[5] Rose

150 20 19
                                    

Halaman belakang di kediaman keluarga Shinawatra ditumbuhi berbagai macam pepohonan yang rindang. Tak jarang Kao menghabiskan waktu disitu ketika senggang, untuk hanya sekedar berbaring dihamparan rerumputan memandang langit yang terbentang bebas. Namun lagi-lagi Up hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Sampai akhirnya Kao menyadari dirinya tengah diperhatikan. Saat melihat Up ia langsung berdiri dan berjalan cepat menghampirinya.

"Up, kamu yang habis beresin kamarku kan?"

"Iya"

"Jadi kamu yang mecahin botol alkohol yang aku simpan sampek berantakan kemana-mana? Sini..!!"

Up hanya pasrah saja ketika Kao menarik tangannya untuk mengikutinya. Kenyataannya bukan dia yang memecahkan botol berisi alkohol milik Kao, melainkan Dew. Permasalahan alkoholpun belum kelar hingga dibawa ke meja makan.

"Udah kubilang bukan aku yang mecahin!" Ujar Up yang duduk dimeja berseberangan dengan Kao.

"Jangan bohong, bibi juga liat kamu masuk kamarku sambil bawa alat pembersih"

"Iya tapi aku cuma bebersih doang"

Disela-sela perdebatan untuk menemukan sang pelaku yang memecahkan alkohol milik Kao. New yang duduk disamping Dew kini angkat bicara.

"Kamu yang pecahin kan?" Tanyanya pada Dew dengan suara pelan, sedangkan si pelaku tengah sibuk melahap makanannya seolah tak terjadi apa-apa.

"Iya" jawabnya singkat.

"Dew yang mecahin" lontar New dengan suara lantang. Kao langsung beralih menatap Dew dengan tajam.

"DEW! Gue nggak mau tau, ganti alkohol ya lu pecahin"

"Tapi sebelumnya, bukannya kalian berdua harus minta maaf dulu?"

Baik Kao maupun Dew langsung bersamaan menatap ke arah Up. Dengan bahasa yang ogah-ogahan mereka berdua meminta maaf padanya.

"MAAF YA!" Tidak niat

Bibi mendekat ke meja makan untuk menyampaikan pesan dari majikannya.

"Maaf menyela percakapan kalian, Nyonya bilang besok akan kembali ke Chiang Mai" ujarnya dengan wajar datar.

"Kali ini Nyonya akan tinggal cukup lama, dan membawa tamu juga" lanjutnya.

Sampai hari kedatangan ibu dan tamu yang ia bawa, seperti membuat jantung Up meloncat keluar. Bagaimana tidak, tamu yang dibawa ibunya adalah mantan kekasih Up dan pacar baru dari mantannya. Up melihat dari jendela besar bersama Kao dan Dew.

"Siapa sih yang ikut sama nenek lampir itu?" Tanya Kao.

"Nggak tau, ngrepotin orang" balas Dew.

Up memilih untuk pergi manjauh meninggalkan Kao dan Dew yang masih mengamati orang-orang yang dibawa ibu mereka memasuki rumah. Mereka akhirnya bergabung di ruang utama.

"Perkenalkan ini anak sutradara dari drama yang ku mainkan" Ibu memperkenalkan.

"aku Sky Wongravee" Ucap lelaki itu dengan seulas senyum.

"aku Sky Wongravee" Ucap lelaki itu dengan seulas senyum

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
For My Beloved Boy |KAOUP|Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora