3

187 41 2
                                    

"Ini kita harus gimana?" Wina bertanya setelah menutup kembali gorden dan menuju ruang tengah.

"Cepet kumpulin barang yang penting, terlebih bahan makanan. Pelan-pelan kita masukkin barang ke dalem mobil lewat pintu belakang yang nyambung ke garasi," jawab Gisa sambil melipat skuternya. Membuat Wina kehabisan kata-kata karena dikeadaan genting seperti ini, Gisa masih membawa skuternya ke mana-mana.

"Janlup pake pakai pakaian serba panjang terus lengan kalian dililit kain tebel dan kalo perlu pake helm skuter juga," peringat Josie yang kini sedang melilit tangan kanannya menggunakan kain tebal.

Gisa dan Wina menganggukkan kepalanya dan langsung mengikuti instruksi Josie. Mereka juga memakai helm skuter walaupun nantinya menggunakan mobil.

Gisa, Wina, dan Josie melangkah pelan-pelan menuju garasi melalui pintu belakang. Mereka mengintip depan rumah sudah tidak sepadat pagi tadi. Gisa langsung membuka mobil dengan harap cemas karena takut bunyi mobil menarik perhatian para zombie.

Benar saja, begitu tanda mobil terbuka terdengar. Beberapa zombie langsung mendatangi mereka dengan cepat. Gisa yang sudah memasang badan segera menghadang para zombie masuk sambil memukulnya menggunakan teflon miliknya.

"Minggir, lo semua minggir!"

Josie tetap membantu Wina memasukkan barang ke bagasi mobil sambil berjaga-jaga jika ada yang datang dari sisi kiri. Sebab Gisa yang menghadang dari sisi kanan.

"Udah semua?" Tanya Gisa memastikan tanpa melirik ke arah dua temannya.

"Udah ayo–"

"Bentar kita juga butuh senjata!" Wina bergerak cepat setelah memasukan semua kebutuhan mereka, lalu mengubrak abrik barang barang yang ada di garasi. Melihat itu Josie langsung berinisiatif untuk membantunya sekaligus ikut mencari senjata untuk dirinya.

Tidak memerlukan waktu yang lama, Josie sudah mendapatkan crossbow milik Rena sebagai senjata yang akan ia gunakan. Kemudian gadis itu berjalan ke depan untuk membantu Gisa menghadang para Zombie.

"Gi! Gue harus pake apa ya?" Tanya Wina.

Pada saat seperti ini, kenapa otaknya tidak dapat berjalan dengan lancar? Entah mungkin karena panik atau karena dia terbiasa untuk selalu mengandalkan Gisa dalam setiap keadaan.

Gisa menghela nafas sembari merotasikan bola matanya. "Ambil apa aja yang ada didepan mata lo cepetan!"

"Semua nya ada didepan mata gue!" Teriak Wina heboh.

"Wina!" Gisa sedikit membentak anak itu.

"Oke oke! Cangkul atau payung?"

"Sekali lagi lo ngomong, gue lempar lo ke arah mereka!" Kini Gisa berbalik sambil menatap tajam ke arah Wina yang masih berdiri disana sambil mengangkat dua barang yang tadi dia sebutkan. Seolah bertanya 'jadi yang mana?'

"Kak awas!" Josie memperingati Gisa ketika ia melihat seorang zombie berlari dari arah belakang gadis itu.

Bang!

"Wow.." Sahut Wina dan Josie bersamaan ketika Gisa berhasil membuat Zombie itu terjatuh hanya dengan pukulan wajan nya.

"Mama lo pasti bangga, Gi." Ucap Wina terkagum pelan.

"Sinting! Udah cepetan masuk!"

Dengan cekatan mereka semua masuk ke dalam mobil sebelum zombie itu menyerangnya lagi, mereka cukup aman didalam sini. Karena Gisa baru saja menabrak mereka semua hingga berjatuhan dilantai.

"Sekarang kita kemana?" Tanya Josie.

Gisa belum bisa berfikir jernih, karena saat ini dia juga masih berusaha mengatur nafasnya. Kemudian ia melirik ke arah samping kursi kemudi dan mendapati seorang gadis yang sedang memeluk payungnya erat erat sambil memejamkan matanya.

Get Away Where stories live. Discover now