04.

24 1 0
                                    

Jake.Peter

Liked by Call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liked by Call.una, Jay_Patrick, and 157 others.
Jake.Peter Welcome home, Layla 🤍





"Dih, kalah saing sama anjing," gumamku menutup layar ponsel dan menyimpannya di saku.

"Jadi lu berdua kembar?" tanya Jaden.

Karena insiden tadi, aku dan Chan sekarang berada di depan rumah Jaden dan Jason. Iya, ternyata rumah mereka adalah rumah urutan pertama di gang spontan yang bersebrangan dengan rumah dan toko buah Om Doni. Jika kalian bertanya-tanya siapa Om Doni, dia ketua RT disini.

Jaden dan Jason juga kembar. Pantas saja wajah Jason tidak asing, dia cukup mirip dengan Jaden bahkan nama belakangnya pun sama. Bodoh sekali aku sampai tidak menyadarinya. Mereka juga baru pindah ke sini makanya kami pun baru tau.

"Iya, cuma emang gak mirip," jawab Chan memandangku sejenak.

"Gue ngantuk, mau pulang," ujarku yang selalu tidak dalam mood bagus setelah bertemu Jaden.

"Gak mampir dulu?" ajak Jason mencoba mencairkan suasana.

"Gak usah repot-repot," sahutku hendak meninggalkan mereka namun tangan Jason menahanku, tidak membiarkan aku mengambil langkah lebih jauh.

"Maafin Jaden ya, Chi," katanya sambil menatapku dengan wajah bersalah.

"Udah gue maafin, Jas,"

"Dia emang gitu, tampol aja bibirnya kalo ngomong macem-macem!" jelasnya lagi memukul lengan Jaden keras hingga dia mengaduh.

"Gak bakal dilepas itu?" Chan menginterupsi. Alih-alih merespon ucapan Jason, matanya malah tak lepas memandang tangan Jason di tanganku.

"Eh? Hehehe.. sorry, Chan," Dan dia pun melepas tanganku. Hiss, sok posesif.

Aku dan Chan pun melanjutkan perjalanan pulang. Chan bertanya kenapa aku terlihat sangat tidak menyukai Jaden, benar-benar dia selalu tau apa yang ada dalam isi kepalaku. Aku bercerita tentang kejadian kemarin soal ledekan Jaden dan responnya sama seperti Juna,"Ya mungkin dia gak tau, kan anak baru," jawab Chan.

Sumpah, Jaden adalah cowok paling aneh yang pernah aku temui. Bahkan tadi yang meminta maaf Jason walau itu ulah kembarannya. Benar-benar tidak punya empati. Aku menghela napas dalam-dalam, meredam emosi yang kembali muncul.

"Itu Jia bukan sih?" tanya Chan menunjukkan sesosok anak perempuan yang sedang sibuk di meja belajar di lantai 2 rumahnya. Dia sahabat kami sejak kecil di komplek ini, sama seperti Juna, namanya Jia. Anak tunggal Om Yuda dan Tante Sisil.

"JIA!!" teriakku kencang, mungkin juga suaranya terdengar sampai rumahku karena rumah kami yang berhadapan.

Jia melongok ke bawah, kami melambaikan tangan agar dia bisa menilik keberadaan aku dan Chan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang