Eleven: Kiss Me

112 12 6
                                    

"You got me up from dark till noonDon't take my breath away too soonMy girl, you buzz me through my light years

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"You got me up from dark till noon
Don't take my breath away too soon
My girl, you buzz me through my light years."
DPR LIVE - KISS ME

🌻🌻🌻

Verin

Sambil menunduk, gue memainkan jari-jari gue.
Hembusan nafas Calum yang menderu usai Ashton pulang, masih bisa gue dengar sampai sekarang.

"Dari semua temen yang kamu punya, harus banget sama Ashton?" Calum menghadap gue.

Kami berdua masuk ke dalam mobil Calum setelah Ashton pulang. Untungnya, mereka nggak pakai acara berantem segala dan Ashton langsung melesat pergi begitu aja.

Dan di sini lah gue bersama Calum sekarang, untuk melanjutkan obroloan yang rasanya terlalu personal kalau harus dibahas di depan rumah gue. Belum lagi, refleks-refleks emosi Calum yang mungkin akan membuat orang bertanya-tanya.

Mendengar pertanyaan Calum, gue spontan mengeluarkan tawa sarkastik. "Where were you?"

Calum terdiam. Matanya yang tadi diisi kemarahan, kini berpaling dari wajah gue.

"Jawab, Cal. Kamu kemana?" gue menurunkan nada bicara gue. Hal ini gue lakukan dengan tujuan mendikte Calum, so he would stop screaming at my face.

"A-Aku ke rumah Zayn. Nge-band di sana sama Michael." Balasan Calum terdengar hambar di telinga gue. Mungkin karena sebelumnya, gue habis dibohongin.

"Dua jam lebih, Cal," jari tengah dan jari telunjuk gue terangkat, membentuk nominal dua. "Dua jam lebih aku nungguin kamu."

"Does that mean you can allow him to drive you home? You suddenly forgotten how to use all of these platforms?" nada suara Calum kembali naik. Cowok itu bahkan sempat menunjukkan layar ponselnya dan menggeser aplikasi-aplikasi transportasi online.

Jujur aja, jawaban Calum bikin gue nggak ngerti maunya dia apa. Gue juga nggak tahu gimana caranya supaya intonasi suara dia turun saat kita berargumen.

"Why are you always making everything seem like it's my fault?" gue membalas. "Aku capek, Cal."

Nggak terbendung lagi, air mata gue akhirnya jatuh. Setiap ada tetesan air mata yang jatuh, gue selalu buru-buru menghapusnya karena gue takut Calum berpikir kalau gue menangis cuma buat bikin dia merasa kasihan.

Dia pikir, gue mau jadi orang cengeng? Enggak. Gue juga pengen tahu gimana rasanya bisa menahan emosi tanpa harus menangis.

"Aku minta maaf karena aku udah nangis. Aku minta maaf karena aku pulang sama Ashton. Aku cuma pengen pulang, Cal. I was scared, I was anxious, and you weren't there," gue mengusap air mata gue lagi. "And I'm sorry that I cried, I'm sorry that you don't know how it feels like when the person you love doesn't even allow you to validate your feelings."

End of The Road | cth - VERY SLOW UPDATEWhere stories live. Discover now