13. blue hour

238 42 3
                                    

"apa panikmu kambuh?" jeno melirik wajah suaminya sebentar sambil mengobati luka-luka kecil pada area buku tangan renjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"apa panikmu kambuh?" jeno melirik wajah suaminya sebentar sambil mengobati luka-luka kecil pada area buku tangan renjun.

renjun menggeleng pelan, "tidak, akhir-akhir ini aku bisa mengendalikan diriku dengan baik."

"termasuk untuk tidak menyakiti mereka dan malah menyakiti dirimu sendiri, hm?" selesai, pria bulan sabit itu menangkup kedua tangan renjun yang sudah ia obati untuk kemudian pria itu kecup singkat.

renjun mengalihkan pandangangnya pada jeno dengan tatapan sendu. "kamu pasti akan marah jika aku menyakiti orang lain."

"tapi bukan berarti aku tidak marah ketika kamu menyakiti dirimu sendiri, sayang." mendengar itu renjun tidak bisa berkata-kata lagi. tindakanya memang cukup ceroboh tadi, beruntung baginya karena bukanya membuat keributan di dalam sekolah mark--renjun justru memilih untuk menjadikan tembok lorong sekolah sebagai samsak dadakan. ia melampiaskan rasa marahnya disana.

renjun sebenarnya bukan orang yang keras, namun ia tetaplah seorang laki-laki yang nyaris selalu mengandalkan otot ketika emosi menguasai kewarasanya.

"I'm sorry," jeno mengangguk pelan, bibir tipisnya menyunggingkan senyum.

"It's okay, don't do that again. ok?" renjun lantas membalas dengan anggukan pelan. jeno terkekeh sebentar ketika melihat renjun yang sama sekali tidak bersemangat. barangkali ia tahu sebab dibalik ekspresi itu, namun renjun rupanya masih enggan berbicara.

"come closer, I'll give you a hug."

kalimat itu diterima dengan baik oleh suaminya, sehingga tubuh kurus yang selalu menjadi favoritnya itu mulai mendekapnya hangat penuh dengan kenyamanan. ia mulai menumpukan kepala pada ceruk leher renjun. jeno selalu menyukai aroma parfum mahal suaminya yang tertinggal ditubuh itu, harum vanilla lembut yang dipadu dengan woody maskulin memang sudah seperti repetisi yang familiar baginya. ya, tentu saja, parfum mahal memang tidak pernah mengecewakan.

"I want to know what happened,"

"something that will make you think that this world is so cruel and unfair--for precious children like ours," renjun merapatkan dekapan, membuat jeno lantas mengusap punggung lebarnya sayang.

"we failed,"

"for making a home."

jeno menggeleng keras, "no! we have built our home very well. something that happened--itu ada diluar kendali kita, sesuatu yang tidak kita duga akan terjadi." jeno menunduk, tanganya naik untuk menggapai kedua sisi wajah renjun, membawanya untuk menatapnya.

"we must be strong, okay? for huang jisung." ucap jeno meyakinkan, membuat renjun lantas mengangguk dan tersenyum tipis.

"I want to do what's best for my son,"

--even if I have to sacrifice myself.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
the cather in the ryeWhere stories live. Discover now