUP|Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum