[6] Seribu Malaikat

153 17 2
                                    

Cuaca sangat cerah namun tidak dengan perasaan Uppoompat. Beberapa hari ini ia terlihat muram, sampai seakan aura sekelilingnya ikut gelap. New yang biasanya cuek, mulai tidak tahan dengan keadaan Up.

"Kamu kenapa murung kayak gitu sih? Stop, mukamu menyebalkan!!"

Up hanya menoleh dan menghela nafas menanggapi omelan kakak tertuanya itu.

"Ada apa? Kok sedih begitu?"

Up masih terdiam.

"Up, kan ada kakakmu yang baik ini. Ayo cerita aja." Bujuk New.

Setelah mendengar ucapan New, Up mulai mau menceritakan yang terjadi padanya.

"Katanya phi Kao punya tunangan ya? Apa bener?"

"Tentu saja, mana ada orang bodoh yang mengira cowok seganteng itu nggak punya cewek?!"

Kini Up merasa seperti orang bodoh itu.

"Habisnya nggak ada yang ngasih tau aku, terus phi Kao juga pembenci cewek, jadi sama sekali nggak keliatan kalau punya pacar" jelas Up panjang lebar.

"Bukannya bagus? Kamu kan adiknya, walaupun kamu jatuh cinta sama dia, kamu nggak akan bisa nyambung dengannya."

"Dari awal kamu itu diluar lingkup permasalahan. Lebih baik, pendam terus cintamu itu, jangan harap dibalas." Ujar New santai.

"Katanya tadi kakak yang baik, baik darimana.." sungut Up.

"Udah lah nggak usah sedih, aku ke atas dulu" New mengacak kecil rambut Up.

"Tunggu phi New..!!"

New menghentikan langkahnya.

"Tunangan phi Kao seperti apa? Pasti orang Chiang Mai ya?"

"Kalau udah tunangan, kapan menikahnya? Setelah phi Kao lulus kuliah?"

New tertegun mendengar pertanyaan dari Up.

"Mereka nggak mungkin menikah."

"Tunangannya kan sudah meninggal." Lanjut New

"Me..meninggal?"

"Iya tepatnya 2 tahun lalu, sekarang jadi genap 3 tahun. Waktu itu Kao berumur 20 tahun"

"Dia meninggal karena sakit" ungkap New membuat Up bungkam sejenak.

"Kamu nggak tau?"

"Dew cuma bilang, phi Kao sangat mencintainya dan aku sama sekali nggak bisa dibandingkan dengannya"

"Yaudah aku tidur dulu ya"

"PHI NEW..tolong ceritain lagi ke aku" Up menahan lengan New seperti bayi kucing.

"Nggak mau, ngerepotin. Mending kamu langsung tanya sama Kao"

"Nggak mungkin aku tanya sama dia!! Itu sama aja seperti mengorek luka lama, kasian"

"Padahal kamu sebenernya lega kan?" Pertanyaan New membuat Up tak bisa berkilah.

"Wah, ternyata tunangannya udah meninggal. Berarti phi Kao bisa bebas dong. Iya kan?" New menggoda Up yang berhasil membuatnya mulai kesal.

"Aku nggak mikir kayak gitu ya!"

"Dia belum meninggal kok, aku bohong"

Up terdiam kembali.

"Tuh kan kamu jadi kecewa kan?"

"Lebih baik kamu bicara jujur dari awal, katakan yang sebenarnya, kamu kecewa atau lega"

Up merasa bimbang dengan perasaannya. Entah yang ia rasakan sekarang seperti iba atau malah mensyukurinya.

"Benar, harusnya aku lega tapi, perasaanku jadi nggak jelas begini"

For My Beloved Boy |KAOUP|Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum